Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Saat Anak Berbohong, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Senin, 18 Sep 2017 14:00 WIB

Ketika tahu si kecil berbohong, apa yang Bunda lakukan?
Penyebab dan cara mengatasi anak yang suka berbohong (Foto: Hassan/detikcom)
Jakarta - Mungkin kita pernah mendapati anak-anak berbohong. Sedih ya rasanya saat mendapati si kecil berbohong. Hmm kenapa sih anak-anak berbohong?

Menurut Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, biasanya anak berbohong karena ingin jadi pusat perhatian atau karena ingin terkenal secara instan. Soalnya dengan teknologi dan kemajuan sosial media seperti sekarang, nggak sedikit lho orang yang ingin cepat terkenal, tak terkecuali anak-anak.

Anak juga bisa berbohong karena takut. Misalnya nih, anak tahu dirinya melakukan kesalahan. Nah, agar nggak dimarahi orang tuanya atau orang dewasa lainnya, mereka pun menutupi kesalahannya dengan berbohong.

Baca juga: Sudahkah Kita Jadi Orang Tua yang Dipercaya Anak?

Bohong juga bisa jadi alasan anak untuk menciptakan suasana baru yang bisa mereka kendalikan. Nah, saat tahu anak berbohong, bagaimana sebaiknya menyikapinya?

Ratih menyarankan agar kita nggak bereaksi berlebihan saat anak berbohong. Soalnya kalau kita berlebihan bisa membuat anak bersikap di luar kendali.

Selain itu, baiknya kita dengarkan dulu alasan anak mengapa dia sampai berbohong. Jadi kita jangan buru-buru menghakimi anak saat dirinya ketahuan berbohong.

Baca juga: Ketika Anak 6 Tahun Diajak Memutuskan Kasus Hukum Ibunya

Yang nggak kalah penting, Bun, ada baiknya kita masukkan nilai-nilai seperti kalau banyak bohong nanti akan dicap pembohong. "Melakukan suatu kebohongan adalah sesuatu di luar perilaku sosial, dan terkadang masyarakat suka berlebihan dalam menilai sesuatu. Jadi katakan pada anak jika tidak ingin dinilai 'pembohong' dalam masyarakat maka perlu berkata jujur," imbuh Ratih.

Nah, berkata jujur ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Jadi, yuk, kita bantu anak untuk selalu berkata jujur. Meskipun kadang ada konsekuensi tidak menyenangkan dari suatu kejujuran.

Lalu bagaimana kalau anak sudah mendramatisir keadaan sampai berbohong dalam skala besar? Ratih menyarankan untuk membawa anak menjalani pemeriksaaan kejiwaan.

Jika kita ingin anak kita tumbuh sebagai orang jujur, kita sebagai orang tua juga harus jujur pada anak dan dapat mempercayai anak. Anak-anak itu mudah melakukan kesalahan, Bun, karena itu bantu mereka untuk mencari jalan keluarnya. Jangan sampai kita mudah memarahi atau mengomeli anak tanpa memberikan faedah apapun.

"Saat marah-marah hanya karena orang tua menumpahkan kekesalan namun tidak menjelaskan kesalahan anak di mana, maka itu tidak akan memperbaiki apa yang anak lakukan. Lebih baik bantu anak membenahi masalahnya dan bukan malah membentuk jarak setelahnya," saran Ratih. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda