
moms-life
Bahaya Rokok Elektronik untuk Kesehatan, Bisa Sebabkan Kanker Bun
HaiBunda
Rabu, 10 Jan 2024 21:55 WIB

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendesak seluruh negara untuk melarang penggunaan rokok elektronik atau vape dengan aneka rasa. WHO menyatakan bahwa vape belum terbukti lebih 'aman' dibandingkan rokok konvensional, Bunda.
Ya, sudah banyak penelitian membuktikan bahwa rokok elektronik sama berbahaya dengan rokok konvensional. Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR, bahaya rokok elektronik dapat meningkat lagi pada kemasan dengan varian rasa.
"Dalam perasa, ada bahan campuran yang menambah toksik (racun). Ibaratnya rokok elektronik tanpa perasa risikonya dua kali, tapi rokok dengan perasa bisa sampai 10 kali. Oleh karena itu dilarang karena risikonya tinggi," kata Agus dalam Media Briefing PB IDI via Zoom, Selasa (9/1/24).
Menurut survei oleh perusahaan data pasar dan konsumen Statista, bertajuk Statista Consumer Insights yang dilakukan Januari-Maret 2023, sebanyak 25 persen masyarakat Indonesia pernah menggunakan rokok elektronik setidaknya satu kali. Indonesia bahkan menempati peringkat pertama di dunia sebagai konsumen rokok elektronik.
Prevalensi perokok elektronik pada remaja (10-18 tahun) di Indonesia sebesar 10,9 persen, meningkat hampir 10 kali lipat dalam dua tahun, dari 2016 sampai 2018.
Kandungan rokok elektronik yang berbahaya untuk kesehatan
Banyak pengguna rokok elektronik mengklaim bahwa rokok jenis ini tidak berbahaya karena tak mengandung tar, yakni zat kimia yang bersifat karsogenik. Rokok elektronik bahkan diklaim bisa digunakan dalam terapi ketergantungan rokok konvensional, Bunda.
Padahal, rokok elektronik sama bahayanya dengan rokok konvensional. Meski tidak mengandung tar, rokok elektronik memiliki tiga bahan kandungan yang berbahaya bagi kesehatan, yakni bahan nikotin, bahan karsinogen, dan bahan toksik.
"Rokok elektronik dan konvensional sama-sama ada nikotin, itu tidak bisa dibantah, 90 persen rokok elektronik ada nikotin. Lalu ada juga bahan karsinogen yang menurut sebagian riset baru, cairan rokok elektronik mengandung karsinogen," ujar Agus.
"Terakhir, rokok elektronik itu mengandung bahan toksin, yakni berupa komponen halus yang dapat merangsang terjadinya iritasi dan inflamasi. Atas dasar itulah, rokok elektronik berbahaya," sambungnya.
Nikotin, bahan karsinogen, dan toksik adalah komponen rokok elektronik yang berbahaya bagi kesehatan. Berikut kandungan rokok elektronik bila dijabarkan secara detail dan efeknya bagi kesehatan:
- Nitrosamin (TSNa): bersifat karsinogen atau penyebab kanker.
- Glycol dan Gliserol: dapat menyebabkan iritasi saluran napas dan paru.
- Aldehyde dan Formaldehyde: menyebabkan inflamasi paru dan bersifat karsinogen.
- Acrolein, Otoluidine, dan 2-naphthylamine: bersifat karsinogen.
- Logam dan heavy metals: menyebabkan inflamasi paru, jantung, sistemik, kerusakan sel, dan bersifat karsinogen.
- Particulate matter (PM/UFP): menimbulkan inflamasi paru, jantung, sistemik, dan bersifat karsinogen.
Secara khusus, nikotin yang terdapat dalam rokok elektronik dapat menimbulkan efek ketergantungan. Menurut riset yang dilakukan oleh Agus ddk yang diterbitkan dalam Journal of Natural Science, Biology and Medicine 2018, sebanyak 76,5 persen laki-laki pengguna rokok elektronik secara reguler mempunyai ketergantungan akan nikotin. Riset ini dilakukan pada 71 subjek laki-laki, di mana 34 pengguna rokok elektronik dan 37 bukan pengguna rokok elektronik.
Lalu apa saja dampak penggunaan rokok elektronik bagi kesehatan? Bagaimana dampaknya bagi perokok pasif?
Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
DAMPAK ROKOK ELEKTRONIK BAGI PENGGUNA AKTIF DAN PASIF
Ilustrasi Rokok Elektrik/ Foto: Getty Images/iStockPhoto/Bulat Silvia
Dampak penggunaan rokok elektronik bagi kesehatan
Rokok elektronik bisa menimbulkan efek samping pada kesehatan jantung. Dampak ini seperti meningkatkan tekanan darah, oksidatif stres, meningkatkan mekanisme penyakit di pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah, hingga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Sistem tubuh lain yang juga terpengaruh akibat mengisap rokok elektronik adalah masalah di sistem pencernaan, syaraf, hingga menimbulkan masalah pada sistem imunitas.
Dampak lainnya juga akan dialami oleh organ paru, Bunda. Pada Januari 2018, National Academies of Science, Engineering, and Medicine menerbitkan konsesus laporan riset yang mereview lebih dari 800 riset berbeda-beda. Kesimpulan laporan secara jelas menyatakan bahwa kandungan di rokok elektronik dapat menyebabkan penyakit paru, seperti PPOK, asma, hingga kanker paru.
"Banyak juga laporan di luar negeri memaparkan bahwa rokok elektronik dapat menyebabkan pneumotoraks. Di Indonesia juga sudah ditemukan kasus paru bocor yang diduga karena vape," kata Agus.
Dampak bagi pengguna rokok elektronik pasif
Dampak rokok elektronik tak hanya dirasakan penggunannya. Orang-orang sekitar yang terpapar uap rokok, seperti anak dan ibu hamil, juga bisa berpotensi sakit.
Sebagian besar komponen yang terindentifikasi pada uap rokok elektronik menyebabkan gejala distres pernapasan atau kesulitan pernapasan, gangguan fungsi paru, dan penyakit pernapasan. Studi di luar negeri sudah banyak meneliti dampak paparan uap rokok elektronik pada perokok pasif. Namun, studi serupa belum ada di Indonesia.
"Belum ada riset tentang pengguna pasif dari rokok elektronik, tapi kalau di luar negeri sudah cukup banyak," ujar Agus.
"Kalau dari statement WHO dan jurnal di luar negeri itu ada pengaruhnya, orang-orang sekitar yang menghirup bisa berpotensi (sakit)," sambungnya.
Sejauh ini, penelitian di Indonesia baru menemukan efek dari nikotin secara umum pada pengguna pasif. Anak-anak yang terpapar nikotin terlalu sering bisa berisiko mengalami gejala asma. Sedangkan pada ibu hamil, paparan nikotin bisa berdampak pada janinnya.
"Kalau pada ibu hamil, kita sudah melakukan penelitian tentang rokok konvensional. Bila ia terpapar nikotin dari suaminya yang merokok, begitu lahir ukuran janinnya pendek, bisa stunting.
Simak juga bahaya menjadi perokok pasif, dalam video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda