
moms-life
Mengenal Impostor Syndrome: Penyebab hingga Cara Mengatasinya
HaiBunda
Minggu, 08 Jan 2023 21:20 WIB

Jika cenderung meragukan keterampilan atau kemampuan dan prestasi yang Bunda miliki, terlepas dari pendapat orang lain, mungkin Bunda mengalami impostor syndrome.
Orang-orang yang berjuang dengan impostor syndrome percaya bahwa mereka tidak layak atas pencapaian dan penghargaan tinggi yang mereka miliki.
Mereka merasa bahwa mereka tidak sekompeten atau secerdas yang mungkin dipikirkan oleh orang lain dan dengan segera, orang lain akan menemukan kebenaran tentang mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang memiliki sindrom ini seringkali ditemukan sebagai orang dengan prestasi yang tinggi, memegang jabatan yang tinggi, atau mungkin memiliki banyak gelar akademis.
Apa itu Impostor Syndrome?
Impostor syndrome mungkin terasa seperti kegelisahan dan kegugupan, dan dapat memicu pembicaraan diri yang negatif. Gejala kecemasan dan depresi ini sering disebut sebagai impostor syndrome.
Impostor syndrome bukanlah penyakit mental yang dapat didiagnosis. Sebaliknya, istilah ini biasanya diterapkan secara sempit pada kecerdasan dan prestasi, meski juga memiliki kaitan dengan perfeksionisme dan konteks sosial.
Melansir dari laman Psychology Today, alih-alih mengakui kemampuan mereka serta upayanya, mereka sering mengaitkan pencapaian mereka dengan penyebab eksternal atau sementara, seperti keberuntungan, waktu yang tepat, atau upaya yang tidak dapat mereka keluarkan secara konsisten.
Penyebab Impostor Syndrome
Melansir dari laman Verywell mind, dalam studi paling awal, para peneliti menemukan bahwa impostor syndrome dikaitkan dengan faktor-faktor termasuk dinamika keluarga awal dan stereotip gender.
Penelitian selanjutnya menunjukkan, bagaimanapun, bahwa fenomena tersebut terjadi pada orang-orang dari semua latar belakang, usia, dan jenis kelamin.
1. Asuhan keluarga
Penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan dan dinamika keluarga dapat memainkan peran penting dalam sindrom yang satu ini, Bunda. Secara khusus, gaya pengasuhan yang ditandai dengan sikap posesif atau terlalu protektif dapat berkontribusi pada perkembangan impostor syndrome pada anak-anak.
Sementara itu, studi juga menunjukkan bahwa orang yang berasal dari keluarga yang mengalami konflik tingkat tinggi dengan jumlah dukungan yang rendah kemungkinan lebih rentan mengalami sindrom ini.
2. Peluang kerja atau sekolah baru
Memasuki peran baru bisa memicu impostor syndrome. Misalnya, memulai kuliah mungkin membuat Bunda merasa seolah-olah tidak pantas dan tidak mampu. Bunda juga bisa mengalami perasaan yang sama saat memulai posisi baru di tempat kerja.
Impostor syndrome tampaknya lebih umum terjadi ketika orang sedang mengalami transisi dan mencoba hal-hal baru. Tekanan untuk mencapai prestasi dan sukses, dikombinasikan dengan kurangnya pengalaman, juga dapat memicu perasaan tidak mampu dalam peran dan lingkungan baru ini.
3. Kepribadian
Ciri-ciri kepribadian tertentu juga bisa dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami sindrom yang satu ini. berikut adalah beberapa sifat atau karakteristik yang mungkin berperan sebagai pemicu impostor syndrome.
- Self-efficacy rendah: Self-efficacy mengacu pada keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk berhasil dalam situasi tertentu.
- Perfeksionis: Perfeksionis memainkan peran penting dalam impostor syndrome. Mungkin Bunda berpikir bahwa ada naskah yang sempurna untuk percakapan dan Bunda tidak dapat mengatakan hal yang salah. Mungkin Bunda juga mengalami kesulitan dalam meminta bantuan dari orang lain dan menunda-nunda karena standar tinggi diri sendiri.
- Neurotisme: Neurotisme adalah salah satu dari lima dimensi kepribadian besar yang terkait dengan tingkat kecemasan, ketidakamanan, ketegangan, dan rasa bersalah yang tinggi.
4. Kecemasan sosial
Impostor syndrome dan kecemasan sosial mungkin tumpang tindih. Seseorang dengan gangguan kecemasan sosial mungkin merasa seolah-olah tidak termasuk dalam situasi sosial atau kinerja, misalnya.
Meski gejala kecemasan sosial dapat memicu sindrom ini, bukan berarti setiap orang yang mengalami sindrom ini memiliki kecemasan sosial atau sebaliknya.
Orang tanpa kecemasan sosial juga bisa merasakan kurangnya kepercayaan diri dan kompetensi. Sindrom ini juga sering menyebabkan orang yang biasanya tidak cemas mengalami rasa cemas ketika mereka berada di dalam situasi di mana mereka merasa tidak mampu.
Cara Mengatasi Impostor Syndrome
Untuk melewati sindrom ini, Bunda perlu merasa nyaman dalam menghadapi beberapa keyakinan yang tertanam dalam diri Bunda. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasi impostor syndrome.
1. Membagikan perasaan Bunda
Bicaralah dengan orang lain tentang perasaan Bunda. Keyakinan irasional cenderung membusuk ketika disembunyikan dan tidak dibicarakan.
2. Fokus pada orang lain
Meski ini terasa berlawanan dengan intuisi, cobalah untuk membantu orang lain dalam situasi yang sama dengan Bunda. Jika melihat seseorang yang tampak canggung atau sendirian, ajukan pertanyaan untuk mengajak mereka masuk ke komunitas.
Saat melatih keterampilan Bunda, Bunda akan membangun kepercayaan pada kemampuan Bunda sendiri.
3. Nilai kemampuan diri sendiri
Jika memiliki keyakinan lama tentang ketidakmampuan Bunda dalam situasi sosial dan kinerja, buatlah penilaian yang realistis atas kemampuan Bunda. Tuliskan pencapaian Bunda dan apa yang Bunda sukai, lalu, bandingkan dengan penilaian diri Bunda.
4. Ambil langkah kecil
Hindari fokus melakukan sesuatu dengan sempurna, tetapi lakukan sesuatu dengan cukup baik dan berikan self-reward karena mengambil tindakan tersebut.
5. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Setiap kali membandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam situasi tertentu, Bunda akan menemukan kesalahan pada diri sendiri yang memicu perasaan tidak cukup baik atau tidak memiliki kemampuan.
Fokuslah untuk mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Jadilah benar-benar tertarik untuk belajar lebih banyak.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda pahami tentang impostor syndrome. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga video 6 ciri Bunda punya luka inner child yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
(asa)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Trauma Orang Tua Bisa Turun ke Anak, Pahami dan Cegah Itu Terjadi yuk Bun!

Mom's Life
Kenali Ciri-ciri Si Drama Queen, Hmm Siapa yang Begini?

Mom's Life
Hati-hati, Bun! Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Procrastination, Kebiasaan Suka Menunda-nunda

Mom's Life
Apakah Bunda Termasuk People Pleaser? Pahami Arti dan Cirinya di Sini

Mom's Life
Silent Treatment adalah Kegagalan Berkomunikasi, Diam Tak Selalu Emas Bun!
