HaiBunda

PARENTING

Ingat ya, Bun, Stimulasi Agar Anak Cerdas Bukan dengan Gadget

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Sabtu, 28 Oct 2017 20:17 WIB
dr Caessar di acara Cerita Bunda/ Foto: Nurvita Indarini
Jakarta - Konon nih, ada anak yang jago bahasa asing karena sehari-hari nonton film kartun di televisi atau video di YouTube. Ada juga yang bilang anaknya menguasai banyak lagu setelah menonton aneka video lagu di YouTube.

Mungkin gadget bisa menjadi salah satu cara stimulasi terbaik bagi anak? Hmm, ternyata menurut dr Caessar Pronocitro, M.Sc, SpA tidak tepat menstimulasi kecerdasan anak dengan gadget. Apalagi nih, jika anak mengakses gadget sendiri tanpa pendampingan orang tua.

Ya, mungkin bagi beberapa anak dengan kecerdasan lingustik alamiah, bisa jadi hanya dengan mendengar bisa memahami dan bisa menguasai bahasa asing tanpa belajar khusus. Sama halnya nih, jika ada anak yang bisa memainkan piano secara alamiah meski sebelumnya belum pernah belajar piano. Tapi lagi-lagi, nggak semua anak itu sama.


"Anak butuh stimulasi. Bentuk stimulasi yang paling kuat adalah wajah, suara, sentuhan dan bau manusia. Jadi bukan gadget. Paling baik interaksi orang tua dan anaknya," ujar dr Caessar dalam Cerita Bunda yang digelar HaiBunda Bersama Morinaga di Harlequin Bistro, Jl Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/10/2017).

Baca juga: Bebaskan Anak Main Gadget Saat Sakit, Yay or Nay?

Dengan kasih sayang, banyak bermain dan tertawa bersama orang tuanya, maka akan membantu terbentuknya banyak serabut saraf alias sinaps di otak. Beda halnya jika anak sering dimarahi dan dipukul justru meningkatkan pembentukan hormon stres. Apalagi dengan gadget, anak hanya akan mendapatkan stimulasi satu arah. Karena itu dianjurkan untuk tidak memapar anak dengan gadget ataupun layar elektronik pada anak yang berusia di bawah dua tahun. Selain itu dalam beberapa kasus keterlambatan bicara, memiliki keterkaitan dengan paparan gadget yang berlebihan.

"Kalau nanti anak mau nonton TV, perlu ditemani orang tua. Kalau nggak ada interaksi ya nanti nggak ada yang diserap. Beda kalau video call ya, kan itu ada interaksinya," tambah dr Caessar.

Bagaimana dengan aplikasi permainan edukatif anak di smartphone? Menurut dr Caessar jika hendak diberikan pada anak yang berusia dua tahun ke atas, harus dengan pendampingan orang tua. Selain itu jangan sampai berlebihan agar anak tidak kecanduan gadget.

Baca juga: Sederet Manfaat Bermain di Luar Rumah Bagi Anak-anak

Stimulasi non-gadget yang bermanfaat buat anak bisa dilakukan dengan bermain. Nggak harus dengan mainan yang mahal kok Bun. Kita bahkan bisa mengajak anak membuat mainannya bersama-sama dari bahan-bahan sekitar. Selain meningkatkan bonding, anak juga pasti akan suka. Nah, dari mainan itu, kita bisa melatih sensorik, motorik, bahasa dan lainnya. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Persalinan Ketiga Evi Masamba, Intip Potretnya Pakai Makeup hingga Aktif Bergerak

Kehamilan Annisa Karnesyia

Unggahan Tasya Farasya Usai Resmi Cerai Ramai Dikomentari, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ariana Grande Diserang Penyusup di Karpet Merah Premier Film, Pelaku Sering Lakukan Aksi Serupa

Mom's Life Annisa Karnesyia

7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3

Mom's Life Annisa Karnesyia

Cegah Pernikahan Dini Terjadi, Psikolog Ungkap Pentingnya Peran Keluarga pada Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Ariana Grande Diserang Penyusup di Karpet Merah Premier Film, Pelaku Sering Lakukan Aksi Serupa

Momen Persalinan Ketiga Evi Masamba, Intip Potretnya Pakai Makeup hingga Aktif Bergerak

Cegah Pernikahan Dini Terjadi, Psikolog Ungkap Pentingnya Peran Keluarga pada Anak

Unggahan Tasya Farasya Usai Resmi Cerai Ramai Dikomentari, Intip Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK