Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Fenomena Jouhatsu di Jepang, Menghilang dan Ganti Identitas untuk Kehidupan Baru

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 03 Sep 2024 18:15 WIB

Japan, Shibuya Ward, Shibuya Crossing, Crowd, Spectator
Ilustrasi Fenomena Jouhatsu di Jepang, Menghilang dan Ganti Identitas untuk Kehidupan Baru/ Foto: Getty Images/CHUNYIP WONG
Jakarta -

Di Jepang ada fenomena jouhatsu, Bunda. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memilih untuk menghilang begitu dan berusaha untuk menyembunyikan keberadaannya untuk sementara atau bahkan puluhan tahun.

Bunda pasti penasaran, sebetulnya apa motif seseorang hingga nekat melakukan hal tersebut? Lalu bagaimana caranya menjalani kehidupan baru?

Mengenal fenomena jouhatsu

Adalah Sugimoto, salah satu pelaku jouhatsu yang berbagi pengalaman kepada BBC. Dalam wawancara tersebut, ia mengaku 'muak' dengan hubungan antar manusia sehingga memilih untuk berkemas dan pergi menghilang dari kehidupan lamanya.

Sugimoto bercerita, di kota kelahirannya yang kecil, semua orang mengenalnya karena keluarga dan bisnis lokal mereka yang terkemuka. Ia pun diharapkan dapat meneruskan bisnis tersebut.

Namun, peran yang dibebankan kepadanya menyebabkan Sugimoto sangat tertekan. Sehingga, ia tiba-tiba meninggalkan kota itu untuk selamanya dan tidak memberi tahu siapa pun ke mana ia akan pergi.

Fenomena jouhatsu di Jepang pun sudah dianggap seperti hal biasa. Bahkan, di sana ada perusahaan yang menyediakan jasa bagi seseorang yang ingin melakukan jouhatsu.

Peruahaan tersebut akan membantu seseorang yang ingin menghilang secara diam-diam untuk menjauh dari kehidupan dan dapat menyediakan tempat tinggal bagi mereka di tempat yang dirahasiakan.

Alasan orang-orang melakukan jouhatsu pun beragam, Bunda. Selain kisah dari Sugimoto, ada juga yang pergi karena mendapat pekerjaan baru hingga melarikan diri dari penguntit.

"Biasanya, alasan untuk pindah adalah sesuatu yang positif, seperti masuk universitas, mendapatkan pekerjaan baru, atau pernikahan. Namun, ada juga kepindahan yang menyedihkan, misalnya, seperti putus kuliah, kehilangan pekerjaan, atau melarikan diri dari penguntit," kata Sho Hatori, pendiri perusahaan.

Awalnya, ia mengira kehancuran finansial akan menjadi satu-satunya hal yang mendorong orang untuk melarikan diri dari kehidupan mereka yang bermasalah, tetapi ia segera menemukan bahwa ada juga "alasan sosial".

"Apa yang kami lakukan adalah mendukung orang untuk memulai kehidupan kedua," katanya.


TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda