Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Peti Mati Penerima Nobel Wanita Pertama Dibuat Istimewa, Ada Alasan Berbahaya di Baliknya

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Minggu, 04 Jun 2023 18:32 WIB

Marie Curie. Historical portrait of the Polish-French physicist Marie Curie (1867-1934, nee Marya Sklodowska). With her husband Pierre, she isolated the radioactive elements polonium and radium in 1898. Marie won the 1911 Nobel Prize for Chemistry for thi
Peti Mati Penerima Nobel Wanita Pertama Dibuat Istimewa, Ada Alasan Berbahaya di Baliknya/Foto: Getty Images
Jakarta -

Ada kisah menarik dari Ibu Fisika Modern, Marie Curie. Ternyata, ia memiliki peti mati yang tidak sama seperti orang kebanyakan, Bunda.

Marie Curie dikenal sebagai seorang pionir studi radioaktivitas. Dia tak hanya menjadi satu-satunya perempuan yang memperoleh dua hadiah Nobel, tapi juga perempuan pertama yang memenangkan Nobel.

Ada beberapa penelitiannya yang terkenal, yakni tentang elemen radioaktif, polonium, dan radium merupakan warisan yang abadi. Sayangnya, kedua elemen tersebut juga memiliki dampak yang awet pada tubuhnya.

Kisahnya, pada 1896 fisikawan Prancis Henri Becquerel menemukan bahwa garam uranium memancarkan sinar yang mirip sinar-X dalam kemampuannya melewati benda. Penemuan ini menginspirasi Curie untuk mengeksplorasi hasil riset Becquerel sebagai bagian dari tesis penelitiannya.

Dia dan suaminya, Pierre Curie, kemudian mulai bekerja dan akhirnya menemukan unsur polonium dan radium pada 1898. Sebagai ganjaran, keduanya mendapatkan setengah hadiah Nobel Fisika pada 1903. Sementara, separuh hadiahnya lagi untuk Becquerel.

Pierre Curie wafat pada 1906 dan pada 1911 Marie Curie memperoleh Nobel bidang kimia karena mengisolasi radium murni. Dia terus mendedikasikan dirinya pada penelitian unsur radioaktif sekaligus aplikasinya dalam pengobatan.

Penelitian Curie berkontribusi banyak dalam perjalanan perkembangan pengobatan kanker hingga seperti sekarang. Namun, paparan radioaktif yang berkepanjangan menyebabkan Curie harus membayar mahal.

Peti mati Marie Curie

Marie Curie meninggal pada 4 Juli 1934 akibat anemia aplastik. Penyakit ini diakibatkan pekerjaannya yang dekat dengan radiasi.

Anemia aplastik bukan sekadar anemia. Penyakit ini adalah kondisi darah yang cukup langka, dengan sumsum tulang tidak dapat membuat cukup sel darah merah baru agar tubuh bisa berfungsi dengan baik.

Saat Curie meninggal, tubuhnya sangat tinggi radioaktif sehingga dia harus disemayamkan dalam peti berlapis timbal. Kendati demikian, tidak ada yang tahu mengenai hal ini sampai pada 1995 peti matinya digali.

Pada saat itu, pihak otoritas Prancis ingin memindahkan pasangan Curie ke pemakaman nasional Pantheon. Hal ini dalam rangka apresiasi terhadap kontribusi mereka untuk sains dan karena mereka merupakan ikon sejarah Prancis.

Pihak otoritas yang bertanggung jawab atas penggalian ini bahkan menghubungi badan perlindungan radiasi dengan kekhawatiran atas sisa-sisa radiasi. Mereka juga meminta agar para petugas di pemakaman dilindungi.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(AFN/AFN)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda