
moms-life
7 Cara Menghilangkan Trauma Masa Lalu yang Merusak Kualitas Hidup
HaiBunda
Sabtu, 15 Apr 2023 16:50 WIB

Banyak orang tak menyadari bahwa dirinya memiliki trauma yang mengubah pandangan dan dirinya secara keseluruhan. Lantas, bagaimana cara menghilangkan trauma? Hidup dengan trauma bukan sesuatu yang mudah dijalani, lho.
Trauma dapat didefinisikan sebagai respon emosional manusia terhadap peristiwa yang luar biasa mengancam baik secara fisik maupun emosional. Trauma masa lalu pada seseorang mungkin saja didapatkannya melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Ketika trauma pertama kali terjadi, seseorang mungkin merasakan adanya kejanggalan dalam diri, merasakan emosi alami yang mengikutinya, kemudian seakan hilang seolah tidak terjadi apa-apa. Namun tak disadari, perasaan tersebut menimbulkan efek jangka panjang.
Melansir dari Psychology Today, menangis dan marah seringkali dianggap sebuah respon negatif secara sosial. Inilah yang kemudian membuat kebanyakan orang menahan perasaan dan lukanya, membiarkannya menumpuk dan mengakibatkan trauma.
Trauma menghasilkan emosi negatif dan seolah menjebak pikiran dan tubuh seseorang untuk tinggal dalam peristiwa traumatis itu selamanya.
Respon trauma
Memahami insiden traumatis dan akibatnya itu memang hal yang sulit, Bunda. Melansir dari laman Verywell, sebuah tinjauan literatur tentang trauma mencatat bahwa sekitar 60% pria dan 51% wanita telah dilaporkan mengalami peristiwa traumatis dalam hidup mereka.
Reaksi terhadap trauma bisa bersifat akut dan jangka panjang. Peristiwa traumatis dapat menyebabkan gangguan atau penurunan kesejahteraan emosional, fisik, dan interpersonal. Dalam beberapa kasus, trauma bahkan bisa mengarah pada diagnosis gangguan stres pacatrauma (PTSD).
Ketika seseorang mengalami trauma, respon traumatisnya dapat mencakup:
- Kenangan yang mengganggu atau berulang atau pikiran yang menyusahkan
- Kilas balik
- Mimpi buruk atau kesulitan tidur
- Masalah memori
- Emosi tertekan yang terus-menerus, termasuk rasa takut, malu, marah, bersalah, atau malu
- Kecemasan atau depresi
- Merasa gelisah atau mudah terkejut
- Sifat lekas marah
- Isolasi diri
- Disosiasi, detasemen, atau depersonalisasi
- Menghindari pikiran atau pemicu yang terkait dengan peristiwa tersebut
Hal-Hal yang dapat menyebabkan trauma
Ada banyak hal yang dapat mengakibatkan trauma pada diri seseorang. Suatu peristiwa atau situasi dapat dianggap traumatis jika menyebabkan tekanan psikologis dan emosional yang menghambat fungsi sehari-hari
Berikut ini adalah beberapa contoh situasi dan peristiwa yang mungkin menimbulkan trauma pada seseorang dikutip dari Verywell:
- Peristiwa kematian mendadak atau kehilangan orang yang dicintai
- Perceraian atau akhir dari hubungan yang signifikan
- Pelecehan fisik, emosional, atau seksual
- Kecelakaan
- Penyerangan atau kekerasan lainnya
- Pertarungan atau paparan unsur perang
- Selamat dari bencana alam
- Stres kronis atau ekstrim
Perlu digarisbawahi ya Bunda, peristiwa traumatis tidak hanya pada daftar di atas. Apa yang menimbulkan respons trauma pada satu orang mungkin tidak menghasilkan respons trauma pada orang lain.
Setiap orang memiliki tingkat reaksi yang berbeda-beda dalam merespon sebuah peristiwa yang traumatis. Sebagian orang mungkin memiliki reaksi dengan jangka waktu lebih pendek dan bisa mengatasi traumanya sendiri seiring berjalannya waktu. Namun pada sebagian yang lain, trauma bisa bertahan sangat lama dan membutuhkan bantuan profesional untuk sembuh dari itu.
Cara menghilangkan trauma masa lalu
Trauma dapat mengganggu dan menghambat produktivitas seseorang, Bunda. Orang yang memiliki trauma dalam dirinya akan sering merasa marah, gelisah, hingga kesulitan tidur.
Setelah mengetahui fase-fase yang harus dilakukan untuk menyembuhkan trauma, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan trauma dirangkum dari WebMD.
1. Bersosialisasi
Temui teman dan keluarga. Jika mereka memiliki pengalaman yang sama, bicarakan dengan mereka. Cobalah untuk mengobrol sesegera mungkin setelah mengalami peristiwa traumatis.
Bunda juga bisa mulai untuk keluar dan berolahraga. Para ahli juga mengatakan bahwa bergerak adalah salah satu cara paling efektif untuk menangani efek samping dari peristiwa traumatis. Bernapas dalam-dalam, peregangan lembut, dan berjalan adalah pilihan yang baik.
2. Hadapi
Mengabaikan atau melupakan peristiwa traumatis seringkali dianggap cara yang tepat untuk mengatasi trauma. Padahal, unsur utama dalam pemulihan adalah belajar untuk berdamai dengan ingatan dan hal-hal yang memicu trauma tanpa berusaha menghindarinya.
Menghadapi perasaan secara langsung itu penting untuk dapat menjaganya dengan cara yang membantu Bunda bergerak maju.
3. Cari bantuan profesional
Stres yang menyertai peristiwa traumatis bisa melumpuhkan dan menghambat produktivitas dan seluruh aspek kehidupan. Depresi mungkin terjadi. Jika Bunda merasa respon trauma yang Bunda rasakan telah mengganggu kehidupan sosial dan produktivitas, segera cari bantuan professional seperti psikolog dan psikiater.
4. Dengarkan sinyal tubuh
Tubuh dan pikiran akan memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk menyembuhkan dirinya. Makanlah, makanan yang sehat. Beristirahatlah saat mendapat kesempatan. Lakukan hal-hal yang membuat bahagia. Mandi air hangat. Tidur dan bekerja dengan jadwal yang teratur. Membaca ulang buku favorit yang telah lama selesai dibaca. Lakukan sesuatu dengan teman. Jalan-jalan santai. Menonton pertandingan bola. Pergi ke pertunjukan.
Apa pun yang membuat Bunda merasa baik, lakukanlah. Luangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri.
5. Mulai benahi hal-Hal Kecil
Luangkanlah waktu untuk menyelesaikan konflik kecil dalam hidup agar tidak menumpuk dan menambah stres. Jika Bunda memiliki tugas yang besar, pecahkan menjadi tugas-tugas kecil, dan tetapkan skala prioritas. Mencentang yang ada di daftar secara berurutan akan membuat Bunda lebih fokus dan tertata.
6. Meditasi
Meditasi dapat membantu meredakan stress, Bunda. Menarik napas dalam-dalam dan berfokus pada hembusan napas dapat membantu menenangkan pikiran dan membuat rileks.
Fokuskan perhatian pada pernapasan atau bagian tubuh  saat bermeditasi. Itu bisa membuat otak tidak memikirkan hal yang membuat stress.
7. Rayakan hidup
Seseorang dengan trauma biasanya meyakini diri tidak pantas menerima kebahagiaan di dunia. Penting untuk disadari bahwa tidak apa-apa untuk merasakan kegembiraan, merayakan kesuksesan, dan bersenang-senang dalam kehangatan keluarga dan teman bahkan setelah peristiwa traumatis. Itu semua adalah bagian dari jalan menuju pemulihan.
Kapan harus mencari bantuan profesional untuk mengatasi trauma?
Peristiwa yang traumatis memang sangat menyakitkan dan membuat seseorang seperti kehilangan dirinya sendiri. Seseorang dengan trauma seperti terkunci dalam ruangan yang gelap dan pengap, akan sangat sulit membayangkan jalan keluar atau melihat cahaya pada masa-masa terpuruk seperti ini.
Mendapatkan bantuan profesional seperti psikolog dan psikiater akan membuatnya lebih baik. Mereka akan menyediakan lingkungan yang aman, menjaga rahasia, dan terbuka bagi pasiennya untuk mulai berdiskusi dan memulai penyembuhan.
Jika Bunda sedang mengalami trauma dan merasakan beberapa hal di bawah ini, jangan ragu untuk segera mencari bantuan professional ya, Bunda. hal-hal itu meliputi:
- Kilas balik atau perasaan seolah-olah sedang mengalami kembali peristiwa traumatis tersebut
- Terus-menerus merasa gelisah atau gelisah
- Sulit tidur atau mengalami mimpi buruk
- Kesulitan mempertahankan hubungan
- Berjuang untuk tetap berfungsi di rumah, kantor, atau sekolah
- Masalah dengan fokus atau konsentrasi
- Rasa bersalah, malu, atau menyalahkan diri sendiri
- Perasaan putus asa, isolasi, depresi, dan kecemasan
- Penggunaan narkoba atau alkohol yang meningkat atau bermasalah
- Pikiran bunuh diri
Untuk membantu penyembuhan trauma, seorang terapis mungkin akan melakukan:
- Terapi perilaku kognitif (CBT)
- Terapi pemrosesan kognitif (CPT)
- Desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata (EMDR)
- Terapi pemaparan yang lama
Tinjauan tentang perawatan trauma mendukung efektivitas intervensi dalam meningkatkan fungsi produktivitas pasiennya. Mendapatkan keterampilan untuk mengatasi tekanan, pikiran dan perasaan yang berhubungan dengan trauma adalah tujuan dalam terapi.
Pasien dapat bekerja sama untuk menentukan pendekatan terbaik untuk memulai perjalanan penyembuhannya sendiri. Dalam beberapa kasus, terapis dapat merekomendasikan konsultasi dengan psikiater untuk menentukan apakah pengobatan dapat membantu meringankan gejala trauma.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fia/fia)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
5 Cara Menghilangkan Trauma Usai Perceraian, Saatnya Fokus Pada Diri Sendiri

Mom's Life
Healing Bukan Soal Liburan, Ini Lho Bun Trauma Healing yang Sesungguhnya

Mom's Life
Mengenal Trauma Mental: Jenis, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Mom's Life
Duh, Ahli Sebut Trauma Pasca Pandemi Lebih Bahaya dari Perang Dunia II Bun

Mom's Life
Anniversary Mommies Daily ke-10 Ajak Bunda Lebih Peduli Kesehatan Mental


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Zhao Lusi Bintang Hidden Love Sebelum Jatuh Sakit hingga Pakai Kursi Roda dan Akui Alami Depresi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda