Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Perempuan Indramayu Dapat Donor Ginjal dari Ibunda, Merasa Seperti Dilahirkan Kembali

Annisa A   |   HaiBunda

Rabu, 11 Sep 2024 18:00 WIB

Ilustrasi anak dirawat di rumah sakit
Kisah Perempuan Indramayu Dapat Donor Ginjal dari Ibunda, Merasa Seperti Dilahirkan Kembali / Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff

Kasih Bunda kepada anaknya tak memiliki batasan. Hal ini dibuktikan oleh Nuraeni, seorang Bunda asal Indramayu yang rela mendonorkan ginjalnya untuk sang putri.

Kisah tersebut dialami oleh Ais Fashihah, perempuan berusia 29 tahun yang didiagnosis gagal ginjal stadium empat. Awalnya, ia merasakan gejala ketika hamil usia empat bulan pada 2019.

Kala itu, Ais tak menunjukkan masalah pada tekanan darahnya meski kadar protein dalam urine terbilang tinggi. Akan tetapi, dokter menduga bahwa hal tersebut hanya kondisi bawaan hamil.

Ais berhasil melahirkan dengan kondisi yang sangat baik. Namun ternyata, ia terus mengalami masalah kesehatan hingga akhirnya didiagnosis mengidap gagal ginjal.

"Sebenarnya perjalanannya panjang banget karena aku kan didiagnosis gagal ginjal itu Januari 2022. Tapi waktu itu masih stadium empat, jadi enggak harus cuci darah," kata Ais, dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official, Selasa (10/9/2024).

Beberapa bulan kemudian, kondisi Ais memburuk dengan sangat cepat. Ia pada akhirnya harus melakukan cuci darah secara rutin.

"Lalu bulan April 2022 itu sudah enggak kuat, keadaannya sudah membengkak, perut sudah membesar. Jadi harus cuci darah kan," papar Ais.

Sang suami, Rizal turut merasa syok ketika mendengar vonis dokter. Apalagi, ia banyak mendengar stigma buruk mengenai cuci darah.

"Saat dengar istri gagal ginjal itu saya syok. Banyak stigma di masyarakat bahwa cuci darah itu hanya memperpanjang hidup saja. Artinya kan ketergantungan dengan alat," ungkap Rizal.

Meski begitu, Ais tetap harus menjalani cuci darah karena ginjalnya sudah tak berfungsi dengan baik. Selain itu, Ais juga memiliki penyakit bawaan lahir yaitu sindrom nefrotik.

Sindrom nefrotik yang dialami Ais baru menunjukkan reaksi fatal ketika ia mencapai usia dewasa. Hal itu membuatnya semakin sulit berjuang melawan penyakit gagal ginjalnya, Bunda. Setelah setahun menjalani cuci darah, keadaan Ais kian memburuk.

Kondisi Ais membuat sang Bunda tak sanggup lagi melihatnya menderita. Nuraeni yang kala itu sudah bertubuh kurus dan masih memiliki anak yang bersekolah mengambil risiko untuk mendonorkan ginjalnya.

Lanjutkan membaca kisah haru mereka di halaman setelah ini, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


IBUNDA DONORKAN GINJAL

Man holding woman hand in hospital bed.

Ilustrasi pasien di rumah sakit / Foto: Getty Images/ljubaphoto

Kondisi Ais Fashihah semakin menurun meski telah melakukan cuci darah secara rutin. Hal itu membuat sang Bunda tidak tega hingga akhirnya mengambil keputusan besar.

Di usia yang tak lagi muda, Nuraeni memberanikan diri untuk melakukan operasi transplantasi ginjal demi sang putri.

Awalnya, kakak laki-laki Ais ditetapkan sebagai pendonor. Namun, pada akhirnya sang Bunda mengajukan diri untuk memberikan salah satu ginjalnya. Meski idenya ditolak mentah-mentah oleh Ais, Nuraeni tetap bersikeras melakukan hal itu.

"Saya punya keinginan bahwa anak saya ini harus sembuh. Itu saja," ungkap Nuraeni.

"Dari awal Ais memang enggak mau karena katanya melihat kondisi Miminya kecil. Padahal dari dulu juga saya sudah menawarkan, saya yang maju. Tapi dia enggak mau, takut gimana-gimana. Tapi saya bilang sudah, lakukan saja, pokoknya ini harus sembuh," sambungnya.

Banner Dampak Kelebihan Gula pada Anak

Ais tak mampu menahan keinginan sang Bunda. Mereka akhirnya sepakat untuk melakukan operasi transplantasi ginjal. Sebelum tindakan dimulai, mereka sempat mengambil foto ketika saling berpegangan tangan di ruang operasi.

Ais tak menyangka sang Bunda memberinya kehidupan baru. Ia merasa seperti dilahirkan lagi oleh ibunda tercinta.

Setelah menjalani operasi, Ais sempat dirawat di ruang ICU. Ketika terbangun, ia langsung merasakan efek luar biasa dari ginjal pemberian ibunda.

"Cuci darah itu sebenarnya badan kita itu kayak orang mati. Semua terasa, jantung, kepala, otak, terus tulang, hancur remuk sampai kulit juga. Terus tiba-tiba tuh dikasih ginjal baru, itu tuh efeknya terasa banget," papar Ais.

"Kita kan masuk ke ICU, hari pertama saat bangun tidur itu muka yang tadinya selalu kering, itu tuh berminyak. Luar biasa ya, ternyata muka berminyak itu rezeki yang luar biasa," imbuhnya.

Saat ini, Ais sudah bisa beraktivitas normal meski masih harus menjalani isolasi bersama sang Bunda hingga bulan Oktober mendatang.

Sudah dibesarkan dengan baik oleh ibunda hingga akhirnya mendapatkan ginjal, Ais merasa sangat bersyukur atas kebesaran hati sang Bunda.

Saat ini, Ais fokus menjalani pengobatan hingga pulih seperti sedia kala. Setelah itu, ia berjanji untuk membahagiakan ibunda demi membalas budi.

"Dikasih kehidupan baru dari ibu lagi. Bayangin saja, aku tanpa Mimi donorin ginjal, tetap punya kewajiban buat membahagiakan Mimi sebagai orang tua. Ingin semua yang Mimi mau tuh aku bisa turuti," ujar Ais.

"Apalagi sekarang, aku dikasih ginjal baru sama Mimi. Jadi kayak gimana ya, kan aku ini ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan, apa-apa ke suami. Sekarang, gimana caranya itu saya harus bahagiakan Mimi," tuturnya.


(anm/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda