Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

10 Cara Mengatasi Nyeri Saat Tetesan Kencing Terakhir

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 21 Jun 2024 21:55 WIB

ilustrasi buang air di toilet
Ilustrasi buang air kecil/Foto: Getty Images/iStockphoto/patchanan promunat
Daftar Isi

Sering merasa nyeri saat tetesan kencing terakhir? Mungkin ada masalah kesehatan yang menyertainya. Pahami penyebab dan cara mengatasi nyeri saat tetesan kencing terakhir.

Nyeri saat kencing terakhir atau yang dikenal dengan disuria terminal bisa sangat mengganggu dan tidak nyaman. Rasa sakit ini biasanya terjadi saat buang air kecil hampir selesai dan bisa disertai dengan gejala lain, seperti rasa panas, perih, atau anyang-anyangan.

Ada pula gejala lainnya, seperti:

  • Sering buang air kecil (terutama di malam hari)
  • Rasa ingin buang air kecil yang mendesak
  • Rasa perih atau panas di area genital
  • Keluarnya darah saat buang air kecil
  • Nyeri di punggung bawah atau perut bagian bawah
Banner Kesalahan Ortu pada Anak Lelaki

Terdapat berbagai macam penyebab disuria terminal, mulai dari infeksi saluran kemih (ISK), penyakit menular seksual, batu ginjal, hingga prostatitis. Oleh karena itu, penting mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu agar mendapatkan pengobatan yang tepat.

Penyebab Nyeri Saat Tetesan Kencing Terakhir

1. Infeksi saluran kemih (ISK)

Mengutip dari Medical News Today, ISK menjadi infeksi yang paling umum pada saluran kemih dan sering menyebabkan disuria terminal. ISK dapat mempengaruhi uretra, kandung kemih, ginjal, atau ureter.

Bakteri menjadi  penyebab paling umum ISK tapi virus dan jamur juga dapat menyebabkannya. Bunda dengan ISK mungkin mengalami gejala lain, seperti sering buang air kecil, warna urine yang keruh atau berlumuran darah, demam, berbau tak sedap, dan nyeri di bagian samping serta punggung.

2. Infeksi menular seksual (IMS)

Beberapa IMS, seperti gonore dan klamidia, dapat menyebabkan peradangan pada uretra dan kandung kemih yang menyebabkan disuria terminal. Gejalanya bisa berbeda-beda, bergantung pada jenis IMS. Misalnya saja, herpes biasanya menyebabkan lesi seperti lepuh pada alat kelamin.

3. Batu ginjal

Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk di ginjal dari mineral dan garam dalam urine. Terkadang, batu ginjal akan menempel di dekat area masuknya urin ke kandung kemih.

Hal tersebut dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil. Batu ginjal dapat menyebabkan rasa sakit yang parah di punggung bawah, samping, dan perut, serta disuria terminal.

4. Prostatitis

Prostatitis adalah peradangan pada prostat, kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih pria. Prostatitis dapat menyebabkan disuria terminal, sering buang air kecil dan rasa sakit di pangkal paha serta punggung bawah.

5. Kista ovarium

Sama seperti batu ginjal, kista ovarium merupakan contoh bagaimana sesuatu di luar kandung kemih dapat menekan dan menyebabkan nyeri saat buang air kecil. Kista ovarium dapat berkembang pada satu atau kedua ovarium yang terletak di kedua sisi kandung kemih.

6. Obat-obatan

Beberapa obat dapat menyebabkan peradangan pada jaringan kandung kemih. Ini termasuk yang diresepkan dokter untuk mengobati kanker kandung kemih, dapat mengiritasi dan meradang jaringan kandung kemih. 

Hal ini seringkali menimbulkan rasa sakit saat buang air kecil. Jika Bunda sudah memulai pengobatan baru dan mulai merasakan sakit saat buang air kecil maka harus menghubungi dokter dan bertanya apakah gejala tersebut mungkin merupakan efek samping obat. 

Bunda tidak boleh berhenti minum obat sendiri tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

7. Sistitis interstisial

Dikenal sebagai sindrom nyeri kandung kemih. Sistitis interstisial merupakan suatu kondisi yang menyebabkan iritasi kronis pada kandung kemih yang berlangsung selama 6 minggu atau lebih tanpa adanya infeksi yang mendasarinya.

8. Sensitivitas kimia

Terkadang, bahan kimia yang berada di luar tubuh, seperti wewangian dapat mengiritasi jaringan tubuh. Saat Bunda buang air kecil, iritasi ini mungkin lebih terlihat dan mungkin timbul rasa sakit.

Produk yang dapat menyebabkan sensitivitas bahan kimia, seperti sabun, kertas toilet beraroma, pelumas vagina, atau busa kontrasepsi.

9. Vaginosis

Dikenal juga sebagai vaginitis, infeksi vagina ini dapat terjadi karena pertumbuhan bakteri atau jamur yang berlebihan. IMS yang disebut trikomoniasis juga dapat menyebabkan infeksi vagina.

10. Kanker kandung kemih

Kanker kandung kemih terjadi ketika sel kanker mulai berkembang di kandung kemih. Merasa nyeri saat buang air kecil biasanya bukan merupakan gejala awal dari kondisi ini. Bunda juga biasanya melihat darah di urin.

Cara Mengatasi Nyeri Saat Tetesan Kencing Terakhir

1. Minum air putih yang cukup

Minum air putih yang cukup membantu membersihkan saluran kemih dan menyingkirkan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Air putih juga membantu mengencerkan urine sehingga tidak terlalu iritatif saat buang air kecil.

Kurang minum air putih dapat menyebabkan urine menjadi lebih pekat dan berkonsentrasi tinggi. Ini dapat memperburuk rasa sakit saat buang air kecil.

2. Konsumsi Cranberry

Cranberry mengandung proanthocyanidin, zat yang membantu mencegah bakteri menempel pada dinding saluran kemih. Minum jus cranberry tanpa gula atau konsumsi suplemen cranberry bisa membantu meredakan nyeri saat kencing. Cranberry telah terbukti efektif dalam mencegah infeksi saluran kemih (ISK) pada wanita.

3. Gunakan obat pereda nyeri 

Obat seperti ibuprofen (seperti Advil atau Motrin) atau paracetamol (seperti Tylenol) dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan pada label dan jangan minum melebihi dosis yang dianjurkan.

Obat-obatan ini bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, zat yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan.

4. Kompres hangat

Kompres hangat pada area perut bagian bawah atau selangkangan. Hal ini dapat membantu merilekskan otot-otot di sekitar kandung kemih dan uretra sehingga mengurangi rasa sakit.

Gunakan handuk hangat atau botol air hangat yang dibungkus handuk dan kompres area yang sakit selama 15 sampai 20 menit. Panas membantu meningkatkan aliran darah dan meredakan ketegangan otot.

5. Mandi duduk dengan air hangat

Mandi duduk dengan air hangat selama 10 sampai 15 menit dapat membantu meredakan nyeri dan ketidaknyamanan. Bunda juga bisa menambahkan beberapa tetes minyak esensial seperti lavender atau chamomile ke dalam air untuk efek relaksasi tambahan.

Mandi air hangat membantu merilekskan otot-otot di sekitar organ genital dan kandung kemih. Di samping itu, cara ini juga bisa membantu meredakan peradangan.

6. Hindari makanan dan minuman tertentu

Beberapa makanan dan minuman, seperti kafein, alkohol, dan makanan pedas, dapat mengiritasi saluran kemih dan memperburuk rasa sakit. Hindari konsumsi makanan dan minuman ini sampai rasa sakit mereda.

Kafein dan alkohol bersifat diuretik yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil sekaligus memperburuk iritasi pada saluran kemih. Makanan pedas mengandung senyawa yang dapat mengiritasi kandung kemih.

7. Jangan menahan buang air kecil

Jangan menunda buang air kecil. Keringkan kandung kemih Bunda secara teratur, bahkan jika hanya merasa sedikit ingin buang air kecil.

Hal tersebut membantu mencegah bakteri menumpuk di kandung kemih dan menyebabkan infeksi. Menahan kencing dapat menyebabkan urine menjadi lebih pekat dan meningkatkan risiko infeksi.

8. Jaga kebersihan area genital

Selalu bersihkan area genital dengan sabun dan air hangat setelah buang air kecil atau berhubungan seksual. Hal ini membantu mencegah infeksi dan iritasi. Gunakan sabun yang lembut dan tidak beraroma untuk menghindari iritasi.

9. Gunakan pakaian dalam katun

Kenakan pakaian dalam katun yang longgar dan bernapas. Hindari pakaian dalam sintetis yang dapat menjebak kelembapan dan meningkatkan pertumbuhan bakteri.

Pakaian dalam katun menyerap keringat dengan baik dan membantu menjaga area genital tetap kering dan sejuk.

10. Sering ganti pembalut saat haid

Darah haid yang kotor bisa menginfeksi vagina Bunda jika tak sering diganti. Coba ganti setiap kali Bunda buang air kecil atau sesuai kebutuhan. Jangan mendiamkan atau memakai pembalut yang penuh darah haid seharian karena bisa mengembangbiakkan bakteri dalam vagina Bunda. 

Jika rasa sakit semakin parah, tidak kunjung membaik, atau disertai dengan gejala lain seperti demam, mual, muntah, atau keluarnya darah saat buang air kecil, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis penyebab nyeri dan memberikan pengobatan yang tepat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda