
moms-life
Fase Luteal Dalam Siklus Menstruasi Dapat yang Pengaruhi Kesuburan, Bunda Perlu Paham
HaiBunda
Selasa, 29 Nov 2022 21:10 WIB

Fase luteal adalah salah satu tahap dari siklus menstruasi Bunda, sebagaimana dikutip dari WebMD. Itu terjadi setelah ovulasi (ketika indung telur melepaskan sel telur) dan sebelum haid dimulai. Selama waktu ini, lapisan rahim biasanya menebal untuk mempersiapkan kemungkinan kehamilan.
Jika Bunda memiliki gangguan fase luteal, lapisan tersebut tidak tumbuh dengan baik setiap bulan. Hal ini mungkin bisa membuat Bunda sulit hamil. Untuk itu, penting memahami fase luteal, terutama bila Bunda sedang menjalankan program hamil.
Meski masih diperdebatkan mengenai fase luteal sebagai penyebab langsung ketidaksuburan namun tetap penting menjadi perhatian. Yuk kita bahas mengenai fase luteal adalah bagian dari siklus menstruasi yang jarang diperhatikan para wanita.Â
Cara menghitung fase luteal
Dilansir dari Healthline, fase luteal adalah paruh kedua dari siklus menstruasi Bunda. Setelah folikel melepaskan sel telurnya, sel telur bergerak ke tuba falopi, di mana ia dapat bersentuhan dengan sperma dan dibuahi.Â
Folikel itu sendiri kemudian berubah. Kantung kosong menutup berubah menjadi kuning, dan membuat struktur baru yang disebut korpus luteum.
Korpus luteum melepaskan progesteron dan beberapa estrogen. Progesteron mengentalkan lapisan rahim Bunda sehingga sel telur yang telah dibuahi dapat ditanamkan.Â
Pembuluh darah tumbuh di dalam lapisan. Pembuluh ini akan memasok oksigen dan nutrisi ke embrio yang sedang berkembang.
Jika Bunda hamil, tubuh  juga akan mulai memproduksi human gonadotropin (hCG). Hormon ini memelihara korpus luteum.
HCG memungkinkan korpus luteum untuk terus memproduksi progesteron hingga sekitar minggu ke-10 kehamilan. Kemudian plasenta mengambil alih produksi progesteron.
Tingkat progesteron meningkat selama kehamilan. Jika Bunda tidak hamil selama fase ini, korpus luteum akan menyusut dan mati menjadi jaringan parut kecil.Â
Tingkat progesteron Bunda akan turun. Lapisan rahim akan luruh selama menstruasi kemudian seluruh siklus akan berulang.
Fase luteal mencakup beberapa peristiwa penting yang mempersiapkan tubuh untuk kehamilan. Fase ini bisa lebih panjang atau pendek dari biasanya jika mengalami gangguan.
Gangguan pada fase luteal
Fase luteal biasanya berlangsung sekitar 12 hingga 14 hari. Selama waktu ini, indung telur membuat hormon yang disebut progesteron. Ini memberitahu lapisan rahim untuk tumbuh.
Saat hamil, bayi yang sedang berkembang menempel pada lapisan menebal ini. Gangguan fase luteal bisa terjadi jika ovarium tidak melepaskan cukup progesteron atau tak merespon hormon tersebut.
Gangguan fase luteal bisa panjang atau pendek. Fase luteal yang singkat (kurang dari 1-0 hari) tidak memberikan kesempatan pada lapisan rahim untuk tumbuh dan berkembang dalam menopang bayi yang sedang tumbuh.Â
Akibatnya, Bunda bisa lebih sulit untuk hamil atau mungkin butuh waktu lebih lama jika mau punya anak. Sementara fase luteal yang panjang mungkin disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon seperti polycystic ovary syndrome (PCOS).
Lantas, apa penyebab terjadinya gangguan ini dan bagaimana cara mengatasinya? Cari tahu jawabannya di halaman selanjutnya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
PENYEBAB HINGGA CARA MENGOBATI GANGGUAN FASE LUTEAL
Foto: Getty Images/iStockphoto
Penyebab gangguan pada fase luteal
- Anoreksia
- Endometriosis
- Olahraga yang ekstrim
- Hiperprolaktinemia (terlalu banyak hormon untuk memproduksi ASI)
- Kegemukan
- PCOS
- Gangguan tiroid
![]() |
Gejala gangguan fase luteal
Ketika memiliki gangguan fase luteal, mungkin mengalami beberapa hal berikut:
- Periode yang lebih sering
- Keguguran
- Kesulitan hamil
- Sering flek antar waktu menstruasi
Mungkin sulit bagi dokter untuk menentukan gangguan fase luteal sebagai sumber masalah Bunda. Tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosisnya.
Bunda mungkin disarankan melakukan tes darah yang dapat membantu mengetahui apa yang terjadi. Ultrasonografi panggul juga dapat membantu dokter mengukur ketebalan lapisan rahim..
Perlu diingat bahwa setiap wanita dapat mengalami perubahan fase luteal dari waktu ke waktu.
Cara mengatasi gangguan fase luteal
Ini tergantung pada kesehatan Bunda secara keseluruhan dan apakah sedang mencoba untuk hamil atau tidak? Jika tidak ingin hamil, mungkin tak memerlukan perawatan apa pun.
Berbeda jika Bunda sedang mencoba untuk memiliki bayi. Dokter mungkin menyarankan obat-obatan seperti:
Clomiphene citrate (Clomid): Ini memicu ovarium untuk membuat lebih banyak folikel yang melepaskan sel telur.
Human chorionic gonadotropin (hCG): Ini dapat membantu memulai ovulasi dan menghasilkan lebih banyak progesteron.
Suntikan progesteron, pil, atau supositoria: Mereka dapat digunakan setelah ovulasi untuk membantu lapisan rahim tumbuh.
Bicaralah dengan dokter tentang semua pilihan pengobatannya. Studi belum membuktikan bahwa mengobati gangguan fase luteal meningkatkan kemungkinan keberhasilan kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan teknik reproduksi.
Progesteron dapat membantu beberapa wanita mendapatkan perawatan kesuburan. Namun tidak ada bukti bahwa meminumnya setelah hamil akan mencegah keguguran.
Jadi, saat ada masalah kesuburan, segera datang ke dokter Bunda. Ada kemungkinan terjadi gangguan pada fase luteal.Â
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
15 Minuman yang Bagus untuk Kesehatan dan Kecerdasan Otak, Mudah Dibuat Bun!

Mom's Life
12 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun, Waspadai Bisa Terkena Penyakit Berbahaya

Mom's Life
8 Penyebab Perut Sakit Setelah Berhubungan Seks dan Cara Mengatasinya

Mom's Life
Penting Diketahui, Ini 5 Tips Mengantisipasi Perubahan Tubuh di Masa Menopause

Mom's Life
10 Manfaat Cocor Bebek untuk Kesehatan, Atasi Keputihan hingga Cegah Uban

Mom's Life
Bunda Wajib Tahu! Seperti Ini Lho Haid yang Normal
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda