moms-life
Pola Tidur Berubah saat Puasa? Ini Dampak dan Cara Mengatasinya Bun
Minggu, 19 Mar 2023 22:00 WIB
Tak dapat dipungkiri, hampir semua orang mengalami pola tidur berubah saat puasa, termasuk Bunda. Jika tidak diatasi dengan cara yang tepat, hal itu bisa meningkatkan risiko kondisi medis, seperti penyakit jantung dan diabetes.
Di bulan puasa, seluruh umat Islam di seluruh dunia pastinya berlomba-lomba melakukan kegiatan positif. Pasalnya, mereka yang melakukan kebaikan di bulan Ramadan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Tentunya Bunda juga tak ingin melewatkan kesempatan itu, bukan? Satu hal penting yang perlu dimiliki oleh setiap orang untuk menjalani ibadah tersebut adalah kesehatan. Meski menahan lapar dan haus di bulan puasa, Bunda juga perlu menjaga tubuh tetap fit.
Ketika puasa, jadwal tidur Bunda akan berubah. Hal ini bisa membuat Bunda kurang mendapatkan kualitas tidur baik, yang pada akhirnya meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, hingga obesitas.
Dampak pola tidur berubah saat puasa
Meski terdengar sepele, kurang tidur ternyata bisa memicu dampak buruk bagi tubuh. Bukan cuma kesehatan secara fisik, tetapi juga mental, Bunda. Lantas, apa saja dampak yang ditimbulkan dari kurangnya kualitas tidur yang baik? Simak berikut ini, ya.
1. Penyakit diabetes
Tanpa disadari, ternyata kurang tidur bisa menyebabkan penyakit diabetes melitus tipe-2, lho, Bunda. Dr. Reinita Arlin, dokter medis dan pembawa acara, menjelaskan bahwa pada saat tidur pembuluh darah berfungsi untuk me-reset ulang tubuh setiap orang.
Akan tetapi, fungsinya tersebut tidak akan berjalan dengan baik kalau misalnya Bunda tidak memiliki tidur yang berkualitas dan sesuai pada jamnya.
“Diabetes melitus tipe-2 itu adalah penyakit gula yang memang bisa dibilang karena lifestyle kita yang keseringan makan tinggi kalori dan gula,” ujar Arlin, dalam acara Zinus Media Gathering.
Pada saat malam hari ada dua hormon yang bekerja pada tubuh Bunda, yakni ghrelin dan leptin. Ghrelin adalah hormon yang meningkatkan rasa lapar, sementara leptin adalah menurunkan nafsu makan.
“Kalau hormon itu bekerja saat kita tidur, enggak apa-apa. Tapi saat kita bangun, itulah godaan (lapar) mulai ada. Biasanya laparnya itu melebihi pada saat siang hari. Nah, pada saat itu terkadang orang cenderung makan makanan tinggi kalori dan gula,” jelasnya.
Jika kebiasaan itu dilakukan secara terus-menerus, dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit diabetes melitus tipe-2, Bunda.
2. Meningkatkan obesitas
Berhubungan dengan obesitas, meningkatkan rasa lapar di malam hari bisa membuat Bunda makan dengan porsi yang lebih banyak dibandingkan di siang hari ini. Hal inilah yang membuat berat badan Bunda mudah bertambah.
3. Lebih sensitif
Jika kurang tidur, Bunda merasa mudah marah? Tentu saja, ini bisa terjadi karena kurang tidur dapat merusak fungsi amigdala, organ di dalam otak yang berfungsi mengatur emosi seseorang.
“Kurangnya kualitas tidur dapat menyebabkan amigdala itu over reaksi yang mengakibatkan kita mudah emosi,” tutur Arlin.
4. Kurang fokus
Tidak mendapat kualitas tidur yang baik juga bisa mengganggu aktivitas Bunda sehari-hari. Salah satunya adalah kurang fokus atau sering lupa ketika mengerjakan tugas, sehingga menghambat produktivitas Bunda.
“Kurang tidur juga mengganggu fungsi sel otak, terutama bagian memori. Jadi, membuat kita mudah lupa atau enggak bisa fokus mengejarkan tugas,” ujar Arlin.
5 Cara mengatasi pola tidur berubah saat puasa
Jika kurang tidur, Bunda perlu melakukan sedikit perubahan agar bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik. Meski cukup sulit dilakukan secara konsisten, Bunda akan terbiasa dengan kebiasaan ini.
1. Memiliki cahaya yang redup saat tidur
Terdengar sepele, tetapi langkah yang satu ini juga dapat membantu Bunda lebih cepat tidur dan tentunya memberikan kualitas tidur yang baik, Bunda.
“Cahaya redup tuh ternyata ada penelitiannya, itu bisa meningkatkan kualitas tidur karena pada saat cahaya terang, tubuh kita akan mengikutinya jadi sulit untuk tidur,” jelasnya.
2. Suhu ruangan
Tahukah Bunda? Ternyata suhu ruangan juga menjadi penentu memiliki kualitas tidur yang baik, lho. Arlin merekomendasikan para Bunda untuk memiliki suhu ruangan yang normal, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
3. Jadwalkan waktu makan
Selama menjalani puasa, beberapa orang lebih memilih waktu makan malam setelah pulang salat tarawih. Padahal, pada waktu ini justru bisa membuat Bunda memiliki jadwal tidur yang berantakan, sehingga membuat Bunda kurang tidur.
Setiap orang perlu memiliki waktu tidur selama 7 sampai 9 jam. Arlin menyarankan saat puasa waktu tidur tersebut dimajukan lebih cepat karena umat Islam perlu bangun sebelum waktu Subuh untuk melaksanakan sahur.
“Waktu makan yang baik itu dua jam sebelum tidur. Jadi, kalau puasa lebih baik makan sebelum salat Isya. Saat puasa lebih baik juga memajukan waktu tidur agar mendapatkan kualitas yang bagus,” sarannya.
4. Hindari membawa gadget ke kamar
Kebiasaan yang sering dilakukan banyak orang adalah bermain gadget sebelum tidur. Hal ini justru menghambat mereka untuk istirahat, lho, Bunda.
“Sangat mengganggu irama sirkadian kita, sangat mengganggu level ngantuk kita,” tuturnya.
5. Pilih item yang nyaman untuk tidur
Tak banyak yang tahu, ternyata memilih item seperti bantal, guling, dan selimut yang nyaman untuk tidur juga bisa membantu Bunda mendapatkan waktu tidur yang berkualitas, lho. Memilih bantal yang nyaman dapat membantu Bunda menjaga otot relaksasi agar saat bangun tidur, tubuh tidak terasa sakit.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda tahu tentang pola tidur berubah saat puasa hingga bagaimana cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video 5 tips agar ibu menyusui tidak cepat lelah yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
(asa)