sign up SIGN UP search

moms-life

Hukum Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan Menurut Islam

Hasna Fadhilah   |   Haibunda Jumat, 24 Mar 2023 21:50 WIB
Black couple lying on bed together sex concept caption

Ketika memasuki bulan Ramadan, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, salah satunya aktivitas berhubungan seksual. 

Bagi pasangan suami istri, aktivitas berhubungan badan merupakan hal yang normal dilakukan, bahkan termasuk dalam ibadah. Namun di sisi lain, ketika memasuki bulan Ramadan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya hubungan seks suami dan istri. 

Lantas bagaimana pandangan hukum berhubungan suami istri di bulan Ramadan menurut Islam? Bunda dapat menyimak penjelasannya berikut ini. 


Hukum berhubungan suami istri di bulan Ramadan menurut islam

Dikutip dari detikcom, melakukan hubungan suami istri di bulan Ramadan dalam ajaran Islam dilarang untuk dilakukan pada siang hari sewaktu tengah berpuasa. Terdapat hukum dan ketentuan khusus yang mengatur mengenai perkara tersebut yang disebut sebagai kafarat. 

Jika sepasang suami istri secara sengaja melakukan hubungan intim pada siang hari di bulan Ramadan dan dalam keadaan keduanya sedang berpuasa dapat membatalkan puasanya dan mendapat dosa. Keduanya diwajibkan untuk membayarnya dengan denda yang sudah ditetapkan. 

Meskipun hubungan intim sah dilakukan oleh pasangan suami istri, namun adanya larangan ini sebenarnya menyangkut dengan esensi dari bulan Ramadan itu sendiri, bahwa umat muslim tidak hanya menahan lapar dan makan namun juga diharapkan mampu menjaga diri, salah satunya melawan hawa nafsu. 

Kapan waktu terbaik berhubungan intim saat puasa? 

Pada dasarnya, hubungan intim antara suami dan istri saat bulan Ramadan sah-sah saja dilakukan, namun harus dilakukan di waktu yang tepat. Waktu terbaik dan aman untuk melakukan hubungan suami istri yaitu mulai dari waktu setelah berbuka puasa hingga sebelum fajar subuh tiba. 

Dalam rentang waktu tersebut, hubungan intim suami istri boleh dilakukan karena tidak termasuk dalam waktu puasa. Ayah dan Bunda dapat memanfaatkan rentang waktu tersebut. 

Apabila sudah masuk waktu subuh, suami istri tidak boleh melakukan hubungan intim jika tidak ingin mendapatkan dosa dan membayar denda ya, Bunda. 

Hukum dan denda berhubungan seks suami istri di siang hari saat puasa Ramadan

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, suami istri yang dengan sengaja melakukan hubungan intim di siang hari saat bulan Ramadan akan membatalkan puasanya dan mendapatkan dosa. 

Berdasarkan kafarat atau hukum yang mengaturnya, cara mengganti puasa atau denda suami istri yang berhubungan intim pada siang hari di bulan Ramadan yaitu dengan berpuasa selama dua bulan terturut-turut.

Jika tidak mampu maka wajib untuk memberikan makanan pokok senilai 1 mud (0,6 kilogram atau ¾ liter beras) kepada 60 fakir miskin. 

Bunda, ketentuan kafarat tersebut berdasarkan dari sebuah hadist yang menyebutkan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lantas berkata, “Celakalah aku! Aku mencampuri istriku (siang hari) di bulan Ramadan. Beliau bersabda, “Merdekakanlah seorang hamba sahaya perempuan.” Dijawab oleh laki-laki itu, “Aku tidak mampu.” Beliau kembali bersabda, “Berpuasalah selama dua bulan berturut-turut.” Dijawab lagi oleh laki-laki itu, “Aku tak mampu.” Beliau kembali bersabda, “Berikanlah makanan kepada enam puluh orang miskin." (HR. Bukhari) 

Pantangan pasangan suami istri di bulan Ramadan

Bunda, ternyata tak hanya larangan berhubungan intim pada siang hari yang dilarang dilakukan oleh sepasang suami istri. Terdapat beberapa pantangan lain yang mesti Ayah dan Bunda perhatikan. di antaranya adalah:

1. Bermesraan hingga keluar air mani

Meskipun bermesraan tidak sampai melakukan hubungan intim, namun aktivitas ini juga dapat membatalkan puasa. Kategori bermesraan yang dimaksud dalam hal ini ialah berciuman, mandi bersama atau saling menyentuh kemaluan.

Pada intinya, Ayah dan Bunda wajib menjauhi segala kegiatan yang sengaja dilakukan yang merujuk pada nafsu seksual hingga mengeluarkan air mani. 

2. Bertengkar dan marah-marah 

Sesuai dengan arti dari puasa yaitu menahan diri dari lapar, haus dan hawa nafsu, maka pasangan suami dan istri diharapkan untuk tidak bertengkar satu sama lain saat bulan Ramadan. Karena menjaga emosi menjadi salah satu hal yang penting untuk dilakukan. 

Apabila terjadi masalah dan berpotensi menimbulkan perselisihan, utamakan komunikasi dua arah yang baik antara suami dan istri ya, Ayah dan Bunda. Langkah ini penting dilakukan untuk membangun komunikasi yang baik bagi suami istri yang sedang membina rumah tangga bersama. 

Itulah beberapa pantangan yang mesti dijauhi oleh pasangan suami istri karena dapat membatalkan puasa di bulan Ramadan. Hendaknya jadikan bulan penuh kemuliaan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak amal kebaikan dan ibadah. 

Pentingnya mandi Junub dalam islam

Apabila Ayah dan Bunda hendak melakukan hubungan intim di bulan Ramadan pada waktu yang telah ditentukan, sebaiknya juga memperhatikan bahwa setelah melakukan aktivitas tersebut diwajibkan untuk melakukan mandi junub.

Mandi junub atau mandi wajib dilakukan untuk membersihkan atau menyucikan diri dari hadas besar dengan cara meratakan air ke seluruh tubuh. 

Mandi junub biasa dilakukan tak hanya bagi sepasang suami istri yang telah melakukan hubungan intim tetapi berlaku juga ketika seseorang melakukan ejakulasi atau keluar air mani, wanita yang telah usai masa haidnya atau ketika darah nifas telah berhenti. 

Ketentuan mandi junub diatur oleh Allah dalam surat An-Nisa ayat 43 yang artinya: 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."

Tata cara dan batas mandi junub ketika puasa Ramadan

Berbeda dengan aktivitas mandi bisa, mandi junub memiliki tata cara dan batasan yang harus diperhatikan. Apabila Ayah dan Bunda hendak melakukan mandi junub ketika puasa Ramadan, diharapkan memperhatikan beberapa hal. Berikut ini aturan dan tata cara lengkap terkait mandi junub:

  1. Awali dengan membaca niat mandi wajib.
  2. Cuci atau basuh kedua tangan sebanyak tiga kali.
  3. Bersihkan kemaluan dan bagian tubuh lain yang dianggap kotor atau tersembunyi menggunakan tangan kiri. Misalnya saja seperti dubur, ketiak, pusar, hingga sela-sela jari kaki.
  4. Kembali cuci kedua tangan, cukup dengan bilasan air atau sabun.
  5. Lanjutkan dengan berwudu.
  6. Basuh rambut dan kepala dengan jari-jari basah yang sudah dicelup ke air.
  7. Guyur kepala sebanyak tiga kali.
  8. Siram tubuh secara merata dengan mengguyurnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Mulai dari bagian kanan terlebih dahulu.

Demikianlah penjelasan mengenai hukum berhubungan intim bagi pasangan suami istri di bulan Ramadan. Semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan Ayah dan Bunda ya. Namun lebih dari itu, mari manfaatkan waktu-waktu di bulan Ramadan untuk memperbanyak amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Bunda sedang hamil, program hamil, atau memiliki anak? Cerita ke Bubun di Aplikasi HaiBunda, yuk!