Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

David Beckham Bersih-bersih Dapur Sebelum Tidur, Kenali Ciri-ciri OCD seperti Sang Legenda

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Kamis, 12 Oct 2023 18:40 WIB

David Beckham
David Beckham Bersih-bersih Dapur Sebelum Tidur, Kenali Ciri-ciri OCD seperti Sang Legenda/Foto: Instagram@davidbeckham
Jakarta -

David Beckham secara terang-terangan mengungkap bahwa dirinya mengalami kondisi obsessive compulsive disorder (OCD). Ia mengaku kondisi tersebut sangat melelahkan baginya.

Dalam film dokumentar Netfilx yang telah ditayangkan pada 4 Oktober lalu, David mengatakan bahwa dia begadang berjam-jam setelah keluarga tidur pulas untuk membersihkan detail bagian rumah mereka.

“Fakta bahwa ketika semua orang sudah tidur, saya kemudian berkeliling, membersihkan lilin, menyalakan lampu pada pengaturan yang tepat, memastikan semua tempat rapi. Saya benci turun di pagi hari dan ada cangkir, piring, dan mangkuk, ini melelahkan” ujar David, dikutip dari laman People, Kamis (12/10/2023).

Banner Komplikasi Persalinan

Tidak hanya itu, dalam serial dokumenter tersebut, David juga mengatakan bahwa dia benci kamar yang tidak rapi.  

“Semuanya cukup terorganisasi, jaket, kemeja jeans, hingga jas,” ujarnya.

Mengenal Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Melansir dari laman Cleveland Clinic, OCD adalah suatu kondisi di mana seseorang sering mengalami pikiran dan sensasi yang tidak diinginkan (obsesi) yang menyebabkan mereka melakukan perilaku berulang (kompulsi).

Perilaku berulang ini dapat secara signifikan mengganggu interaksi sosial dan melakukan tugas sehari-hari, Bunda.

Bahkan, OCD biasanya merupakan kondisi kronis seumur hidup, namun gejalanya bisa datang dan pergi seiring berjalannya waktu.

Setiap orang pasti pernah mengalami obsesi dan kompulsi. Misalnya, sesekali memeriksa ulang kompor atau kuncinya adalah hal yang lumrah. Orang juga sering menggunakan ungkapan terobsesi dengan santai dalam percakapan sehari-hari.

Akan tetapi, OCD bisa lebih ekstrem. Ini bisa memakan waktu berjam-jam dalam sehari. Itu juga mengganggu kehidupan dan aktivitas normal. Obsesi dan OCD tidak diinginkan, dan penderita OCD tidak suka melakukan perilaku kompulsif.

Gejala OCD

Gangguan obsesif-kompulsif biasanya mencakup obsesi dan kompulsi. Akan tetapi, mungkin juga hanya gejala obsesi atau kompulsif saja.

Ciri-ciri obsesi

Obsesi OCD adalah pikiran, desakan, atau gambaran yang berulang, terjadi secara terus-menerus, dan tidak diinginkan, yang mengganggu dan menyebabkan kesusahan atau kecemasan. Obsesi ini biasanya mengganggu ketika seseorang mencoba memikirkan atau melakukan hal lain. Berikut beberapa di antaranya:

  • Takut kontaminasi atau kotoran
  • Meragukan dan kesulitan menoleransi ketidakpastian
  • Membutuhkan segala sesuatunya teratur dan simetris
  • Pikiran agresif atau mengerikan tentang kehilangan kendali dan merugikan diri sendiri atau orang lain
  • Pikiran yang tidak diinginkan, termasuk agresi, topik seksual atau agama.

Ciri-ciri kompulsif

Kompulsif OCD adalah perilaku berulang yang membuat Bunda merasa terdorong untuk melakukannya. Perilaku atau tindakan mental yang berulang ini dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan terkait obsesi atau mencegah terjadinya sesuatu yang buruk. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Mencuci dan membersihkan
  • Memeriksa
  • Perhitungan
  • Ketertiban
  • Mengikuti rutinitas yang ketat
  • Menuntut kepastian

Penyebab Orang dengan OCD

Para peneliti belum mengetahui secara pasti apa penyebab OCD. Akan tetapi, menurut mereka ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangannya, termasuk:

1. Genetika

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kerabat tingkat pertama yang menderita OCD memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut. Risikonya meningkat jika kerabatnya menderita OCD saat masih anak-anak atau remaja.

2. Perubahan otak

Studi pencitraan menunjukkan perbedaan pada korteks frontal dan struktur subkortikal otak pada orang yang menderita OCD. OCD juga dikaitkan dengan kondisi neurologis lain yang memengaruhi area serupa di otak, termasuk penyakit Parkinson, sindrom Tourette, dan epilepsi.

3. Trauma masa kanak-kanak

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara trauma masa kanak-kanak, seperti pelecehan atau penelantaran, dan perkembangan OCD.

Perawatan bagi Penderita OCD

Selain mencari perawatan medis untuk OCD, mempraktikkan perawatan diri dapat membantu mengatasi gejala tersebut, meliputi:

  • Mendapatkan tidur yang berkualitas
  • Olahraga secara teratur
  • Makan makanan yang sehat
  • Menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih yang mendukung dan memahami kondisi OCD
  • Mempraktikkan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, pijat, dan visualisasi
  • Bergabung dengan kelompok dukungan untuk penderita OCD

Nah, itulah beberapa hal yang bisa Bunda ketahui terkait OCD yang menyerang David Beckham. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video manfaat meditasi untuk kesehatan mental yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda