Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Perbedaan Penderita Gangguan Delusi, Ilusi, Halusinasi & Fantasi

Amira Salsabila & fia   |   HaiBunda

Kamis, 17 Aug 2023 17:00 WIB

Close up unhappy woman suffering from strong headache and dizziness, depressed young female blurry motion background, sitting on couch alone, touching temples, feeling pain, unwell and unhealthy
Perbedaan Penderita Gangguan Delusi, Ilusi, Halusinasi & Fantasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

Delusi, ilusi, halusinasi, dan fantasi adalah gejala psikosis, gangguan mental yang mengganggu aliran proses otak dan menyebabkan seseorang percaya pada hal-hal yang tidak nyata.

Gangguan psikologis seperti empat hal tersebut seringkali tumpang tindih dan dianggap memiliki makna yang sama. Meskipun gangguan tersebut merupakan gejala psikologis, keempatnya memiliki perbedaan.

Mengetahui perbedaan dari setiap kondisi tersebut dapat membantu Bunda untuk membedakan gejala dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Banner Mata Minus Anak

Mengenal delusi, ilusi, halusinasi, dan fantasi

Gangguan delusi adalah salah satu jenis gangguan psikotik. Gejala utamanya adalah adanya satu atau lebih delusi. Ini adalah jenis kondisi mental di mana seseorang tidak dapat membedakan apa yang nyata dari apa yang dibayangkan.

Sementara ilusi adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang salah mengartikan sesuatu yang nyata di lingkungan mereka.

Halusinasi adalah persepsi yang salah tentang objek atau peristiwa yang melibatkan indra, penglihatan, suara, penciuman, sentuhan, dan rasa. Halusinasi tampak nyata, tetapi sebenarnya tidak ada.

Sedangkan fantasi adalah imajiner, skenario seperti lamunan yang dimainkan oleh seseorang di pikiran mereka. Apakah sadar atau tidak sadar, fantasi melayani beberapa tujuan psikologis dan merupakan bagian normal dari dunia batin kebanyakan orang.

Perbedaan penderita gangguan delusi, ilusi, halusinasi, dan fantasi

Orang dengan gangguan delusi seringkali mengalami delusi yang tidak aneh. Delusi yang tidak aneh melibatkan situasi yang mungkin terjadi dalam kehidupan nyata, seperti diikuti, ditipu, atau dicintai dari kejauhan.

Delusi ini biasanya melibatkan salah tafsir persepsi atau pengalaman. Pada kenyataannya, situasi ini tidak benar atau sangat dibesar-besarkan.

Orang dengan ilusi misalnya, mungkin mereka bisa mengira tas hitam yang diletakkan di ambang jendela sebagai kucing hitam. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, mereka baru menyadari bahwa itu adalah tas dan bukan kucing. Itu adalah ilusi.

Sementara itu, orang yang menderita halusinasi misalnya, beberapa orang berduka atas kematian orang tersayang mungkin sesaat mendengar suara mendiang orang terkasih atau melihat mereka, tetapi mereka tahu bahwa apa yang mereka dengar atau lihat itu mustahil.

Kebanyakan orang juga dapat mengetahui bahwa halusinasi yang terjadi saat mereka tertidur atau bangun tidaklah nyata.

Melansir dari laman PsychCentral, seseorang dengan fantasi mungkin akan melamun. Mereka mungkin akan melamun tentang suatu hubungan, liburan impian, atau mendapatkan pekerjaan yang sangat diinginkan.

Akan tetapi, melamun bisa menjadi sifat yang berbahaya ketika mulai mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan kesusahan.

Penyebab orang mengalami gangguan delusi dan halusinasi

Melansir dari laman Cleveland Clinic, seperti kebanyakan gangguan psikotik lainnya, para peneliti belum mengetahui penyebab pasti gangguan delusi. Akan tetapi, mereka sedang melihat peran berbagai faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan kondisi tersebut, termasuk:

  • Faktor genetik
  • Faktor biologis
  • Faktor lingkungan dan psikologis

Sementara itu, ada banyak kemungkinan penyebab seseorang mengalami halusinasi, termasuk:

  • Kondisi kesehatan tertentu
  • Kondisi neurologis tertentu
  • Efek samping dari obat-obatan
  • Tertidur atau bangun
  • Dehidrasi parah

Ciri-ciri yang mengalami gangguan delusi dan halusinasi

Orang dengan gangguan delusi dapat mengalami kecemasan dan/atau depresi sebagai akibat dari delusi. Gejala awal akibat dari delusi meliputi:

  • Perasaan dieksploitasi
  • Preokupasi dengan kesetiaan atau kepercayaan teman
  • Kecenderungan untuk membaca makna yang mengancam menjadi ucapan atau peristiwa yang tidak berbahaya
  • Terus-menerus menyimpan dendam
  • Kesiapan untuk menanggapi dan bereaksi terhadap penghinaan yang dirasakan.

Sementara itu, ciri-ciri dari halusinasi berbeda tergantung pada jenisnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang bisa Bunda ketahui:

  • Merasakan sensasi di tubuh
  • Mendengar suara
  • Melihat objek, makhluk, atau pola dan cahaya
  • Mencium bau
  • Mencicipi sesuatu

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui terkait perbedaan penderita delusi, ilusi, halusinasi, dan fantasi. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video empat manfaat meditasi untuk kesehatan mental yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

(asa)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda