Jakarta -
Masing-masing orang tua punya cara dan keputusan soal aktivitas tidur bayinya. Nah, soal aktivitas tidur pada bayi, ada yang namanya metode Ferber, Bun. Metode ini disebut berguna untuk melatih
bayi tidur sendiri.
Metode ini dicetuskan sama dokter spesialis anak Richard Ferber, M.D. Metode ini menyarankan orang tua melatih bayinya, dari usia 5 bulan untuk tidur sendiri, di ruangan terpisah. Kata Ferber, dalam penerapan metode ini, bukan berarti orang tua harus membiarkan bayinya nangis waktu terbangun dari tidurnya.
"Tapi, orang tua bisa menunda memberi respons. Perlu diingat kalau cara itu tidak berlaku untuk semua masalah tidur yang banyak sekali. Memang, di malam hari kita lumrah terbangun, termasuk bayi untuk memastikan semuanya baik-baik saja, membenarkan posisi tidur kemudian kembali tidur," kata Ferber dalam wawancara dengan Parenting.
Waktu
bayi tidur dan terbangun di malam hari lalu merengek atau menangis, bisa jadi ada banyak sebabnya. Kata Ferber, mungkin bayi butuh diusap-usap punggungnya atau ditepuk-tepuk tubuhnya, tapi biasanya nggak sesering itu. Jadi, ketika bayi bangun di malam hari dan menangis, bisa aja ada hal lain yang dia rasa misalkan lapar, kepanasan, badannya sakit, atau bahkan buang air besar sehingga popoknya terasa nggak nyaman.
Baca juga: Tips Agar Bayi Tidurnya Disiplin
Tapi, kalau bunda dan ayah ingin tidur bersama bayi di satu ranjang, menurut Ferber itu kembali lagi ke keputusan masing-masing. Apalagi, memang ada bayi yang butuh keamanan ekstra sehingga pas bayi tidur bareng orang tuanya di satu ranjang, mereka merasa lebih aman. Menurut Ferber, orang tua bisa menerapkan praktik tidur yang terbaik untuk anaknya.
"Semua anak berpotensi tidur dengan nyenyak. Ketika kita orang tua memahami penyebab masalah tidur si kecil, kita bisa membuat perubahan yang diperlukan supaya pola tidur anak lebih baik," kata Ferber.
Dikutip dari Daily Mail, kalau bunda memutuskan tidur bareng si kecil di satu kasur, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat. Prof Helen Ball dari Parent-Infant Sleep Lab, Department of Anthropology bilang kalau ibu yang tidur seranjang sama bayi punya motivasi yang lebih tinggi untuk menyusui. Pastinya, ini berhubungan sama keberhasilan menyusui termasuk ASI eksklusif ya Bun.
Saat tidur seranjang sama si kecil, perhatikan juga benda-benda di sekitarnya ya. Karena, ada risiko kematian mendadak yang dikenal sama Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Ini dipicu saat
bayi tidur , dia susah bernapas ketika tidur akibat tercekik benda-benda seperti bantal, guling, mainan atau memang ada masalah pernapasan.
Nanti, pas anak sudah umur 2 tahun, kita bisa nih melatih mereka tidur sendiri. Kalau mau melakukan itu, psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi berpesan lakukan latihan secara berkala ya. Misalnya, kita tidur di kasur terpisah sama anak, tapi masih di satu ruangan.
Baca juga: Gangguan Tidur Saat Hamil Bisa Bikin Bayi Lahir Prematur, Lho
"Orang tua juga perlu konsisten kalau itu memang kamar anak sehingga beri anak kebebasan untuk mendekorasi kamarnya, mengatur letak barang-barang, jadi anak punya privasi. Selain itu, pastikan juga ayah dan ibunya masib ada di dekat dia dan bisa diparani kalau memang ada apa-apa," tutur Ratih, dikutip dari detikHealth.
Nggak cuma itu, orang tua juga harus tega membiarkan si kecil tidur sendiri. Kalau orang tuanya tega, anak jadi percaya diri dan lebih berani. Kalau anak belum siap tidur sendiri, biasanya tiap malam dia masih sering ke kamar orang tuanya. Kalau kayak gitu, usahakan pelan-pelan dalam seminggu, selama beberapa hari ada waktunya anak tidur sendiri. Kalau anak dipaksa padahal belum siap tidur sendiri, dia bisa merasa disingkirkan lho. Hiks.
(rdn)