moms-life

Polusi Udara Bisa Sebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Ini Gejala dan Pencegahannya

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Selasa, 30 May 2023 21:55 WIB

Jakarta -

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) termasuk salah satu penyakit mematikan di dunia yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh tingginya polusi udara, Bunda

PPOK merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia dengan beban ekonomi dan sosial yang substansial dan terus meningkat. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan PPOK menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia.

Pasien PPOK disebabkan oleh tingginya polusi udara. Selain itu, faktor terbesar munculnya penyakit ini adalah rutinitas merokok yang cukup berat, Bunda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Diaspora melahirkan di Jerman

Menurut data Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2023 memperkirakan angka prevalensi PPOK pada 2060 akan terus meningkat karena peningkatan jumlah orang yang merokok.

Padahal, PPOK dapat dicegah dan diobati, tetapi sebagian besar pasien tidak menyadari gejalanya dan tidak mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Maka dari itu, mulai dari sekarang masyarakat dianjurkan untuk menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah PPOK.

Apa itu Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)?

Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru yang terjadi dalam jangka panjang, yang menghalangi aliran udara dari dalam paru, sehingga akan mengalami keluhan sesak napas.

“Ini adalah suatu penyakit kronik yang terdapat pada paru-paru kita. Pasien akan mengeluh sesak napas, itu adalah gejala yang paling umum,” ujar dr. Triya Damayanti, Ph.D, Sp. P(K), Kelompok Kerja Asma dan PPOK, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dalam acara Media Briefing Kenali PPOK.

Faktor penyebab PPOK

“Sumber paling utama munculnya penyakit ini adalah merokok,” tuturnya.

Asap tembakau mengiritasi saluran udara, memicu peradangan atau iritasi dan pembengkakan yang menyempitkan saluran udara. Asap juga merusak silia sehingga tidak dapat melakukan tugasnya mengeluarkan lendir dan partikel yang terperangkap dari saluran udara.

Selain merokok, ada juga faktor lainnya yang bisa menyebabkan PPOK pada seseorang, yakni meliputi:

  • Polusi udara di dalam ruangan
  • Polusi udara di luar ruangan
  • Pajanan di tempat kerja
  • Asap pembakaran hutan atau sampah

Gejala PPOK

Gejala PPOK yang paling umum termasuk sesak napas, batuk kronik, produksi dahak, mengi, dada sesak, dan mudah lelah setelah beberapa menit beraktivitas.

Meski ada beberapa gejala umum, tak sedikit pasien PPOK yang tidak menyadarinya. Pasalnya, pasien mungkin keliru menganggap gejala PPOK sebagai proses penuaan normal, kondisi kebugaran fisik pasien, atau konsekuensi dari merokok.

Pada akhirnya, mereka yang tidak menyadari gejala tersebut justru malah memperburuk kondisi paru-parunya.

“Biasanya, gejala tersebut bisa memburuk seiring berkembangnya penyakit-penyakit. Dengan penurunan fungsi paru, gejala PPOK dapat menjadi lebih berat,” ujar Triya.

Cara mencegah dan mengobati PPOK

Meski PPOK menempati peringkat ketiga sebagai penyebab kematian paling umum di dunia, perubahan gaya hidup dan pengobatan dapat membantu mengatasi gejalanya, Bunda. Nah, untuk menghindari kondisi ini, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Bunda ambil.

1. Hindari merokok

Merokok menjadi penyebab utama PPOK, faktor risiko ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses penyembuhannya.

“Nah, jadi memang faktor risiko yang satu ini harus kita hindari karena merokok sangat merugikan tubuh kita juga,” ujar Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono, PhD, Sp.P (K), Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UI.

2. Pakai masker

Salah satu faktor yang menyebabkan PPOK adalah polusi udara. Saat ini, yang bisa Bunda lakukan untuk menghindari faktor tersebut adalah menggunakan masker yang bersih untuk mencegah polusi tersebut.

“Jadi, misalnya kalau setiap berkendara dia harus mengenakan masker. Mereka juga harus menghindari tempat-tempat polusi,” ujar Triya.

Semakin tinggi polusi udara yang diukur dengan pengukuran udara, maka gejalanya semakin lebih tinggi dan parah juga.

3. Olahraga

Langkah berikutnya yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah PPOK adalah menjaga kebugaran dengan rutin berolahraga. Bunda disarankan untuk memilih bidang olahraga yang sesuai dan tidak terlalu berat.

4. Pastikan ventilasi rumah bersih

Pastikan ventilasi memasak Bunda berfungsi dengan baik sehingga dapat mengeluarkan asap makanan dari rumah.

“Bukan hanya pembakaran sampah, atau hutan saja yang bisa menyebabkan PPOK. Polusi di dalam ruangan seperti asap masakan yang di atas kompor juga bisa menjadi faktor risikonya. Maka dari itu, perhatikan juga kebersihan ventilasinya agar asap bisa keluar,” tutur Wiwien.

5. Mengendalikan stres

Dalam beberapa kasus, pasien PPOK juga cenderung mengalami kondisi mental yang kurang baik karena kurangnya dukungan dari keluarga untuk berjuang sembuh dari penyakit tersebut.

“Jangan lupa kesehatan mental dia jangan sampai depresi. Keluarga menentukan perbaikan dari penyakit ini, itu bisa kita tekan dengan langkah ini,” ujar Wiwien.

Nah, itulah beberapa hal yang bisa Bunda ketahui dari penyakit paru obstruktif kronik yang menyerang saluran pernapasan. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video lima cara mengatasi kerutan di tangan yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

(asa)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT