Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Antiperspirant vs Deodorant, Mana yang Lebih Bagus Hilangkan Keringat?

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Jumat, 07 Jul 2023 09:02 WIB

Shot of a young woman spraying herself with deodorant
Antiperspirant vs Deodorant, Mana yang Lebih Bagus Hilangkan Keringat?/Foto: iStock
Jakarta -

Antiperspirant dan deodorant berkekuatan klinis terbaik mengandung jumlah bahan aktif yang lebih tinggi, yang dapat membantu meminimalkan bau badan keringat, dan ideal untuk penderita hiperhidrosis, disfungsi hormonal, atau kondisi lain yang membuat Bunda berkeringat secara berlebihan.

Pertama, penting untuk memahami bahwa perbedaan antara antiperspirant dan deodorant, dan mana sebenarnya yang lebih Bunda butuhkan.

Antiperspirant menggunakan bahan-bahan seperti garam metalik, alumunium dan zirkonium, untuk memblokir pembukaan kelenjar keringat Bunda untuk sementara dan mengurangi seberapa banyak kelembapan yang dihasilkan.

Penurun Panas Anak

Produk tersebut sangat bagus digunakan di iklim hangat atau panas, penderita hiperhidrosis, dan saat Bunda sedang aktif secara fisik.

Sebaliknya, deodorant menutupi bau badan baik dengan parfum atau dengan benar-benar mengurangi bakteri penyebab bau di ketiak menggunakan bahan anti mikroba.

Meskipun deodorant alami menjadi populer, penting untuk diperhatikan bahwa deodorant tidak dirancang untuk menjadi antiperspirant. Deodoran hanya dapat membantu mengendalikan bau.

Menentukan produk makan yang terbaik untuk Bunda gunakan sangat bergantung pada apakah perhatian utama Bunda adalah kontrol kelembapan, kontrol bau, atau mungkin keduanya.

Manfaat antiperspirant dan deodorant

Ada dua alasan utama untuk menggunakan deodorant dan antiperspirant, yakni kelembapan dan bau.

1. Kelembapan

Melansir dari laman Healthline, keringat adalah mekanisme pendinginan yang dapat membantu Bunda melepaskan panas berlebih. Ketika memiliki kepadatan kelenjar keringat yang lebih tinggi daripada area tubuh lainnya.

Beberapa orang ingin mengurangi keringatnya karena keringat ketiak terkadang dapat meresap melalui pakaian. Keringat juga dapat menyebabkan bau badan.

2. Bau

Keringat Bunda sendiri tidak memiliki bau yang menyengat. Bakteri di kulit yang memecah keringatlah yang menghasilkan bau. Kehangatan lembap ketiak adalah lingkungan yang ideal untuk bakteri.

Keringat dari kelenjar apokrin Bunda, terletak di ketiak, selangkangan, dan area puting susu, mengandung protein tinggi, yang mudah diurai oleh bakteri.

Bagaimana memilih antara antiperspirant dan deodorant?

Jika ingin mengontrol keringat dan menghindari ketiak basah, sebaiknya gunakan antiperspirant. Akan tetapi, bila tidak berkeringat berlebihan, dan hanya ingin membatasi bau badan, serta bau yang segar, deodorant adalah yang Bunda butuhkan.

Tentu saja, jika menggunakan antiperspirant untuk mengatur keringat, Bunda juga akan mengurangi bau badan. Ingat, bau badan adalah produk sampingan dari keringat dan bakteri.

Faktanya, menurut sebuah studi kecil tahun 2005, yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology, baik deodorant maupun antiperspirant bisa efektif dalam mengendalikan bau badan.

Risiko menggunakan antiperspirant dan deodorant

Melansir dari laman Medical News Today, keduanya dapat membawa risiko untuk kesehatan kulit Bunda, berikut adalah risiko yang mungkin muncul:

1. Reaksi kulit

Produk yang dioleskan ke kulit dapat menyebabkan iritasi atau dermatitis kontak. Ini kemungkinan lebih bisa terjadi jika seseorang mengoleskan produk ke area kulit yang lebih tipis, seperti ketiak. Ini juga lebih mungkin terjadi pada mereka yang memiliki kulit sensitif, atau riwayat iritan dan dermatitis kontak.

Seseorang perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi jika mengalami reaksi alergi saat menggunakan deodorant atau antiperspirant, Bunda.

2. Paraben

Paraben adalah sekelompok bahan kimia yang dapat membantu mencegah pertumbuhan kanker, jamur, atau ragi dalam kosmetik. Meski banyak deodorant tidak mengandung bahan pengawet ini, beberapa di antaranya mungkin saja.

Paraben dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit. Sementara beberapa orang percaya bahwa paraben dapat menyebabkan kanker atau kerusakan lain pada tubuh.

3. Garam alumunium dan penyakit ginjal

Antiperspirant sering mengandung garam alumunium yang mencegah keringat. Menggunakan antiperspirant yang mengandung garam alumunium mungkin tidak aman untuk orang dengan masalah ginjal.

Seseorang dengan penyakit ginjal atau kondisi lain yang melibatkan ginjal perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter tentang pilihan yang aman untuk membantu mencegah keringat.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui tentang antiperspirant vs deodorant untuk menghilangkan keringat berlebih. Bunda bisa beli deodorant di sini ya.

Saksikan juga video lima rahasia kulit sehat dan glowing ala Gal Gadot yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

(asa)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda