Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

7 Sinyal Rekan Kerja Iri yang Sering Tak Disadari

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Rabu, 19 Nov 2025 21:40 WIB

Young angry envious Asian business woman looking successful competitor colleague in office.
Ilustrasi sinyal rekan kerja iri yang sering tak disadari/ Foto: Getty Images/tuaindeed
Daftar Isi

Pernah merasa rekan kerja iri dengan Bunda? Mari lihat sinyal rekan kerja iri dengan Bunda tapi sering tak disadari.

Setiap orang tentu selalu berusaha menampilkan performa terbaik demi mendapatkan kepercayaan, kesempatan, hingga promosi di tempat kerja. Namun kondisi ini kerap memicu munculnya perasaan iri dari rekan lain yang merasa kalah bersaing.

Perasaan iri tersebut sering kali tidak terlihat secara langsung karena sebagian orang memilih menutupi rasa tidak nyamannya dengan perilaku pasif-agresif yang samar. Untuk itu, memahami tanda-tanda rekan kerja iri menjadi penting agar Bunda bisa melindungi kenyamanan sekaligus karier jangka panjang.

Mengutip Times of India, rasa iri adalah emosi yang muncul ketika seseorang merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Di lingkungan kerja, situasi seperti mendapatkan pujian dari atasan, dipercaya menangani proyek besar, atau memiliki ide-ide cemerlang bisa membuat rekan tertentu merasa tersaingi.

Dibanding mengungkapkan perasaan tersebut secara terbuka, mereka lebih sering menunjukkan sinyal-sinyal kecil yang sebenarnya mencerminkan ketidaknyamanan dan kecemburuan profesional. Bila diabaikan, perilaku iri ini dapat berkembang menjadi tindakan yang merugikan, seperti memengaruhi hubungan antar rekan, merusak reputasi, hingga menghambat perkembangan karier.

Sinyal rekan kerja iri yang sering tak disadari

Berikut deretan sinyal rekan kerja iri yang sering tidak disadari oleh Bunda.

1. Selalu sibuk saat Bunda butuh bantuan

Salah satu tanda paling mudah dikenali ketika rekan kerja tampak selalu 'terlalu sibuk' setiap kali Bunda membutuhkan bantuan. Padahal sebelumnya, Bunda sering menunjukkan sikap kooperatif dan siap membantu mereka saat diperlukan.

Ketidakseimbangan ini menunjukkan bahwa mereka memiliki resistensi terhadap Bunda yang bisa menjadi indikasi munculnya rasa iri. Sinyal ini semakin jelas ketika mereka menambahkan komentar sinis saat menolak membantu.

Sikap tersebut memperlihatkan adanya ketidaknyamanan terhadap performa Bunda yang dianggap lebih menonjol. Dalam kondisi ini, penting untuk tidak terpancing emosi. Tetap profesional dan atur batasan kerja yang sehat.

2. Mengejek atau meremehkan saat Bunda dipuji

Ketika atasan memberikan apresiasi terhadap kinerja Bunda, rekan kerja yang iri biasanya akan menunjukkan ketidaksukaan mereka melalui ejekan atau komentar meremehkan setelahnya. Momen pujian yang seharusnya menjadi motivasi justru berubah menjadi situasi yang membuat Bunda tidak nyaman.

Psikologi menyebut perilaku ini sebagai mekanisme pertahanan diri. Mereka mengecilkan pencapaian Bunda agar merasa lebih baik tentang diri sendiri.

3. Tidak pernah mengajak Bunda ke acara tim

Jika Bunda melihat bahwa rekan-rekan pergi makan siang, nongkrong sepulang kerja, atau menghadiri acara kantor secara informal tanpa pernah mengajak, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka sengaja mengecualikan Bunda.

Pengucilan sosial seperti ini merupakan sinyal kuat adanya perasaan kompetitif atau kecemburuan yang tidak diungkapkan. Pemutusan hubungan sosial ini sering dilakukan untuk membuat targetnya merasa tidak nyaman atau terisolasi.

Dibanding memikirkan mengapa Bunda tidak diajak, usahakan tetap membangun koneksi positif dengan rekan lain yang menghargai Bunda dan tidak bersikap toksik.

4. Sering membicarakan Bunda dari belakang

Bergunjing atau membicarakan orang lain dari belakang merupakan salah satu ciri klasik individu yang merasa iri. Mereka bisa menambahkan opini pribadi, membelokkan fakta, atau menyebarkan bisik-bisik yang tidak berdasar.

Tujuannya melemahkan reputasi Bunda di mata orang lain. Menghadapi situasi ini, Bunda bisa memilih untuk mengonfrontasi secara santun atau mengabaikannya.

Jangan lupa, jaga kualitas pekerjaan Bunda dan bangun hubungan baik dengan atasan. Selama reputasi kuat, komentar negatif tidak akan mudah menggoyahkan posisi Bunda.

5. Selalu tidak setuju dengan ide Bunda

Rekan yang iri cenderung menolak semua ide atau pendapat Bunda, bahkan dalam hal-hal yang tidak terlalu penting. Mereka menunjukkan resistensi yang konsisten—baik dalam rapat, diskusi informal, atau kerja tim, yang membuat Bunda terlihat seolah-olah ide Bunda tidak pernah layak dipertimbangkan.

Namun, Bunda tetap bisa merespons dengan bijak. Cobalah memahami perspektif mereka secara objektif dan evaluasi apakah kritik yang diberikan memang valid. Dengan cara ini, Bunda tetap terlihat profesional dan dewasa dalam bekerja sama.

6. Bersikap abai dengan Bunda

Beberapa orang menunjukkan rasa iri dengan cara mengabaikan kehadiran Bunda. Mereka bisa berpura-pura tidak mendengar saat Bunda berbicara, tidak menanggapi sapaan, atau bersikap seolah Bunda tidak berada di ruangan yang sama.

Sikap dingin seperti ini merupakan bentuk agresi pasif yang bisa menguras energi emosional jika dibiarkan. Untuk mengatasinya, jaga interaksi tetap singkat dan profesional. Cukup sapa mereka seperlunya, seperti “selamat pagi” atau “selamat sore”, tanpa perlu membangun percakapan lebih jauh. Ini membantu menjaga kesehatan mental sekaligus menghindari konflik tidak perlu.

7. Berusaha menyabotase pekerjaan Bunda

Sinyal paling berbahaya dari rasa iri adalah tindakan sabotase. Ini bisa berupa menghapus file penting, merusak data, atau menghilangkan dokumen krusial.

Tindakan ini jelas menunjukkan bahwa rasa iri sudah berubah menjadi permusuhan yang merugikan. Untuk mencegah kerugian besar, biasakan memiliki cadangan data dan dokumentasi lengkap.

Simpan salinan, arsip, bukti komunikasi, atau apa pun yang diperlukan sebagai langkah antisipatif. Dengan persiapan matang, Bunda dapat meminimalkan risiko dan tetap menjaga kualitas kerja.

Jika Bunda merasakan beberapa tanda di atas, penting agar tetap menjaga profesionalisme dan tidak terjebak dalam drama kantor yang menguras energi. Bangun hubungan sehat dengan pihak-pihak yang mendukung perkembangan Bunda, dan selalu jaga integritas.

Adakah rekan kerja Bunda yang iri hari ini?

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda