
moms-life
Studi Ungkap Bunda Paling Sering Ambil Cuti untuk Rawat Anak Sakit
HaiBunda
Jumat, 10 May 2024 16:50 WIB

Daftar Isi
Kehidupan kerja orang tua terkena dampak yang signifikan ketika anak sakit. Menurut sebuah studi, seorang ibu dua kali lebih mungkin mengambil cuti tidak dibayar untuk rawat anak sakit dibandingkan sang ayah.
Bagi Bunda bekerja, merawat anak-anak yang sedang sakit di rumah bukan hal yang mudah. Sering kali fokus mereka terpecah antara mengasuh anak dengan menyelesaikan tanggung jawabnya dalam pekerjaan.
Merawat anak yang sakit juga memengaruhi kesehatan mental orang tua. Hal tersebut diungkap langsung oleh studi dari Nanit Lab. Mereka mengungkap bahwa orang tua yang memiliki bayi sakit dalam sebulan, 60 persen lebih mungkin melaporkan gejala depresi klinis dibandingkan orang tua dengan anak yang tidak sakit.
Dampak anak sakit terhadap pekerjaan orang tua
Melansir dari laman verywell family, hampir seluruh orang tua dapat mengidentifikasi stres yang disebabkan oleh anak yang sakit. Sebagai orang tua, tidak hanya peduli terhadap anak-anak, namun sering kali mereka juga perlu mencari keseimbangan antara merawat dan pekerjaan.
Menurut penelitian baru dari Nanit Lab, pekerjaan orang tua terpengaruh rata-rata selama empat hari ketika anak mereka sakit.
Hampir 52 persen orang tua mengambil kombinasi cuti berbayar, cuti orang tua, atau hari libur. Sekitar 13 persen mengambil cuti tidak dibayar, 24 persen bekerja jarak jauh, dan 11,5 persen menggunakan kombinasi berbagai jenis cuti ketika anaknya sakit.
“Banyak keluarga terkena dampak meningkatkan penyebaran virus di kalangan anak-anak. Dalam sampe kami yang terdiri dari sekitar 900 orang tua, 17 persen melaporkan bahwa anak mereka menderita Covid, flu, atau RSV,” ujar Dr. Natalie Barnett, Wakil Presiden Penelitian Klinis di Nanit.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa para Bunda merasakan dampak yang lebih besar dan dua kali kemungkinan untuk mengambil cuti yang tidak dibayar dibandingkan ayah. Mereka juga 23 persen lebih mungkin memilih bekerja jarak jauh atau work from home (WFH) untuk merawat anak yang sakit.
Di sisi lain, ayah lebih cenderung mengambil cuti berbayar dibandingkan Bunda. Pembagian kerja bahkan menjadi lebih parah lagi dengan tidak berfungsinya pengasuhan anak. Sebanyak 23 persen anak diasuh oleh ibunya, 76 persen oleh ibu dan ayah, namun tidak ada yang diasuh hanya oleh ayahnya.
Pola asuh ayah sebagian besar tidak terpengaruh oleh perubahan situasi kerja mereka terkait dengan masa pandemi.
Pengaruh merawat anak yang sakit terhadap kesehatan mental Bunda bekerja
Ketika anak sakit, orang tua mengambil peran tambahan, seperti merawat sepanjang waktu. Hal ini termasuk memeriksa suhu tubuh, memantau pernapasan, dan pengamatan lebih dekat terhadap perilaku anak untuk memastikan makan dan tidur dengan normal.
Tugas-tugas yang penuh kecemasan dalam mengelola emosi dan perilaku anak di rumah dapat meningkatkan stres orang tua.
Tingkat stres dan beban pengasuhan berada di titik tertinggi ketika mencoba menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan di rumah, di mana batasan pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi kabur, sekaligus mengoordinasikan perawatan untuk penyakit siklus di rumah.
Studi Nanit menunjukkan bahwa 63 persen orang tua melaporkan bahwa ketika anak mereka sakit sangat menegangkan. Sekitar 13 persen orang tua memiliki anak sakit melaporkan tingkat gejala depresi klinis. Jumlah ini 60 persen lebih tinggi dibandingkan jumlah orang tua dengan anak sehat.
Sebanyak 40 persen orang tua mengatakan anak mereka yang sakit mengalami kesulitan tidur, yang mungkin mempersingkat waktu bagi orang tua untuk memulihkan tenaga setelah hari yang melelahkan.
Kualitas tidur tidak membaik setelah anak mereka membaik, sebanyak 45 persen orang tua mengatakan perlu waktu satu minggu atau lebih agar tidur anak mereka kembali normal setelah sembuh.
Tips menyeimbangkan pekerjaan dengan merawat anak sakit
Menyelesaikan pekerjaan ketika anak sakit mungkin bukan hal yang mudah. Untuk itu, Bunda disarankan untuk berbicara kepada manager. Ini mencakup soal tanggung jawab, hasil kerja, dan ketepatan waktu yang jelas.
Menempatkan struktur pada tempatnya akan membantu mengatasi kecemasan dan mendorong penyelesaian tugas yang lebih fokus.
Tidak masalah jika ingin meminta bantuan. Kemudian, pahami bagaimana atasan Bunda dapat mendukung dengan akomodasi ketika anak sedang sakit.
Nah, itulah beberapa hal yang bisa Bunda ketahui terkait studi seorang Bunda lebih banyak mengambil cuti untuk merawat anak sakit. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/fia)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
5 Tips Hadapi Perasaan Bersalah sebagai Ibu Bekerja Menurut Pakar

Mom's Life
5 Resolusi Tahun Baru yang Perlu Dibuat Ibu Bekerja Menurut Terapis Keluarga

Mom's Life
Bunda Perlu Tahu, Ini Hak dan Perlindungan untuk Ibu Hamil Bekerja di Indonesia

Mom's Life
Benarkah Jadi Seorang Ibu Bikin Karier Makin Cemerlang? Ini Faktanya

Mom's Life
5 Tips yang Perlu Dipertimbangkan Wanita Karier Sebelum Berencana Resign

Mom's Life
5 Tips Meningkatkan Karier, Bunda Perlu Tahu
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda