
moms-life
Arti Keluarga Cemara dan Cerita Asal Usulnya, Istilah yang Diadaptasi dari Sinetron Lawas
HaiBunda
Selasa, 25 Jun 2024 13:40 WIB

Daftar Isi
Bunda familiar dengan istilah keluarga cemara? Kata-kata tersebut sangat erat dikaitkan dengan keluarga sederhana yang penuh keharmonisan.
Ketika mendengar keluarga cemara, Bunda juga mungkin langsung bernostalgia dengan sinetron lawas di tahun 90-an lalu. Sepotong lirik lagu Harta Berharga terlintas sejenak di benak dan pikiran.
Lantas, apa sih arti sebenarnya dari keluarga cemara? Benarkah istilah ini ramai digunakan karena sinetron lawas tersebut? Yuk, simak informasinya berikut ini, Bunda.
Arti keluarga cemara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keluarga adalah satuan kekerabatan dasar yang terdiri dari ibu, bapak, dan anak-anaknya. Di sisi lain, cemara adalah salah satu jenis pohon yang tumbuh di pegunungan.
Nah, pohon cemara sendiri memiliki makna simbolis tentang keabadian dan kekuatan. Sehingga ketika kata keluarga dan cemara disatukan dapat diartikan bahwa keluarga adalah hal yang abadi.
Keluarga cemara sendiri adalah istilah yang populer yang merujuk pada sebuah keluarga yang penuh keharmonisan. Setiap anggota keluarga cemara hidup dengan kasih sayang dan rasa peduli terhadap satu sama lain.
Dengan demikian, orang-orang yang hidup di tengah keluarga cemara akan selalu merasa bahwa keluarga adalah hal yang paling berharga dan abadi di hidupnya. Sehingga, banyak sekali orang yang menempelkan istilah ini untuk keluarga yang terlihat bahagia satu sama lain.
Cerita asal-usul istilah keluarga cemara yang diadaptasi dari sinetron lawas
Di Indonesia, istilah keluarga cemara ramai disebut karena kemunculan sinetron lawas di tahun 1996 lalu. Dengan judul yang sama, yakni Keluarga Cemara, sinetron garapan Arswendo Atmowiloto ini menceritakan kisah keluarga kaya yang jatuh miskin.
Kehidupan keluarga yang berubah 180 derajat tersebut membuat mereka kehilangan banyak harta. Namun, di tengah kesulitan tersebut, keluarga yang terdiri dari Abah, Emak, Euis, Cemara, dan Agil ini tetap menganggap harta yang paling berharga adalah keluarga mereka sendiri.
Nah, itulah alasan mengapa istilah keluarga cemara booming di masyarakat dan sering dikaitkan dengan keluarga yang harmonis dan bahagia, Bunda.
Kehangatan film keluarga cemara sabet sejumlah penghargaan
Pada tahun 2019, sinetron Keluarga Cemara diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama. Dibintangi Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Zara Adhisty, dan Widuri Putri Sasono, film ini berhasil menarik banyak publik untuk kembali bernostalgia.
Sebanyak 1,7 juta penonton tercatat menikmati kisah hangat keluarga kecil Abah-Emak bersama Euis dan Ara. Jumlah ini menjadikan Keluarga Cemara menduduki peringkat lima sebagai film terlaris di tahun 2019.
Selain itu, film Keluarga Cemara juga mendapat banyak penghargaan di industri perfilman, lho. Tiap-tiap aspek dari film garapan sutradara Yandy Laurens ini masuk dan memenangkan beberapa kategori award ternama di lima tahun yang lalu.
Dalam Festival Film Indonesia 2019, Keluarga Cemara berhasil mengantongi dua penghargaan dengan kategori Skenario Adaptasi Terbaik dan Lagu Tema Terbaik. Aransemen terbaru dari lantunan Harta Berharga tersebut sukses menarik perhatian sehingga dinobatkan sebagai soundtrack yang paling populer.
Selain itu, film bergenre drama keluarga satu ini juga kembali memborong kemenangan di Piala Maya 2019. Keluarga Cemara membawa pulang piala dari enam kategori penghargaan, yakni Film Cerita Panjang/Film Bioskop Terpilih, Penyutradaraan Berbakat Film Panjang Karya Perdana, Skenario Adaptasi Terpilih, Lagu Tema Terpilih, Tata Musik Terpilih, dan Aktor/Aktris Cilik Remaja Terpilih.
10 Cara membangun keluarga cemara yang harmonis dan bahagiaÂ
Keluarga cemara identik dengan keluarga harmonis yang penuh kehangatan. Untuk menciptakan ruang bahagia dalam sebuah keluarga, cobalah untuk menerapkan 10 cara berikut ini dikutip dari berbagai sumber.
1. Komunikasi yang positif
Bunda, membangun keluarga yang penuh rasa hangat memerlukan komunikasi yang positif di dalamnya. Hal ini meliputi intensitas dan cara orang tua berbicara kepada anak-anak.
Seringkali orang tua melewatkan sesi berbincang bersama anak sebab terlalu sibuk dengan dunia kerjanya. Oleh karena itu, cobalah untuk selalu menyisihkan waktu untuk saling mengobrol seperti menceritakan kegiatan satu sama lain. Ini dapat membantu untuk membangun kepedulian.
Bangunlah komunikasi yang terbuka dan jujur. Dengarkan setiap cerita dengan empati tanpa menghakimi. Dengan begitu, setiap anggota keluarga akan merasa didengar dan dihargai.
2. Saling mendukung
Tunjukkan dukungan dalam setiap aspek kehidupan, baik itu dalam pekerjaan, sekolah, atau hobi. Dukungan ini membangun rasa percaya diri dan membantu anggota keluarga merasa dihargai.
Bunda dan Ayah perlu mencontohkan sikap satu ini dengan memberi apresiasi terhadap pencapaian yang Si Kecil dapatkan. Dengan demikian, anak bisa merasakan bagaimana orang tua yang suportif terhadap pilihan yang dibuatnya.
3. Validasi perasaan dan tindakan
Pastikan untuk selalu memvalidasi segala bentuk emosi yang dirasakan anak. Ini bertujuan membentuk kepribadian anak yang lebih komunikatif dan supel.
Ketika anak sedih, Bunda perlu memvalidasi emosi tersebut dengan mengajak mereka mengeksplorasi penyebab dan solusi kesedihan tersebut. Hindari sikap yang menyepelekan, seperti "Masa yang begitu saja nangis." Sikap tersebut justru membuat anak tumbuh menjadi kepribadian yang nirempati.
Selain itu, cobalah untuk mengapresiasi tindakan positif yang dilakukan anak. Ketika Si Kecil berhasil mendapatkan nilai 90 di pelajaran matematika, pujilah ia dengan kata afirmasi.
Hindari ucapan yang menuntut seperti "Nanggung banget 90. Kenapa enggak 100?", ya Bunda. Hal ini berisiko membentuk karakter anak yang people pleaser dan merasa segala usahanya tidak pernah cukup.
4. Menghormati perbedaan
Sebagai orang tua, Ayah dan Bunda perlu tahu bahwa membandingkan anak dengan saudaranya adalah hal yang wajib dihindari. Orang tua perlu menghormati bahwa setiap anak memiliki perbedaan yang tidak bisa disamakan.
Cobalah untuk selalu memahami setiap karakter anak dalam mendidiknya. Dengan begitu, hubungan antar saudara juga dapat terjalin dengan rukun.
5. Waktu berkualitas bersama
Cobalah untuk mengatur waktu bersama untuk dihabiskan bersama keluarga. Contohnya di tiap hari Minggu atau libur, luangkan waktu dan ajak keluarga untuk pergi ke suatu tempat atau melakukan kegiatan lainnya secara bersama.
Hal ini akan memberi semua anggota keluarga kesempatan untuk saling bonding, berkomunikasi dan menghabiskan waktu bersama dengan penuh hangat.Â
6. Ajarkan nilai dan moral positif
Anak-anak adalah sosok peniru yang handal. Mereka akan berperilaku seperti apa yang mereka terima dan saksikan sehari-hari.
Jika Bunda dan Ayah menginginkan kehidupan keluarga cemara, mulailah dengan mengajarkan anak nilai dan moral yang positif melalui perilaku masing-masing. Sikap orang tua yang baik dalam mendidik anak akan menghasilkan kepribadian anak yang sama persis.
7. Menetapkan batasan
Orang tua selalu mengutamakan kebahagiaan anak-anak. Namun, seringkali sikap ini disalah artikan dengan sikap yang terlalu memanjakan anak.
Perilaku tersebut berisiko membentuk anak yang tidak mengetahui batasan, Bunda. Alhasil, di kemudian waktu, anak akan tumbuh memberontak dan memperburuk hubungan dengan keluarga.
Untuk itu, orang tua perlu menetapkan batasan dengan memberi pengertian terhadap aturan yang dibentuknya. Anak-anak akan lebih mudah paham dan menghargai batasan tersebut.
8. Menghargai waktu pribadi
Setiap anggota keluarga membutuhkan waktu untuk diri sendiri. Menghormati batas atau ruang pribadi ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan dalam keluarga.
9. Pembagian tugas yang adil
Dalam keluarga diperlukan juga yang namanya kerja sama tim. Hal ini seringkali berlaku ketika berurusan dengan pekerjaan rumah.
Nah, untuk menghindari konflik kecemburuan antar anggota keluarga, bagilah tugas rumah yang adil. Membagi tanggung jawab rumah tangga secara adil juga mengajarkan anak untuk bertanggung jawab.
10. Mengatasi konflik dengan bijak
Ketika menginginkan keluarga cemara, lakukan segala sesuatu dengan bersama-sama, terutama dalam menyikapi konflik keluarga. Konflik dalam keluarga adalah hal yang normal terjadi.
Namun, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana menyikapinya tanpa emosi berlebihan. Orang tua dan anak perlu mengatasi konflik ini dengan kepala dingin.
Cobalah untuk mencari solusi di tengah konflik tanpa menyudutkan siapapun. Hal ini bertujuan dalam menjaga keharmonisan keluarga.
Nah, demikian penjelasan seputar arti keluarga cemara, asal-usul terbentuknya, hingga cara-cara yang perlu dilakukan dalam membangun keluarga yang harmonis. Semoga bermanfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Bahaya Masak dengan Wajan Gosong, Awas Risiko Kanker Bun

Mom's Life
4 Alasan Orang Tua Perlu Periksa Kesehatan Mentalnya, Bunda Perlu Tahu

Mom's Life
5 Film Keluarga Cocok Ditonton Bareng Anak Saat Lebaran di Rumah Aja

Mom's Life
Cara Menghadapi Mom Shaming dari Orang Terdekat

Mom's Life
Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia Usai Mengidap Kanker Prostat


5 Foto
Mom's Life
5 Artis Korea yang Aktif Mendukung Hak dan Pemberdayaan Perempuan, Ada Bae Suzy hingga Kim Yo Jung
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda