Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bolehkah Memberikan Keju untuk Bayi? Cari Tahu Yuk, Bunda

Haikal Luthfi   |   HaiBunda

Selasa, 19 May 2020 05:40 WIB

Dairy products assortment shot on rustic wooden table. Dairy products included are milk, yogurt, butter, goat cheese, mozzarella, ricotta, Parmesan cheese, emmental cheese, eggs and hard cheese. Low key DSRL studio photo taken with Canon EOS 5D Mk II and Canon EF 100mm f/2.8L Macro IS USM
Keju/ Foto: iStock
Jakarta -

Seiring bertambahnya usia bayi, asupan gizi yang diperlukan semakin bertambah. Adakalanya Bunda memperkenalkan varian makanan lain untuk si kecil.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia 6 bulan merupakan usia yang ideal untuk mengenalkan makanan pendamping air susu ibu (MPASI). Sebab pada usia tersebut, pencernaan bayi sudah berkembang secara baik dan siap menerima makanan selain ASI.

Mengutip buku Ensiklopedia MPASI Sehat, tanda bayi siap diberikan makan, antara lain:

1. Dapat duduk dengan tegak dan stabil menyangga kepalanya.
2. Tertarik pada makanan dan berusaha meraih makanan.
3. Mulut membuat gerakan mengunyah ke atas dan ke bawah dengan rahangnya.
4. Berat badan bayi mencapai minimal berat badan lahir.
5. Dapat menerima makanan dari sendok dengan lidah, dapat mengendalikan lidah dengan lebih baik untuk menggerakkan makanan dalam mulut.

KejuKeju/ Foto: iStock


Meskipun demikian, klasifikasi MPASI harus sesuai dengan pengelompokan usia bayi. Misalnya, MPASI untuk bayi berusia 6 bulan, tentu saja berbeda dengan MPASI untuk bayi yang berusia 12 bulan.

Sementara salah satu bahan baku makanan yang digunakan untuk MPASI adalah keju. Keju merupakan produk turunan dari susu yang memiliki kandungan gizi seperti protein, kalsium, lemak, vitamin A, vitamin D dan vitamin B12.

Menurut American Academy of Pediatrics, idealnya keju bisa diberikan kepada bayi ketika usianya antara 8-12 bulan. Selain itu, takaran keju yang diberikan hingga seperempat cangkir per hari dan telah dipotong kecil-kecil sesuai genggaman bayi (finger foods).

Pilihlah keju yang aman untuk bayi. Dilansir dari laman Mom Junction, terdapat dua jenis keju yang beredar di pasaran, yaitu keju alami dan olahan.

Keju alami diperoleh melalui fermentasi alami susu. Sedangkan keju olahan mengandung garam dan tambahan beberapa pengawet. Keju alami baik untuk bayi karena tidak adanya tambahan bahan-bahan lain di dalamnya.

Selain itu, hindari memberikan keju mentah karena mengandung bakteri listeria yang menyebabkan penyakit listeriosis. Adapun keju yang telah dipasteurisasi dianjurkan.

Contoh jenis keju yang aman untuk bayi antara lain cheddar, mozarella, swiss hingga parmesan. Sedangkan yang tidak, seperti roquofort, brie, hingga camembert.

Bunda, selingi keju dengan paduan makanan padat lainnya seperti daging cincang, sayuran dan bubur saring. Itu bisa disajikan dalam bentuk parutan, potongan kecil atau berupa lelehan (melted cheese).

Bunda juga harus memastikan si kecil tidak memiliki riwayat alergi makanan, khususnya keju. Umumnya, reaksi alergi munculnya belakangan, yang ditandai dengan gejala mencret, ruam pada kulit, tersedak hingga bayi menangis terus-menerus atau kolik. Jika si kecil menunjukkan tanda-tanda seperti itu, hentikan pemberian keju atau produk olahannya.

Yang paling penting adalah konsultasikan hal ini pada dokter sebelum memberikannya keju, ya Bunda.

Simak juga Bunda, resep bitter balen kentang keju pada video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(haf/haf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda