Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah WNI Kerja Kantoran di Malaysia, Kisaran Gaji Awalnya Nyaris 2 Digit Bun

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 13 Jan 2023 22:50 WIB

Ilustrasi lowongan kerja atau pekerjaan
Kisah WNI Kerja Kantoran di Malaysia, Kisaran Gaji Awalnya Tinggi Bun/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan

Pengalaman bekerja seseorang di negara asing selalu menarik disimak. Kali ini, kita membahas pengalaman seorang WNI bernama Mutiara yang bekerja di Malaysia.

Muti, sapaan akrabnya, merupakan lulusan kampus di Malaysia. Selama tiga tahun menuntut ilmu, ia kemudian ikut program magang dan bekerja di salah satu kantor di negara tersebut.

Bicara soal bekerja dan berapa gaji di sana, Muti mengatakan bahwa Malaysia cukup bagus dalam penetapan upah bagi pekerja awal. Katanya, UMR yang diperoleh bisa mencapai Rp9 juta.

"Ini yang gua baru ngerti. Kalau kisaran gaji di awal di Malaysia itu bagus. Maksudnya UMR mereka bagus dibanding Indonesia, sekarang minimal RM 2700 (Rp9,1 juta)," ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Selly Gouw. HaiBunda sudah mengontak Muti dan diizinkan menulis kisahnya.

Gaji di angka tersebut juga dianggap sudah tinggi ya, Bunda. Namun, sebetulnya pekerja bisa mendapat angka lebih tinggi jika memiliki latar belakang yang lebih baik dan mau melakukan negosiasi pada saat direkrut.

"Dan kalau misalnya lu lebih credible dan bisa berani nego, lu bisa banget seenggaknya dapat minimal Rp10 juta sebulan, RM 3000. Itu bisa banget," katanya.

Akan tetapi, Muti juga mengingatkan bahwa Malaysia tak begitu baik untuk menaikkan gaji atau UMR pekerja. Bahkan, sebelumnya pernah disentil oleh media asing karena dinilai pelit.

"Nah tapi Malaysia itu baru-baru ini banyak dapat kecaman ya dari banyak media luar, bilang kalau tingkat kenaikan gaji itu paling pelit di Asia Tenggara."

"Dibanding Indonesia juga itu paling pelit," ujarnya.

Di Malaysia, kenaikan gaji para pekerja hanya berkisar antara 3 hingga 10 persen saja dalam satu tahun. "Kayak rata-rata setahun cuma 3-10 persen gitu."

Selain itu, Muti juga memberi pesan pada orang-orang yang berencana meniti karier di Malaysia. Katanya, perlu untuk melihat kisaran gaji yang sebetulnya agar bisa dibayar sepantasnya.

"Kalau kerja di Malaysia, pastikan lu harus cek juga pekerjaan lu itu kisaran gajinya berapa, supaya lu tuh bisa dibayar sepantasnya," tuturnya.

Selain Muti, pasangan dari Indonesia di Jerman juga soal pekerjaan di sana nih, Bunda. Simak selengkapnya di halaman berikut, ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. 

Simak juga 4 kebiasaan yang menghambat produktivitas kerja di kantor dalam video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

PEKERJAAN PALING DICARI DI JERMAN

Young Asian business woman receiving salary or bonus money from boss or manager at office happily.

Ilustrasi gaji/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Domepitipat

Sementara itu pasangan asal Indonesia yang menetap di Jerman mengungkap salah satu pekerjaan bergaji cukup fantastis di sana.Tak hanya bergaji besar, wanita RI yang dipanggil Mommy Tarigan, lewat vlog-nya, menyebut bahwa pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang paling banyak dicari di Jerman, Bunda.

Pekerjaan apa itu? Pekerjaan tersebut bergerak di bidang informasi dan teknologi yaitu software engineer, Bunda. Apa sih software engineer itu dan kenapa bisa bergaji besar?

"Software engineer adalah orang-orang yang mendesain dan mengimplementasikan software-software komputer. Kalau dengar itu kebayangnya orang-orangnya kurang gaul atau pakai kacamata gitu ya. Tapi ternyata enggak semuanya," ujarnya, dilansir kanal YouTube Mommy Tarigan & Family.

Banner pubertas dini

Mommy Tarigan pun menghadirkan narasumber di vlog-nya itu, menjelaskan tentang profesi tersebut yakni sang suami yang sehari-hari bekerja di bidang tersebut. Lantas, kenapa software engineer itu banyak dicari di Jerman?

Sang suami pun menjawab bahwa kini, semakin banyak perusahaan yang mendigitalkan sistem informasi mereka. Perusahaan tentunya banyak sekali sistem informasi, sistem kepegawaian, sistem keuangan, dan juga untuk berurusan langsung dengan konsumen, Bunda.

Apakah orang di Indonesia bisa apply posisi tersebut di Jerman? Jawabannya, bisa saja, Bunda.

"Juga tidak usah jauh-jauh, kita sendiri sebagai konsumen menggunakan banyak aplikasi online untuk misalnya belanja, tracking barang yang dikirimkan kepada kita. Jadi semakin banyak software engineer yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut," kata sang suami menjelaskan.

"Bahkan saya punya teman yang direkrut langsung dari Indonesia untuk bekerja di sini. Tetapi posisi ini biasanya untuk keahlian yang susah dicari kandidatnya di Jerman," ungkapnya.

Jadi perusahaan itu harus mencari kandidat dari luar Jerman. Kalau memang perusahaan mau untuk mendukung visanya, pastinya mereka akan bisa mendukung pekerja asing untuk bekerja di sini.

Teruskan membaca di halaman berikut ya, Bunda.

GAJI SOFTWARE ENGINEER

Ilustrasi software engineer

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/oatawa

Soal gaji, suami Mommy Tarigan pun menyarankan bahwa kita bisa mengecek website yang menyediakan data gaji rata-rata. Website-nya antara lain di LinkedIn, Glassdoor, atau Payscale, Bunda. Berbagai ragam informasi gaji dan kualifikasi bisa diperoleh di sana.

Berdasarkan LinkedIn, gaji rata-rata untuk posisi software engineer di Jerman adalah 54 ribu Euro (Rp901 juta) per tahun tapi range juga lumayan besar. Dari 40 ribu sampai 71 ribu Euro (Rp667 juta - Rp1,1 miliar).

Nah, yang menentukan besarnya gaji biasanya tergantung dari perusahaan itu berada di kota mana dan juga kualifikasi yang dibutuhkan untuk posisi tersebut.

"Misalnya saja Berlin dan Munich. Biaya hidup di Munich itu jauh lebih tinggi dibandingkan di Berlin, jadi gajinya disesuaikan juga. Berdasarkan website LinkedIn, misalnya untuk di Berlin range-nya adalah dari 41 ribu Euro sampai 70 ribu Euro per tahun. Sedangkan di Munchen itu dari 44 ribu sampai 76 ribu Euro (Rp734 juta - Rp1,2 M) setahun," katanya.

Bagaimana dengan satu kota yang sama tapi perusahaan yang berbeda? Suami Mommy Tarigan menjelaskan berbeda perusahaan juga bisa berbeda pula gajinya secara signifikan, Bunda.

Misalnya di Google berdasarkan data di LinkedIn, gaji setahun adalah 76.500 Euro (Rp1,2 M), sementara di Intel 69 ribu Euro (Rp1,1 M) per tahun.

"Dan gaji yang saya kasih tahu ini adalah basic salary. Seringkali perusahaan memberikan kompensasi tambahan seperti saham atau bonus uang. Sehingga membuat total kompensasinya menjadi lebih menarik," ungkap.

"Dengar-dengar nih, katanya gaji software engineer di Jerman bisa sampai 230 ribu Euro setahun atau sekitar Rp4 miliar. Benar enggak ya bisa sampai segitu gajinya?" tanya Mommy Tarigan.

Sang suami pun menyebut bahwa jawabannya pasti bisa, gaji software engineer di Jerman bisa mencapai Rp4 miliar per tahun, Bunda. Namun, kembali lagi ke perusahaan-perusahaan yang besar atau multinasional yang membrkan kompensasi tambahan selain gaji pokok.

"Misalnya dalam bentuk saham atau uang. Dan kompensasi tambahan ini bisa besarnya signifikan, Bunda. Terutama, kepada orang-orang yang sudah berpengalaman atau memiliki keahlian khusus," ucapnya.

Benefit

Suami Mommy Tariga juga mengungkap, gaji bruto software engineer di Jerman yang cukup besar itu masih akan dipotong dengan iuran pensiun, pajak, asuransi kesehatan, dan lain-lain, Bunda.

Nah, besaran potongannya ini bisa bervariasi dari 14 persen hingga 45 persen. Ini tergantung dari besarnya gaji, status menikah, dan juga punya anak atau enggak.

Mommy Tarigan menambahkan meski potongannya besar dan berasa, tapi manfaat yang didapatkan ketika bekerja di Jerman juga besar.

"Di sana lingkungan bersih teratur, pendidikan juga gratis buat anak-anak dari TK sampai kuliah dan kalau sakit kita enggak perlu pusing lagi mikir karena sudah dibayar sama asuransi kesehatan," tuturnya.

"Bahkan untuk melahirkan dan juga imunisasi anak juga semuanya ditanggung sama asuransi," lanjutnya.

Kalau berbicara tentang asuransi kesehatan, menurut sang suami, asuransi kesehatan di Jerman lebih baik dibandingkan dengan teman-temannya yang bekerja di Amerika. Kenapa? Karena di sana mereka juga tetap membayar asuransi dalam jumlah yang signifikan tetap ketika misalnya mereka sakit, tetap harus menggunakan sebagian uang pribadi, Bunda.

"Misalnya 80 persen ditanggung oleh asuransi, 20 persen dibayar sendiri," kata sang suami.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda