
moms-life
Kasus COVID-19 Eris EG.5 Meningkat di Indonesia, Waspadai Gejalanya Bun
HaiBunda
Selasa, 19 Dec 2023 22:30 WIB

Daftar Isi
Tren kasus infeksi virus corona penyebab COVID-19 di Indonesia tengah mengalami kenaikan. Pemicunya adalah subvarian baru Eris atau EG.5 dan EG.2.
Subvarian Eris merupakan turunan dari varian Omicron yang masih mendominasi penularan COVID-19 di dunia. Subvarian ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada awal 2023 dan telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Subvarian Eris juga sebenarnya bukan barang baru. World Health Organization (WHO) dan lembaga kesehatan lainnya tengah mewaspadai subvarian tersebut sejak awal tahun ini.Â
Di Indonesia, subvarian Eris ditemukan pada Maret 2023 lalu. Namun kini tampaknya subvarian Eris kembali bergejolak di dunia, tak terkecuali di Indonesia.Â
Kasus COVID-19 di RI sepanjang November tercatat mengalami peningkatan 58,9% dari Oktober. Tentu bisa menjadi kekhawatiran tersendiri, terutama bagi Bunda yang sering beraktivitas ke luar rumah.Â
“Kasus COVID-19 (di Indonesia) naik karena ada subvarian baru EG.5 dan EG.2," ujar Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dilansir dari CNN Indonesia.
Fakta mengenai COVID-19 subvarian Eris
Gejala COVID-19 subvarian Eris umumnya ringan, mirip dengan gejala varian Omicron. Namun subvarian ini memiliki beberapa karakteristik yang berbeda, yaitu:
Lebih cepat menular
Subvarian Eris diyakini lebih cepat menular dibandingkan Omicron. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan di beberapa negara, termasuk Indonesia.
"Ini dimulai dengan sangat lambat dan kemudian tampaknya semakin meningkat dalam hal [penularan] mengalahkan pendahulunya," ujar John Swartzberg, selaku pakar penyakit menular dari Berkeley's School of Public Health, dilansir dari Insider.
Bisa menghindar kekebalan tubuh
Subvarian Eris memiliki mutasi pada protein lonjakannya yang dapat membuatnya lebih mudah lolos dari kekebalan tubuh yang diperoleh setelah infeksi atau vaksinasi. Tidak menutup kemungkinan Bunda terpapar kembali walaupun sudah vaksin.
“Ada kemampuan untuk menghindari kekebalan yang lebih tinggi," ujar Scott Roberts, seorang ahli penyakit menular, dilansir dari Yale Medicine.
Gejala COVID-19 subvarian Eris
1. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan adalah gejala yang paling umum dialami oleh pasien COVID-19 subvarian Eris. Gejala ini terjadi karena virus corona menyerang saluran pernapasan bagian atas, termasuk tenggorokan.
Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh COVID-19 subvarian Eris biasanya terasa seperti ada yang menusuk-nusuk atau mengganjal di tenggorokan. Penderita juga mungkin mengalami kesulitan menelan.
2. Batuk
Batuk juga merupakan gejala yang umum dialami oleh pasien COVID-19 subvarian Eris. Batuk yang disebabkan oleh COVID-19 biasanya bersifat kering dan tidak berdahak. Batuk dapat terjadi karena virus corona menyerang saluran pernapasan bagian atas, termasuk tenggorokan dan bronkus.
3. Demam
Demam adalah gejala yang juga dapat dialami oleh pasien COVID-19 subvarian Eris. Demam yang disebabkan oleh COVID-19 biasanya tidak terlalu tinggi, yaitu berkisar antara 37,5-38 derajat Celcius. Demam dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh bekerja untuk melawan virus corona.
4. Kelelahan
Kelelahan termasuk gejala yang juga dapat dialami oleh pasien COVID-19 subvarian Eris. Kelelahan yang disebabkan oleh COVID-19 biasanya terasa sangat berat dan dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Kelelahan dapat terjadi karena virus corona menyerang sel-sel tubuh dan menyebabkannya bekerja lebih keras.
5. Pilek
Pilek juga merupakan gejala yang umum dialami oleh pasien COVID-19 subvarian Eris. Pilek yang disebabkan oleh COVID-19 biasanya bersifat ringan dan tidak disertai dengan gejala lain yang lebih berat, seperti demam atau sesak napas. Pilek dapat terjadi karena virus corona menyerang saluran pernapasan bagian atas, termasuk hidung.
Gejala lain
Selain gejala-gejala di atas, beberapa pasien COVID-19 subvarian Eris juga dapat mengalami gejala lain, seperti:
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Bersin-bersin
- Hidung tersumbat
- Mulut kering
- Rasa mual atau muntah
- Diare
- Konjungtivitis
- Ruam kulit
Gejala yang lebih berat
Dalam beberapa kasus, pasien COVID-19 subvarian Eris juga dapat mengalami gejala yang lebih berat, seperti:
- Sesak napas
- Peningkatan denyut nadi
- Sakit dada
- Pusing
- Kejang
- Kerusakan organ
Tips pencegahan COVID-19
Untuk mencegah penularan COVID-19 subvarian Eris, Bunda dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Vaksinasi
Vaksinasi merupakan salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari COVID-19. Bunda diimbau untuk melengkapi vaksinasi, termasuk dosis ketiga atau booster.
2. Tetap menerapkan protokol kesehatan
Protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir tetap penting untuk diterapkan, terutama bila di tengah kerumunan orang.
3. Hindari kerumunan
Hindari kerumunan untuk mengurangi risiko penularan COVID-19. Jika terpaksa harus ke tempat ramai, pastikan untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
4. Jaga daya tahan tubuh
Tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga dapat membantu menjaga daya tahan tubuh.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fia/fia)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Viral Detoksifikasi Vaksin COVID-19, Begini Tanggapan Komnas PP KIPI

Mom's Life
Benarkan COVID-19 RI Meningkat Lagi, Menkes Rilis Jumlah Kasusnya

Mom's Life
Lebih Mematikan, Apa itu Desease X yang Disebut Pakar Inggris Berisiko Picu Puluhan Juta Orang Tewas

Mom's Life
WHO Resmi Cabut Status Darurat COVID-19, Bagaimana dengan Kemenkes RI?

Mom's Life
Waspada ya Bun! Orang yang Terkena COVID-19 Lebih dari Satu Kali Lebih Berisiko


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Becky Tumewu Usai Operasi Mata Akibat Retina Lepas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda