Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

10 Tanda Bunda Alami Parental Burnout, Stres Tidak Biasa saat Mengasuh Anak

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Rabu, 06 Mar 2024 12:55 WIB

ilustrasi stres
10 Tanda Bunda Alami Parental Burnout, Stres Tidak Biasa saat Mengasuh Anak/Foto: Getty Images/Antonio_Diaz
Daftar Isi
Jakarta -

Pernahkah Bunda mengalami parental burnout? Ini adalah kondisi ketika orang tua mengalami kelelahan secara fisik, mental, dan emosional akibat tanggung jawab mereka untuk membesarkan anak.

Orang tua dengan kondisi ini mungkin mengalami beberapa masalah terhadap psikisnya. Mereka mungkin bisa merasa jauh atau putus hubungan dengan anak-anaknya, dan banyak juga yang mengalami depresi, stres kronis, dan rendahnya toleransi terhadap frustrasi.

Beberapa orang mungkin mengalami burnout karena merasa tidak mampu membesarkan anak-anak, sementara yang lain kesulitan mengelola pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak, dan kewajiban pekerjaan lainnya yang tak terhitung.

Banner Tips Diet Sehari Turun 1 Kg

10 Tanda Bunda mengalami parental burnout

Melansir dari laman newport academy, wajar jika orang tua terkadang merasa burnout dan frustrasi. Akan tetapi, ketika orang tua tidak memiliki waktu untuk istirahat sejenak, energi yang rendah dapat berkembang menjadi burnout.

Berikut adalah beberapa tanda umum parental burnout yang bisa Bunda kenali:

  1. Memiliki pikiran untuk bunuh diri dan melarikan diri karena merasa terjebak
  2. Peningkatan perilaku adiktif seperti minum atau merokok
  3. Kelelahan secara fisik dan mental yang intens, merasa lelah sepanjang waktu
  4. Risiko lebih tinggi mengalami kecemasan dan depresi
  5. Tidak bisa mengendalikan emosi, merasa sendirian
  6. Iritabilitas dan frustrasi
  7. Memiliki gangguan tidur dan masalah kesehatan lainnya, seperti sakit kepala dan nyeri otot
  8. Meningkatnya frekuensi dan intensitas konflik antar orang tua
  9. Merasa tidak mampu, hilangnya rasa pencapaian terkait dengan mengasuh anak
  10. Hilangnya motivasi dan minat pada aktivitas yang biasanya disukai

Penyebab yang mendasari parental burnout

Melansir dari laman choosing therapy, mengasuh anak itu memang sangat melelahkan, ini disebabkan oleh beberapa faktor tertentu. Faktor-faktor ini ditambah dengan batasan yang buruk, kurangnya komunikasi, dan kecenderungan umum untuk menyenangkan orang lain, dapat menghabiskan energi dan sumber daya kognitif.

Berikut adalah beberapa penyebab orang tua mengalami parental burnout:

  • Pekerjaan: Pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi bisa membuat orang tua merasa lelah karena menyita ruang kognitif dan emosional.
  • Jumlah anak: Lebih banyak anak umumnya berarti lebih banyak tanggung jawab. Memiliki lebih dari satu anak dapat menguras sumber daya mental dan fisik.
  • Tahap perkembangan anak: Tergantung pada tahap perkembangannya, seorang anak mungkin memerlukan tingkat keterlibatan orang tua yang berbeda. Misalnya, bayi baru lahir yang mengalami kesulitan tidur sepanjang malam dapat menyebabkan parental burnout.
  • Akses terhadap dukungan: Dukungan sosial dapat memberikan perlindungan terhadap gejala parental burnout. Kurangnya dukungan dapat membuat orang tua merasa lelah.
  • Kebutuhan anak: Anak-anak mungkin memiliki kebutuhan sehari-hari yang berbeda berdasarkan genetika, perkembangan, atau ekspektasi budaya.
  • Tingkat perfeksionisme dan ekspektasi: Perfeksionisme dapat menyebabkan orang tua mempertanyakan seberapa banyak yang cukup untuk anak-anak mereka.
  • Batasan yang buruk: Menetapkan batasan yang sehat dengan anak-anak membantu mereka mempelajari tingkat kemandirian dan kepercayaan diri yang tepat. Akan tetapi, terus-menerus melakukan tugas-tugas yang sebenarnya dapat mereka selesaikan tanpa pengawasan orang tua dapat menyebabkan burnout dalam mengasuh anak.

Cara mengatasi parental burnout

Bunda yang mengalami parental burnout mungkin bisa mengatasinya dengan beberapa cara berikut ini:

1. Konsultasi dengan terapis

Berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental berlisensi dapat membantu Bunda mengatasi parental burnout dan mengembangkan keterampilan mengatasi masalah yang positif. Terapi ini bisa juga membantu Bunda menetapkan tujuan untuk mengurangi stres di rumah atau kantor.

Setiap orang membutuhkan sistem pendukung, dan terapis dapat menawarkan ruang yang nyaman untuk bertukar pikiran, mengidentifikasi, dan menerapkan solusi.

2. Menelpon teman

Meminta bantuan membutuhkan banyak keberanian. Banyak orang bergumul dengan kerentanan, terutama ketika menghadapi sesuatu yang intim seperti parental burnout.

Mengizinkan orang lain masuk ke dalam keluarga dan kehidupan rumah tangga bisa jadi menakutkan. Akan tetapi, mendapatkan dukungan mereka dapat memberikan wawasan tentang kemungkinan solusi atau perubahan positif.

3. Meningkatkan perawatan diri

Mulailah dari hal kecil jika Bunda tidak punya waktu untuk melakukan rutinitas perawatan diri. Luangkan waktu dua menit setiap pagi sebelum memeriksa ponsel atau mengajak anak-anak untuk bernapas dalam-dalam dan memikirkan kebutuhan Bunda.

Nah, itulah beberapa tanda-tanda Bunda mengalami parental burnout hingga cara mengatasinya yang bisa Bunda kenali. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis! 

Simak juga perbincangan dengan pakar mengenai toxic marriage berikut ini, banyak insight yang bisa didapat, lho Bun!

[Gambas:Video Haibunda]



(asa)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda