Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Yuk, Mengenal MPASI 'Khas' dari 5 Negara

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Minggu, 20 Aug 2017 17:31 WIB

Hmm, MPASI juga ada yang khas dari berbagai negara.
Ilustrasi MPASI/ Foto: 20detik
Jakarta - Bun, suka penasaran nggak sih bayi-bayi di luar negeri biasanya makan apa setelah masa ASI-nya selesai? Kira-kira sama atau malah beda ya dengan makanan pendamping ASI (MPASI) di Indonesia?

Nah berikut daftar makanan padat dari berbagai negara yang HaiBunda rangkum dari berbagai sumber. Mungkin saja nanti Bunda bisa mencoba bikin buat si kecil.

1. Jepang

Pure biasa diberikan di awal-awal MPASI di Jepang, seperti pure wortel atau labu. Namun MPASI khas dari Jepang adalah bubur nasi yang ditambah ikan dan sayuran kering. Bayi Jepang juga tidak asing dengan sup miso bergizi, yang biasanya mulai mereka nikmati di hari ulang tahun pertama mereka.

Budaya Jepang mengambil pendekatan memberi makan pada bayi dengan sesuatu yang kita sukai. Jadi si kecil sudah "bermain" dengan selera yang kita tawarkan.

Di usia enam bulan, bayi bisa dikenalkan beberapa menu ini, misalnya nasi (dimasak, reboiled dan tumbuk), roti (dilembutkan dan dihaluskan), kentang, tahu, Shirasu (ikan teri putih yang harus dibilas garamnya kemudian ditumbuk), yoghurt polos, wortel, brokoli, apel, stroberi, melon, dan semangka yang dihaluskan.

2. Prancis

Makanan pertama untuk bayi di Prancis adalah sup bawang, bayam, dan bit. Kemudian saat mereka berusia 1 tahun, balita Prancis kemungkinan besar sudah mulai diperkenalkan pada keju lunak, quinoa, dan couscous.

Sebagian besar ibu di Prancis mengikuti rekomendasi dari FSP (Societé Francaise de Pédiatrie) di mana yang utama adalah pengenalan sayuran dengan berbagai diversifikasi. Yang dikenalkan antara lain kentan, wortel, bayam, zucchini, dan daun bawang (hanya bagian putihnya). Selain itu, kacang hijau juga sudah mulai dikenalkan.

Beberapa sayuran ini kemudian ditambahkan sedikit krim keju lalu dicampur hingga menjadi bubur. Sayuran yang lebih tinggi serat dianjurkan untuk diperkenalkan setelah usia 9 bulan. Sementara itu buah biasanya dianjurkan untuk dikenalkan saat bayi tumbuh agak lebih besar.

Baca juga: Bayi Melepeh Menu Baru MPASI, Tanda Nggak Suka Makanannya?

MPASI/MPASI/ Foto: dok.HaiBunda

3. India

Ketika berusia sekitar 5 sampai 6 bulan, bayi di India diperkenalkan pada khichdi, sajian tradisional berupa nasi, lentil protein tinggi dan sayuran dengan menggunakan bumbu seperti jinten, ketumbar, mint, dan kayu manis.

Wortel, kacang hijau dan sumber protein dari kambing, domba, atau ayam juga diberikan setelah dimasak dengan mentega dan bubuk kunyit. Campuran jeruk nipis dan acar mangga sering ditambahkan untuk meningkatkan rasa.

Sajian tradisional biasanya dimakan dengan tangan. Sehingga orang tua di India pun tak segan menyuapi anaknya tanpa sendok. Jadi sayur langsung dihancurkan, dicampurkan nasi, dan hap, masuk ke mulut anak.

Baca juga: Ada Nggak Sih Buah dan Sayur yang Perlu Dihindari Bayi?

4. Vietnam

MPASI pertama yang diberikan kepada bayi di Vietnam biasanya bubur nasi yang dimasak dengan air atau kaldu ayam sampai berasnya hancur. Kemudian sayuran seperti wortel ditambahkan sebagai tahap kedua. Nah, ketika anak mencapai usia 18 bulan sampai dua tahun, baru deh sup dan tumis yang lebih kompleks mulai diberikan.

Bubuk dan kaldu sangat berlimpah lho, Bun, di Vietnam. Makanya bayi di sana sering diberi sup dengan serat tinggi, dibumbui dengan saus ikan untuk menambah rasa, lalu diberi udang atau kentang yang diiris tipis, serta tambahan sayuran seperti wortel. Beberapa orang tua bahkan menambahkan sereal bayi ke campuran makanan buatan sendiri ini.

MPASI/MPASI/ Foto: Nurvita Indarini


5. China dan Asia Timur

Untuk MPASI, anak-anak di China mendapat nasi yang dipasangkan dengan ikan, wortel, rumput laut, dan telur. Juga roti hangat dengan pisang, susu, dan kacang hijau. Campuran populer lainnya termasuk sup ayam, labu, daging, dan terung. Semuanya tentu dengan tekstur yang halus. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda