Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

nama-bayi

9 Ciri Nama Anak Berkonotasi Negatif dan Dampak Mengganti Nama Tersebut

Ni Kadek Hellen Kristy, S.Psi, M.Ed, CHt, CI Transpersonal & Name Consultant   |   HaiBunda

Senin, 01 Mar 2021 12:30 WIB

Ilustrasi tantrum
Ilustrasi nama tidak harmonis/Foto: Getty Images/iStockphoto/szefei

Kehidupan seseorang berkaitan dengan takdir dan nasib. Takdir seperti kelahiran dan kematian tidak bisa diubah, namun nasib bisa kita upayakan.

Coba kita renungkan lagi firman Tuhan yang berbunyi "Aku tidak akan mengubah nasib seseorang bila ia sendiri tidak mau mengubahnya."

Bahasa Tuhan ini memberikan isyarat bahwa Dia membuka peluang kepada manusia untuk mengubah nasibnya, memberi kesempatan untuk mengubah kegagalan menjadi kesuksesan, juga hak untuk mengubah jalan hidup masing-masing dengan kerja keras dan doa.

Banner kiat khusus merawat janda bolongFoto: HaiBunda

Selain waktu kelahiran, catatan perbuatan baik, mindset, dan usaha maksimal, nama adalah salah satu faktor vital dalam menentukan setiap aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, asmara, keuangan, hingga kinerja akademis.

Berdasarkan perhitungan dengan formula yang telah diuji coba, ada dua kategori utama pada nama Si Kecil yakni Harmonis dan Tidak Harmonis. Nama Si Kecil termasuk dalam kategori Harmonis bila semua unsur vital seperti kesehatan, kemahiran, SQ (Spiritual Quotient), EQ (Emotional Quotient), aktualisasi, dan rezeki ada dalam rentang positif.

Christmas portrait of cute little newborn baby boy, wearing santa hat and  little cute snowman toy, studio shot, winter timeIlustrasi nama anak/ Foto: iStock

Sebaliknya bila nama hasil perhitungan masuk dalam rentang negatif yang berarti hasilnya berkebalikan dari yang disebutkan di atas maka nama tersebut masuk dalam kategori Tidak Harmonis.

Ciri yang muncul pada anak dengan nama panggilan negatif di antaranya;

1. Tantrum
2. Sulit fokus
3. Sakit-sakitan
4. Lemah fisik
5. Apatis
6. Kurang empati
7. Kontrol diri
8. Kemampuan memecahkan masalah yang rendah
9. Gampang celaka.

Anak dengan nama panggilan yang baik akan membentuk fisik, mental, emosi, dan intuisi yang baik. Apalagi anak dengan nama lengkap yang harmonis, berpotensi kuat untuk bertumbuh dan berkembang secara ideal.

Nah, bagaimana jika Si Kecil memiliki semua ciri tersebut dan akhirnya Bunda mengubah namanya? Lihat jawabannya di HALAMAN SELANJUTNYA ya.

Simak juga video berikut mengenai arti nama anak Rinni Wulandari yang terinspirasi stasiun di Paris.

[Gambas:Video Haibunda]



Dampak Ubah Nama Anak

Mother suffering and baby crying desperately sitting on a couch in the living room at home

Ilustrasi nama tidak harmonis/Foto: iStock

Bagaimana setelah nama Si Kecil dihitung masuk dalam kategori negatif? Sebaiknya nama Si Kecil diubah dengan nama yang harmonis dengan bantuan pakar di bidangnya. Dalam semua agama pun menyarankan agar memberikan nama yang baik untuk anak yang dilahirkan, termasuk dalam memberikan nama panggilan.

Seperti Nabi Muhammad yang sering memberikan nama baru yang lebih baik untuk para sahabat dan keturunannya. Seperti nama putri dari sahabatnya, sebelumnya bernama Barrah kemudian diubah menjadi Zainab, juga mengganti nama perkampungan Azrah menjadi Khadrah.

Banyak pihak dari pebisnis sampai profesional yang telah mengganti nama diri yang berefek positif pada perubahan signifikan dalam hidup. Seperti pengalaman pribadi dari seorang ibu berdomisili di Kuala Lumpur yang telah mengganti nama anaknya.

Dulu Si Kecil gampang sakit yang berujung opname. Setelah berganti nama, ia sekarang jadi ceria, semakin lincah, lebih berisi badannya, dan jauh lebih sehat.

Juga pengalaman dr. Syllvi yang memilih mengubah nama anaknya. Yang terjadi kemudian, anaknya menjadi lebih fokus, mampu mengontrol emosi, yang disleksia pun lebih mudah belajar dan mampu memahami bacaan.

Close-up of a newborn sleeping at blue bed background. ( Baby born 11 days )Ilustrasi nama anak/ Foto: Getty Images/zorazhuang

Presiden ketujuh kita, juga mengganti namanya dari Mulyono menjadi Joko Widodo. Dari seorang anak yang lahir di kehidupan biasa saja, kini menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Hasil analisis menunjukkan nama Mulyono memiliki kemampuan memecahkan masalah sebesar 60%. Sedangkan nama Joko Widodo, menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sebesar 80%.

Berbagai upaya dalam memperbaiki kehidupan Si Kecil dengan cara mengganti nama, memberikan peran yang baik, mengambil peluang besar, dan kesempatan baru. Meski demikian tetap perlu diiringi dengan bekerja, kebajikan, dan usaha maksimal untuk membuat segalanya menjadi lebih baik. Kunci dari semua usaha dalam perubahan nasib yaitu atas izin-Nya.


(ziz/ziz)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda