HaiBunda

MOM'S LIFE

Benarkah Kolesterol Tinggi Termasuk Keturunan atau Faktor Genetik?

dr. Franciscus Ari, Sp.P.D   |   HaiBunda

Selasa, 16 Jul 2024 18:00 WIB
KOlesterol tinggi apakah bisa dari faktor keturunan?/Foto: Getty Images/Six_Characters
Jakarta -

Kolesterol adalah suatu struktur yang ada dalam tubuh manusia, yang fungsi utamanya dipakai oleh sel untuk membentuk dinding sel. Fungsi lain kolesterol adalah membentuk hormon-hormon tertentu, termasuk hormon estrogen dan progesteron pada perempuan.

Kasus kolesterol tinggi pada perempuan dan laki-laki hampir sama banyaknya di Indonesia. Namun, data menyebut bahwa komplikasi akibat kolesterol tinggi, yakni penyakit jantung koroner, banyak ditemukan pada laki-laki.

Sementara pada usia di atas 50 tahun, komplikasi ini tidak lagi membedakan gender. Laki-laki dan perempuan tak sedikit mengalami penyakit jantung koroner di usia lanjut.
Khusus pada perempuan, hal itu terjadi lantaran terjadinya menopause yang menyebabkan penurunan kadar hormon estrogen, berimplikasi pada peningkatan risiko terjadinya komplikasi metabolik.


Sejauh ini, angka kejadian penyakit jantung karena kolesterol tinggi terus meningkat di Indonesia. Penyebabnya karena masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menjalani gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin berolahraga.

Jenis kolesterol

Sifat kolesterol tidak larut di dalam air, sehingga di darah akan berikatan dengan protein yang disebut lipoprotein. Kolesterol dalam darah terdiri dari beberapa jenis berdasarkan strukturnya.

Berikut jenis kolesterol yang umum diperiksa dan sering dikaitkan dengan kesehatan:

1. Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) sering disebut kolesterol jahat, Bunda. LDL beredar di pembuluh darah.

LDL dapat menjadi masalah kesehatan jika beredar dalam jumlah tinggi, sehingga dapat ditangkap di sel makrofag di dinding pembuluh darah. Kemudian, LDL dapat masuk ke dalam lapisan dinding pembuluh darah dan menyebabkan plak atau penumpukan kolesterol.

Plak yang terbentuk dapat menyebabkan penyempitan di pembuluh darah, sehingga diameter pembuluh darah menjadi lebih sempit. Jika hal tersebut terjadi di pembuluh darah jantung atau arteri koronaria, maka dapat berisiko menjadi serangan jantung atau gangguan penyempitan pembuluh darah jantung.

Sementara jika terjadi di otak, maka dapat menyebabkan penyempitan pembuluh yang berakhir menjadi stroke iskemik, Bunda.

2. High Density Lipoprotein (HDL)

Berbeda dengan LDL, High Density Lipoprotein (HDL) disebut kolesterol baik karena berfungsi menjadi semacam pembersih untuk tubuh. Jadi, kolesterol-kolesterol yang beredar di pembuluh darah akan ditangkap masuk ke dalam hati dalam bentuk HDL. Kemudian akan dimetabolisme dan sebagian akan dibuang melalui saluran empedu dan ke saluran pencernaan.

3. Trigliserida

Trigliserida atau lemak darah memiliki peran penting dalam menyimpan kalori. Namun, kadar trigliserida yang meningkat tinggi perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Kadar trigliserida yang tinggi (ekstrem) dapat merusak pankreas, hati, menyebabkan fatty liver atau perlemakan hati, dan gangguan di pembuluh darah.

Apa itu kolesterol total?

Dalam pemeriksaan sederhana melalui darah, Bunda biasanya mendapatkan nilai kolesterol total. Kolesterol total adalah gabungan dari LDL, HDL, trigliserida, dan jenis kolesterol lainnya.

Setiap jenis kolesterol akan dihitung dengan rumus khusus. Misalnya, hanya 1/5 trigliserida yang masuk ke dalam hasil kolesterol total.

Meski begitu, hasil kolesterol total dapat menjadi gambaran kondisi kolesterol secara keseluruhan. Contohnya, jika hasil trigliserida tiba-tiba tinggi, maka otomatis nilai kolesterol total akan tinggi.

Pemeriksaan darah sederhana untuk mengetahui kolesterol total dapat dilakukan sebagai langkah awal mendeteksi kadar kolesterol tinggi. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kolesterol total yang tinggi, maka Bunda sebaiknya segera melakukan screening profil lipid di Laboratorium untuk mengetahui detailnya kadar masing-masing kolesterol.

Kadar kolesterol normal

Berikut kadar kolesterol normal sesuai dengan jenisnya:

LDL

  • Normal
  • Peningkatan ringan 100-130 mg/dL
  • Peningkatan sedang 130-160 mg/dL
  • Peningkatan cukup berat >160 mg/dL
  • Peningkatan sangat berat >190 mg/dL

HDL

  • Normal >40 mg/dL
  • Pada perempuan baiknya >50 mg/dL

Trigliserida

  • Normal

Faktor genetik dan kolesterol tinggi

Faktor genetik atau keturunan bisa menjadi salah satu penyebab kolesterol tinggi. Faktor genetik ini disebut juga familial hyperlipidemia atau kolesterol tinggi dalam darah yang bersifat keturunan.

Gen yang berperan dalam terjadinya gangguan kolesterol ada banyak sekali, Bunda. Penelitian menyebut ada sekitar 900 gen yang berperan menyebabkan familial hyperlipidemia.

Kolesterol tinggi dapat terjadi karena perubahan atau mutasi pada gen-gen tertentu. Misalnya, ada gen yang tidak dapat meregulasi LDL dalam tubuh atau gen yang dapat meningkatkan kadar trigliserida.

Meski begitu, sebagian besar gen tersebut bersifat autosomal dominan, artinya bukan dari kromosom seksual melainkan dari kromosom somatom. Jadi, faktor genetik penyebab kolesterol ini tidak tergantung dari gender. Jika Ayah terkena kolesterol tinggi, bukan berarti kondisi ini pasti akan diturunkan ke anak perempuannya saja. Begitu pun sebaliknya.

Faktor risiko seseorang terkena kolesterol tinggi juga akan meningkat jika kedua orang tua (Ayah dan Bunda) sama-sama memiliki faktor genetik atau familial hyperlipidemia. Pada orang yang sudah memiliki faktor genetik, akan berisiko lebih tinggi mengalami kadar kolesterol tinggi meski sudah menjalani gaya hidup sehat.
Seseorang dengan faktor genetik dapat mengalami kenaikan LDL atau trigliserida, atau keduanya secara bersamaan.

Pemeriksaan untuk deteksi faktor genetik pada kolesterol tinggi

Secara spesifik, tidak ada pemeriksaan untuk mengetahui faktor genetik kolesterol tinggi, Bunda. Namun, ada pemeriksaan DNA yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kerusakan (defect) untuk kasus kolesterol tinggi. Pemeriksaan ini adalah genome sequencing.

Ada pula nutrition genome test dengan cara kerja serupa genome sequencing. Pemeriksaan untuk mendeteksi faktor genetik tersebut masih jarang ditemukan dan biayanya pun tidak murah.

Lantas, seberapa perlu melakukan pemeriksaan untuk deteksi faktor genetik?

Sebenarnya, pemeriksaan ini tidak begitu diperlukan. Sebab, faktor genetik ini tidak dapat diubah, Bunda. Dokter hanya dapat mengubah kadar LDL atau trigliserida yang tinggi tanpa atau dengan terapi pengobatan.

Tanda-tanda kolesterol tinggi

Kolesterol tinggi, khususnya LDL tinggi, umumnya tidak menimbulkan gejala atau asimptomatik. Gejala biasanya muncul akibat penyakit yang disebabkan kadar LDL tinggi. Misalnya, kolesterol tinggi karena penyempitan pembuluh darah jantung bisa membuat seseorang mengalami sesak dan nyeri dada saat beraktivitas.

Gejala juga dapat terlihat jika ada penumpukkan lemak di bawah kulit, Bunda. Berikut beberapa gejalanya:

- Muncul plak berwarna kuning di kelopak mata atau disebut xanthelasma.
- Penumpukan lemak di belakang tumit disebut xanthoma.
- Muncul lingkaran berwarna cokelat muda di iris mata.

Sementara untuk gejala trigliserida tinggi yang paling umum adalah perlemakan di hati dan pankreas. Pada kondisi serius, trigliserida tinggi dapat menyebabkan nyeri perut hebat yang merupakan tanda pankreatitis.

Penanganan kolesterol tinggi

Penanganan kolesterol tinggi akan tergantung pada jenis kolesterol paling tinggi, dari hasil pemeriksaan profil lipid dan karakteristik pasien. Berikut penanganan pada kondisi LDL dan trigliserida tinggi:

1. LDL tinggi

Dokter biasanya akan menilai cardiovascular risk factor seseorang jika hasil LDL tinggi pada pemeriksaan. Cardiovascular risk factor adalah faktor risiko untuk seseorang terkena penyakit jantung, stroke, atau penyakit pembuluh darah yang berat di kemudian hari, biasanya diprediksi dalam 10 tahun ke depan.

Dalam cardiovaskular risk factor, ada scoring system, di mana banyak faktor dilihat untuk menentukan tindakan selanjutnya. Misalnya, Bunda berusia 50 tahun memiliki diabetes atau riwayat penyakit jantung sebelumnya, maka target pengobatan akan berbeda dengan Bunda yang berusia di bawah 50 tahun tanpa riwayat penyakit apa pun.

Hasil dari scoring system lalu dikelompokkan untuk pemilihan obat dari dosis kecil, sedang, hingga tinggi. Jadi, meski nilai LDL tinggi, belum tentu Bunda perlu mendapatkan penanganan serius, kecuali jika memiliki komplikasi seperti stroke atau penyakit jantung atau kadarnya melebihi 190 mg/dL.

2. Trigliserida tinggi

Umumnya, peningkatan trigliserida yang dialami seseorang tidak terlalu ekstrem. Jika hasil yang didapat tinggi, penanganan utamanya dimulai dengan perubahan gaya hidup saja.

Pada kondisi tertentu, Bunda bisa mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter.

Obat untuk kolesterol tinggi

Obat penurun kadar kolesterol banyak dijual bebas di apotek. Jenis yang paling banyak dijual adalah golongan statin, seperti simvastatin, atorvastatin, dan pitavastatin. Obat golongan statin tersebut berfungsi spesifik untuk menurunkan kadar LDL, Bunda.

Mengonsumsi obat golongan statin tidak serta-merta dapat menurunkan kadar trigliserida tinggi ya. Untuk menurunkan kadar trigliserida, obat yang digunakan adalah golongan fibrat, seperti ciprofibrate, fenofibrate dan gemfibrozil.

Namun demikian, sebaiknya Bunda tidak mengonsumsi obat penurun kolesterol sembarangan. Jika ingin mengonsumsinya, pastikan sudah melakukan screening profil lipid dan mendapatkannya sesuai resep dokter. Biasanya, dokter akan melakukan evaluasi atau monitoring untuk penggunaan obat penurun kolesterol.

Apabila Bunda sudah diresepkan obat, pastikan juga untuk mengonsumsinya sesuai anjuran dokter. Jangan hentikan penggunaan meski gejala sudah hilang. Konsumsi obat hanya dapat dihentikan sesuai dengan rekomendasi dokter setelah dilakukan evaluasi.

Adakah efek samping obat kolesterol ke ginjal?

Bunda tidak perlu khawatir mengonsumsi obat kolesterol dalam jangka panjang sesuai resep dokter. Obat penurun kolesterol, terutama golongan statin, tidak akan merusak atau mengganggu fungsi ginjal.

Pada kondisi tertentu, pengobatan jangka panjang (seumur hidup) mungkin diperlukan untuk menjaga kadar kolesterol. Misalnya pada pasien dengan trigliserida yang sangat tinggi atau pasien diabetes melitus dengan riwayat penyempitan pembuluh darah jantung.

Justru, apabila Bunda tidak mengonsumsi obat dengan rutin, hal tersebut dapat membuat kerja ginjal dan hati dalam menurunkan tekanan darah atau menyaring racun menjadi lebih berat. Hal itulah yang kemudian dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan hati.
Tenang, obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter, sudah dibuat dosisnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Bunda.

Apa suplemen minyak ikan dapat membantu menurunkan kolesterol?

Suplemen minyak ikan dapat dikonsumsi siapa saja, tak terkecuali Bunda dengan kadar kolesterol tinggi. Suplemen ini dapat meningkatkan kadar HDL, yang fungsinya menjadi pelindung atau pembersih. Kadar HDL yang tinggi dapat menurunkan risiko penyempitan pembuluh darah.

Di sisi lain, suplemen minyak ikan tidak dapat menurunkan kadar LDL, Bunda. Jadi, mengonsumsi minyak ikan saja tidak cukup efektif dalam menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL dalam darah.

Apakah kolesterol tinggi dapat disembuhkan?

Kolesterol tinggi dapat sembuh dalam arti terkontrol ya, Bunda. Artinya, jika kadarnya tinggi dibutuhkan penanganan, seperti mengubah gaya hidup atau menjalani terapi pengobatan. Hal ini juga berlaku bagi seseorang yang memiliki faktor genetik kolesterol tinggi.

Berikut perubahan gaya hidup yang bisa diterapkan untuk mengontrol kadar kolesterol tinggi:

  • Diet rendah lemak, santan, dan makanan berminyak
  • Membatasi asupan karbohidrat, seperti makanan mengandung tinggi tepung
  • Melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga aerobik atau kardio selama 150 menit per minggu
  • Menghindari stres
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Menjaga berat badan agar terkontrol dan menghindari obesitas, termasuk penumpukan lemak visceral.

Benarkah kolestrol tinggi disebabkan konsumsi makanan berlemak?

Kolesterol naik memang bisa bersumber dari makanan yang Bunda konsumsi. Tetapi, sebenarnya perjalanan pembentukan kolesterol ini paling banyak dilakukan oleh liver atau hati.

Makanan hanya menyumbang sekitar 25 persen dari lemak yang diserap tubuh dan berubah menjadi LDL di pembuluh darah. Sementara sisa 70 persen lebih dibentuk di hati dan kemudian diregulasi kembali oleh tubuh.

Alasan tersebut menjadi penjelasan mengapa tidak semua orang mengalami kenaikan kolesterol setelah mengonsumsi makanan berlemak.

Ibu hamil dan menyusui dengan riwayat kolesterol tinggi

Ibu hamil dan menyusui dengan riwayat kolesterol tinggi tidak dapat diberikan obat golongan statin. Perempuan yang berencana hamil juga disarankan untuk menghentikan konsumsi obat kolesterol, Bunda.

Pada ibu hamil, obat kolesterol dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan janin, karena lemak dibutuhkan dalam proses pembentukan organ-organ janin. Sementara pada ibu menyusui, obat dapat masuk ke ASI dan bisa mengganggu perkembangan bayi.

Pada kelompok tersebut, cara terbaik untuk mengontrol kadar kolesterol adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup, menjalani diet atau pola makan rendah lemak, atau suplementasi minyak ikan.

Pemberian obat golongan statin hanya dapat diberikan pada keadaan tertentu dan mendesak, seperti serangan jantung atau stroke saat menyusui. Jika obat diberikan, maka ibu menyusui harus menunda pemberian ASI.

Kolesterol tinggi pada anak

Anak-anak pun dapat terkena kolesterol tinggi. Penyebab paling umum adalah faktor genetik, Bunda. Tetapi, ada pula penyebab lainnya yang berkaitan dengan penyakit yang diidap anak, seperti:

1. Diabetes tipe 1 (DM tipe 1)

Anak dengan DM tipe 1 mengalami gangguan produksi insulin di pankreas. Saat kadar gula darah naik, kadar kolesterol dalam tubuh anak juga dapat ikut naik.

2. Hipotiroid kongenital

Anak yang memproduksi hormon tiroid dalam jumlah sedikit atau tidak sama sekali (hipotiroid kongenital) juga dapat mengalami kolesterol tinggi lantaran terganggunya metabolisme kolesterol.

Kondisi anak dengan hipotiroid kongenital dapat dikonsultasikan ke dokter spesialis anak subspesialis endokrin metabolik.

Pemeriksaan kolesterol pada anak

Pada anak dengan riwayat faktor genetik, penyakit DM 1 atau hipotiroid kongenital, pemeriksaan lebih dini dapat dilakukan untuk mendeteksi kolesterol tinggi. Apabila hasilnya positif, dokter dapat memberikan intervensi seperti perubahan gaya hidup.

Penanganan yang cepat dan tepat diharapkan dapat menghindarkan anak dari sindrom metabolik atau gangguan kolesterol yang berat di kemudian hari. Demikian informasi mengenai kolesterol dalam tubuh, mulai dari pemicunya hingga penanganan yang tepat.

Faktor keturunan dapat menjadi salah satu penyebab kolesterol tinggi. Jadi mulailah hidup sehat agar tak menurunkan penyakit seperti kolesterol tinggi pada anak di masa depan ya, Bunda.

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Makanan Ampuh Menurunkan Kolesterol, Ada Buah Beri hingga Kacang

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK