MOM'S LIFE
5 Kisah Perempuan Sukses yang Membangun Kekayaan Sendiri
Amira Salsabila | HaiBunda
Selasa, 07 Oct 2025 14:11 WIBPerempuan kaya di dunia memiliki banyak kesamaan daripada sekadar gaya hidup mewah, mereka memegang saham dalam ekonomi global.
Tahukah Bunda? Para perempuan kaya itu tidak hanya berpangku tangan. Mereka juga mewarisi kerajaan bisnis, mengembangkannya, beralih ke pasar baru, dan dalam beberapa kasus, mengubah aturan main di industri yang didominasi oleh laki-laki.
Sebagian besar perempuan ini memegang saham signifikan di perusahaan swasta maupun publik. Kekayaan mereka terkait dengan berbagai sektor dan industri
Di Amerika ada sejumlah perempuan terkaya yang diketahui membangun kerajaan bisnisnya dengan usaha sendiri. Bunda ingin tahu bagaimana kisah mereka? Yuk, simak berikut ini.
1. Diane Hendrick
Diane Hendrick adalah pemilik dan pimpinan ABC Supply, salah satu distributor grosir atap, dinding, dan jendela terbesar di Amerika Serikat. Ia diketahui menduduki peringkat pertama sebagai perempuan terkaya di AS dengan total kekayaan US$22,3 miliar atau Rp370 triliun.
Dilansir dari laman Forbes, Hendricks mendirikan bisnis tersebut bersama mendiang suaminya, Ken, di Beloit, Wisconsin, pada 1982. Ia telah memimpinnya sejak suaminya meninggal pada 2007.
Dia memimpin ABC untuk membuat akuisisi terbesar dalam sejarahnya, membeli saingannya Bradco pada 2010 dan distributor bahan bangunan L&W Supply pada 2016. Perusahaan ini memiliki lebih dari 900 lokasi cabang dan memperoleh pendapatan sebesar US$20,7 miliar atau setara dengan Rp343 triliun pada 2024.
Hendricks juga telah menghabiskan jutaan untuk pembangunan ekonomi lokal, membangun kembali seluruh blok di Beloit dan mendatangkan beberapa bisnis baru ke bagian negara tersebut.
2. Judy Faulkner
Judy Faulkner menduduki posisi kedua dengan kekayaan sebanyak US$7,8 miliar atau Rp129 triliun.
Ia mendirikan penyedia perangkat lunak rekam medis Epic Systems di ruang bawah tanah Wisconsin pada 1979.
Judy dikenal sebagai seorang programmer komputer dan juga CEO perusahaan senilai US$5,7 miliar atau Rp94 triliun (penjualan tahun 2024), di mana ia diperkirakan memiliki 43 persen.
Epic mendukung catatan medis lebih dari 250 juta pasien dan digunakan oleh pusat-pusat medis terkemuka seperti John Hopkins dan Mayo Clinic.
Perusahaan tersebut tidak pernah mengumpulkan modal ventura atau melakukan akuisisi, dan mengembangkan semua perangkat lunaknya secara internal.
Judy menandatangani Giving Pledge pada 2015 dan setuju untuk akhirnya memberikan 99 persen asetnya kepada yayasan amal swasta.
Pada 2024, dia mengatakan secara rutin menjual sekitar US$100 juta atau Rp1,6 triliun saham Epic miliknya setahun yang lalu ke perusahaan tersebut, dan hasilnya disumbangkan ke yayasan amal, Roots & Wings.
3. Marian Ilitch & keluarga
Marian Ilitch dan suaminya, Mike, yang telah meninggal pada 2017, mendirikan Little Caesars Pizza pada 1959. Perempuan ini menduduki posisi ketiga dengan total kekayaan US$6,9 miliar atau Rp114 triliun.
Nyonya I, demikian ia dikenal, adalah pemilik restoran pizza yang menghasilkan penjualan tahunan lebih dari US$5 miliar atau Rp83 triliun.
Dia juga memiliki tim NHL Detroit Red Wings dan MotorCity Casino Hotel, tim MBL Detroit Tigers dimiliki oleh perwakilan keluarga Ilitch.
Ilitch membantu membangun distrik olahraga dan hiburan senilai US$1,4 miliar atau Rp23,2 triliun di Detroit yang mencakup kantor pusat baru dengan jendela berbentuk pizza.
4. Lynda Resnick
Dari kacang almond dan jeruk di California hingga lemon tanpa biji di Texas Selatan, Lynda Resnick dan suaminya, Stewart, memiliki kekayaan miliaran dolar dari bertani sebagai petani kacang pohon terkemuka di dunia dan petani jeruk terbesar di AS.
Dengan kekayaannya itu, Lynda menduduki posisi keempat sebagai perempuan terkaya di AS dengan total US$5,4 miliar atau Rp89 triliun.
Lynda dan suaminya mendirikan dan menjadi pemilik bersama Wonderful Company, salah satu perusahaan pertanian terbesar di Amerika. Sebagai pasangan, mereka berbagi kekayaan senilai sekitar US$10,8 miliar atau Rp179 triliun.
Lynda putus kuliah di usia 19 tahun untuk mendirikan biro iklannya sendiri. Stewart datang kepadanya untuk meminta bantuan pemasaran.
Keduanya sebelumnya bercerai, mereka bertemu pada 1970-an ketika dia memberikan bantuan pemasaran untuk bisnis kebersihan yang sedang berkembang.
5. Thai Lee
Thai Lee adalah CEO penyedia TI senilai US$15 miliar atau Rp249 triliun (penjualan kotor) SHI International, yang memiliki 15.000 pelanggan, termasuk Boeing dan AT&T.
Perempuan terkaya satu ini menduduki posisi kelima dengan total kekayaan sebesar US$6,1 miliar atau setara Rp101 triliun.
Ia lahir di Bangkok dan tumbuh di Korea Selatan. Kemudian, ia pergi ke AS untuk sekolah menengah atas sebelum berangkat ke Amherst untuk kuliah.
Ayahnya adalah seorang ekonom terkemuka yang berkeliling dunia untuk mempromosikan rencana pembangunan pascaperang negaranya. Ayahnya adalah orang Korea pertama yang lulus dari Amherst.
Thai Lee juga alumni Sekolah Bisnis Harvard, pernah bekerja di Procter & Gamble dan American Express.
Ia dan mantan suaminya, Leo KoGuan, membayar kurang dari US$1 juta untuk membeli reseller perangkat lunak pada 1989, pendahulu SHI. Kini, Thai Lee memiliki 60 persen saham, sementara Leo 40 persen.
SHI baru-baru ini menginvestasikan US$20 juta atau Rp332 miliar di laboraturium AI & Cyber yang baru dibuka, tempat ia menguji solusi AI bagi pelanggan yang menggunakan teknologi NVIDIA.
Nah, itulah beberapa kisah perempuan terkaya dengan usaha sendiri. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/fir)