MOM'S LIFE
Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya
Amira Salsabila | HaiBunda
Senin, 29 Sep 2025 23:10 WIBKetika menghadapi suatu masalah mungkin Bunda membutuhkan orang yang dipercaya untuk mendengarkan agar kecemasan berkurang. Namun, perlu diketahui bahwa terlalu banyak berbagi informasi atau oversharing juga tidak dianjurkan karena berbahaya, Bunda.
Dilansir dari laman Psychology Today, oversharing adalah tindakan mengungkapkan informasi pribadi secara berlebihan, biasanya melebihi batas yang dianggap pantas atau perlu.
Hal ini bisa berupa berbagi informasi secara berlebihan dengan teman di media sosial, pasangan, atau bahkan orang asing.
Penyebab seseorang oversharing
Berbagi cerita secara berlebihan adalah kebiasaan yang sering dialami banyak orang dan terkadang mereka juga tidak menyadarinya. Ini terjadi terutama saat merasa kewalahan di tengah masa stres atau trauma.
Sering kali seseorang oversharing soal putus cinta atau perceraian, menghadapi masalah di tempat kerja, menderita penyakit, atau kehilangan orang terkasih.
Hal ini juga bisa menjadi semacam teriakan minta tolong, sebuah tindakan putus asa di mana orang yang berbagi cerita secara berlebihan mencari nasihat dan terapi informasi dari siapa pun yang mereka bisa.
Namun, berbagi cerita secara berlebihan dapat berdampak negatif ketika seseorang mengungkap informasi sensitif kepada rekan kerja atau bersikap terlalu pribadi dengan seseorang di luar hubungan.
Sementara itu, dilansir dari laman Forbes, ada juga alasan mengapa orang oversharing di media sosial. Berikut di antaranya:
1. Efek kalkulus privasi
Seseorang mempertimbangkan potensi risiko privasi terhadap manfaat atau imbalan yang diantisipasi saat memutuskan apakah akan mengungkap informasi seperti preferensi, perilaku, atau bahkan data sensitif kepada orang lain.
Sebuah studi pada 2015 menemukan bahwa pengguna media sosial lebih berfokus pada manfaat yang dihasilkan dari pengungkapan diri secara online daripada risikonya, misalnya penipuan, penurunan peluang kerja, atau kerusakan reputasi.
Manfaat menarik dari berbagi informasi tersebut meliputi pembentukan dan pemeliharaan jaringan dukungan sosial dan koneksi tim, serta validasi eksternal dari mereka.
Namun, beberapa orang mungkin berbagi terlalu banyak untuk membangun hubungan sebelum waktunya dan salah menilai tingkat keterbukaan yang tepat, yang dapat menjadi bumerang dan membuat orang lain menjauh.
2. Menavigasi gangguan mental
Penelitian menunjukkan bahwa berbagi informasi secara berlebihan di dunia maya berkaitan dengan kecemasan, keinginan mencari perhatian, dan kecanduan media sosial.
Orang-orang seringkali menggunakan media sosial untuk mengatasi rasa kesepian dan menjalin hubungan pertemanan secara daring ketika mereka sulit menghubungi teman di dunia nyata.
3. Efek disinhibisi online
Memposting informasi pribadi secara aman dari balik layar, alih-alih mengungkapkannya secara langsung, secara signifikan mengurangi hambatan, yang menyebabkan seseorang oversharing.
Sebuah studi 2004 menemukan bahwa efek disinhibisi daring ini merupakan hasil dari kemampuan untuk tetap relatif anonim, yang memungkinkan seseorang memisahkan tindakan daring mereka dari identitas kehidupan nyata, mengurangi perasaan rentan saat berbagi pikiran dan perasaan mereka.
Bahaya oversharing
Jika Bunda bicara terlalu banyak, kepada orang yang salah, di tempat yang salah, hal tersebut bisa menyebabkan suasana sangat canggung. Bunda bisa kehilangan teman dan mengakibatkan dampak negatif lain yang biasanya tidak disadari oleh orang yang terlalu banyak beragi hingga semuanya terlambat.
Pengungkapan pribadi memicu respons emosional yang lebih tinggi. Semakin banyak berbicara semakin banyak filter yang hilang dan semakin besar juga kemungkinan untuk berbagi lebih banyak lagi.
Tips menghindari oversharing
Menyadari hal ini tentunya akan membantu Bunda menetapkan batasan untuk diri sendiri dan menghindari dampak negatif yang berkepanjangan. Berikut beberapa hal yang perlu diingat:
- Dengarkan lebih banyak daripada berbicara.
- Kenali lingkungan sekitar. Banyak hal yang sebaiknya tetap di luar topik di tempat kerja dan lingkungan lain. Jauhkan gosip pribadi dari ruang profesional.
- Kenali pendengar Bunda. Pahami siapa yang diajak bicara dan tujuan percakapan tersebut sebelum mengatakan sesuatu yang berisiko.
- Kurangi informasi jika teman-teman mulai bercanda tentang seberapa banyak yang Bunda bagikan.
- Pertimbangkan bagaimana perasaan Bunda setelah berbicara.
- Tarik napas dalam-dalam dan perlahan untuk menenangkan pikiran dan tubuh, serta fokus menjadi pendengar yang baik.
Cara menghadapi kecanggungan
Canggung ketika oversharing tentunya sering terjadi. Berikut beberapa kalimat yang dapat Bunda sampaikan untuk mencairkan suasana:
- Cobalah untuk memvalidasi percakapan, lalu ganti topik. “Pernikahan itu sulit, kita semua punya masa-masa sulit, hal menyenangkan apa yang kamu lakukan?”.
- Kenali sifat percakapannya. Apakah ini teman yang hanya butuh waktu untuk curhat? Apakah ini pelanggaran yang tidak nyaman? Kemudian, Bunda dapat merespons dengan mengakhirinya jika perlu.
- Hargai orang lain. Jika privasi orang lain dilanggar, jelaskan bahwa Bunda tidak nyaman membicarakannya. Atau, jika sedang berkumpul, menjauh dengan santai, “Ada yang mau minum?”.
Nah, itulah penjelasan tentang bahaya dan penyebab seseorang oversharing. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)Simak video di bawah ini, Bun:
10 Ucapan Idul Fitri 2025 Lucu, Kirimkan Jelang dan Setelah Lebaran Bun
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Peran Psikolog Klinis Atasi Kesehatan Mental di Masa Pandemi & Era Pesatnya Teknologi
Tak Hanya Fisik Bun, Kesehatan Mental Juga Penting Dijaga Saat Pandemi
4 Alasan Orang Tua Perlu Periksa Kesehatan Mentalnya, Bunda Perlu Tahu
Anniversary Mommies Daily ke-10 Ajak Bunda Lebih Peduli Kesehatan Mental
TERPOPULER
30 Nama Anak dengan Arti Nama Kemenangan Sejati dalam Alkitab
5 Kisah Kehamilan Langka Sepanjang 2025, dari Ektopik hingga Rahim Buatan
Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya
7 Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati saat Hamil
Amerika Perbarui Aturan di Bandaranya, Ibu Menyusui Kini Lebih Mudah Bepergian
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomedasi Susu Program Hamil untuk Dukung Keberhasilan Promil
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Eomma Head to Toe Happiness, Sampo & Sabun Mandi untuk Perawatan Bayi
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi Lipstik Warna Muted, Ada Pilihan Bunda?
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
PROTERAL Junior, Solusi Nutrisi untuk Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makan
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
Rekomendasi Wipes untuk Membersihkan Mulut Bayi, Praktis dan Aman Sejak Dini
Tim HaiBundaTERBARU DARI HAIBUNDA
Kisah Tragis Keluarga Pelatih Valencia, Jadi Korban Kapal Tenggelam di Labuan Bajo saat Libur Natal
30 Nama Anak dengan Arti Nama Kemenangan Sejati dalam Alkitab
5 Kisah Kehamilan Langka Sepanjang 2025, dari Ektopik hingga Rahim Buatan
Awet Muda! Ini 5 Potret Ariyo Wahab bersama Istri & 3 Anak Perempuan
Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Jule Unggah Momen Bareng Anak, Penampilan Tanpa Hijab Tuai Hujatan
-
Beautynesia
3 Makanan "Sehat" yang Justru Bikin Berat Badan Susah Turun Menurut Ahli Gizi
-
Female Daily
IKEA Indonesia Gelar Acara Musik di Showroom untuk Pertama Kalinya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Rose BLACKPINK Jadi Wanita Tercantik Dunia 2025, Carmen Debut di Peringkat 48
-
Mommies Daily
Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Catat Tanggalnya!