Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Tragis Mary Queen of Scots, Jadi Ratu di Usia 6 Tahun & Dipenjara 19 Tahun

Annisa A   |   HaiBunda

Sabtu, 13 May 2023 19:01 WIB

Antique travel photographs of Scotland: Mary, Queen of Scots
Kisah Tragis Mary Queen of Scots, Jadi Ratu di Usia 6 Tahun & Dipenjara 19 Tahun / Foto: Getty Images/iStockphoto/Placebo365

Ratu Mary dari Skotlandia memiliki kisah hidup yang tragis. Hal itu bermula sejak ia menjadi ratu di usia 6 tahun, Bunda.

Mary Stuart lahir di Lothian Barat, 8 Desember 1542. Melansir dari Royal UK, ia merupakan cicit perempuan Henry VII dari Inggris dan menempati urutan berikutnya di takhta kerajaan, setelah anak-anak Henry VIII.

Bangsawan Skotlandia akhirnya memutuskan bahwa Mary yang masih muda harus menikah dengan putra Henry VIII, calon Raja Edward VI demi perdamaian Skotlandia dan Inggris.

Namun tak lama setelah perjanjian itu diatur, umat Katolik yang menentang rencana tersebut membawa Mary muda ke Kastil Stirling dan yang membuat Henry murka.

Henry kemudian memerintahkan serangan ke Skotlandia yang dikenal sebagai 'The Rough Wooing'. Pasukan Henry membakar Biara Holyroodhouse tempat James V dimakamkan. Mereka juga menghancurkan tanaman di Lembah Tweed dan membakar biara Perbatasan Melrose, Jedburgh, dan Dryburgh.

Pada akhirnya, bangsawan Skotlandia menjodohkan Mary dengan pewaris Raja Prancis Henri II, Dauphin Francis pada tahun 1548. Setelah bertunangan, Mary juga dikirim untuk untuk diasuh di Pengadilan Prancis.

Beranjak besar, Mary tumbuh menjadi gadis yang tinggi, anggun, dan cerdas. Ia menikah dengan Dauphin Francis pada 24 April 1558. Hal itu membuat Mary yang dikenal sebagai Ratu Skotlandia juga menyandang status sebagai Ratu Prancis.

Akan tetapi, masa pemerintahan Raja Prancis Henri II begitu singkat karena ia meninggal dunia pada 1960 yang disebabkan oleh infeksi telinga. Mary hanya menjadi Ratu Prancis selama satu tahun.

Pasca kematian suaminya, Mary memutuskan untuk kembali ke Skotlandia yang sekarang menjadi negara resmi Protestan setelah reformasi agama yang dipimpin oleh John Knox.

Mary adalah seorang penganut Katolik Roma, tetapi saudara tirinya, Earl of Moray, telah meyakinkannya bahwa Mary akan diizinkan untuk beribadah sesuai keinginannya. Pada Agustus 1561, Mary kembali dengan sambutan hangat yang tak terduga dari rakyat Protestan.

Pada awalnya, Mary memerintah Skotlandia dengan sukses dan tidak berlebihan. Namun, pernikahannya pada tahun 1565 dengan sepupu keduanya Henry, Lord Darnley memulai serangkaian peristiwa tragis. Hal itu diperparah oleh para bangsawan Skotlandia yang mulai terpecah-belah.

Darnley yang terbiasa hidup dimanja dan punya sifat pemarah, menghampiri Mary ke ruang makan dan mengancam istrinya yang sedang hamil tua. Kelahiran putra Mary dan Darnley James pada musim panas itu tak mampu memperbaiki hubungan mereka, Bunda. Ketika Darnley dibunuh di Kirk o'Field pada 10 Februari 1567, orang curiga bahwa Mary terlibat dalam kejahatan tersebut.

Mary kemudian menikah lagi. Namun hal itu justru membuat hidupnya semakin terpuruk. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]



DIPENJARA DAN DIHUKUM PASUNG

Antique travel photographs of Scotland: Mary, Queen of Scots

Mary Queen of Scots, Ratu Mary dari Skotlandia / Foto: Getty Images/ilbusca

Ratu Mary kemudian menikah lagi untuk yang ketiga kalinya. Ia dinikahi oleh Earl of Bothwell. Hal itu justru membuat hidup Mary semakin hancur.

Para kaum Protestan mulai melawan Mary. Kediaman mereka di Carberry Hill diserbu oleh pasukan Protestan pada 15 Juni 1567. Mary kemudian menyerah dan dipenjara di Kastil Lochleven, Kinross-shire dan dipaksa turun takhta demi kelangsungan hidup bayi laki-lakinya.

Mary menghabiskan waktu di balik jeruji selama 19 tahun. Pada akhirnya, ia dihukum pasung pada 8 Februari 1587. Sementara itu, suami Mary melarikan diri ke Skandinavia, di mana dia ditangkap dan ditahan sampai akhir hayat.

Banner Tips Ibu Bekerja Menyusui

Bertahun-tahun kemudian, para kriptografer membuat salinan surat-surat Ratu Mary dari abad ke-16. Surat tersebut merupakan tulisan Mary selama menjalani masa hukuman di penjara, Bunda.

Surat-surat peninggalan Mary

Diuraikan dengan bantuan komputer, surat-surat itu terlihat sebagai rangkaian pesan yang dikirim oleh Mary antara tahun 1578-1584 kepada Duta Besar Prancis untuk istana Ratu Elizabeth I di London, Michel de Castelnau Mauvissière.

"Ini adalah penelitian yang menakjubkan, dan penemuan ini akan menjadi sensasi sastra dan sejarah," kata Dr John Guy dari Clare College Cambridge, sejarawan terkemuka di Mary Queen of Scots, dikutip dari BBC.

Awalnya, tim kriptografer mengira kumpulan dokumen yang disandikan terkait dengan negara Italia. Namun, mereka segera menyadari bahwa surat-surat itu tertulis dalam Bahasa Prancis.

Pokok bahasan surat-surat itu dinilai cukup beragam. Sebagian besar menyebutkan bahwa Mary bersusah payah mempertahankan saluran komunikasi yang aman untuk para pendukungnya di Prancis.

Topik lainnya yang juga banyak disebutkan dalam surat adalah soal lamaran antara saudara iparnya, Adipati Anjou Prancis, dan Ratu Elizabeth. Beberapa surat juga merujuk pada negosiasi yang dilakukan untuk pembebasannya.

"Surat-surat itu menunjukkan secara definitif bahwa Mary, selama tahun-tahun penahanannya diamati dengan cermat dan secara aktif melibatkan dirinya dalam urusan politik di Skotlandia, Inggris, dan Prancis, dan berhubungan secara teratur dengan banyak tokoh politik terkemuka di istana Elizabeth I," kata Dr Guy.

"Dokumen-dokumen baru ini menunjukkan bahwa Mary adalah seorang analis urusan internasional yang cerdas dan penuh perhatian," imbuhnya.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda