Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Yuk Kenali, Bun, 8 Pesan Kearifan yang Perlu Dimiliki Keluarga Kita

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Minggu, 26 Nov 2017 08:04 WIB

Ada 8 nilai yang umumnya dipunya keluarga Indonesia. Dari 8 pesan kearifan keluarga ini, mana yang juga ada di keluarga Bunda?
Ilustrasi kelyarga/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Tiap keluarga punya nilai yang ditanamkan di keluarganya secara turun-temurun yang disebut juga nilai kearifan keluarga. Nah, umumnya ada 8 nilai kearifan keluarga di Indonesia nih, Bun. Dari delapan nilai tersebut, mana yang juga ada di keluarga Bunda?

Delapan nilai kearifan keluarga ini berasal dari 12 ribu pesan kearifan keluarga yang dikumpulkan di 8 kota yaitu Banda Aceh, Padang, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Pontianak, Kupang, dan Jayapura dalam rangka perayaan 95 tahun Frisian Flag Indonesia. Dikatakan sosiolog dari Universitas Indonesia Prof Dr Paulus Wirustomo, delapan nilai kearifan itu adalah kebersamaan, keterbukaan atau kejujuran, cinta kasih, kemandirian, toleransi, saling percaya, sopan santun, dan keharmonisan.

"Kebersamaan, semua keluarga pengen keluarganya itu dekat dan kuat. Keterbukaan pastinya ingin tiap anggota keluarga bisa jujur. Cinta kasih sudah pasti siapa sih yang nggak ingin keluarganya penuh cinta kasih. Kalau kemandirian lebih kepada anak yang mandiri. Untuk toleransi, diharapkan masing-masing anggota keluarga bisa saling menghargai. Lalu saling percaya, tetap memegang teguh sopan santun. Kemudian keharmonisan yang sebetulnya gabungan poin-poin sebelumnya," tutur Prof Paulus.

Termasuk keluarga kita, pasti bakal mewariskan pesan-pesan ke anak dan cucu tentang hal-hal yang baik ya, Bun. Nah, kalau di kajian sosiologi, nilai-nilai yang baik ini disebut nilai ideal. Tapi ingat, kata Prof Paulus, dunia ini nggak selalu seindah apa yang diharapkan. Bener banget ya, Bun, he-he-he. Untuk itu, bakal ada pesan yang masuk ke keluarga yang nyatanya nggak sejalan sama nilai ideal yang dipunya dan disebut nilai aktual.


Nilai Ideal Vs Nilai Aktual dalam Keluarga


1. Kebersamaan

Inginnya sih di keluarga kita nilai kebersamaannya kuat banget ya, Bun. Tapi, kadang kala nggak sedikit anggota keluarga yang nyatanya mengalami kesenangan lebih saat berada di luar rumah. Soal ini, psikolog keluarga Dessy Ilsanty bilang perlu ditilik apa sih yang bikin anggota keluarga nggak betah di rumah sehingga waktu bersama anggota keluarga yang lain sedikit. Kalau udah diketahui masalahnya, bisa dibicarakan bareng, didiskusikan dan dicari solusinya.

2. Keterbukaan

"Anggota keluarga ada yang nggak terbuka atau jujur. Tapi, kok malah lebih senang terbuka ke temannya dibanding ke orang tuanya misalkan? Nah, ini mesti dicari penyebabnya juga," tutur Prof Paulus.

3. Cinta kasih

Siapa sih yang nggak pengen keluarganya langgeng? Tapi, kata Prof Paulus, karena ada nilai aktual, bukan nggak mungkin nilai ideal yang diinginkan keluarga yaitu cinta kasih justru pupus perlahan. Akibatnya, pernikahan pun kandas. Memang, Prof Paulus berpendapat kasih sayang nggak semudah itu dipertahankan.

4. Kemandirian

Masing-masing orang tua pasti ingin anaknya mandiri. Tapi, yang terjadi menurut Prof Paulus saat ini banyak orang tua yang justru memanjakan anaknya atau nggak ngasih kesempatan mereka untuk membuat pilihan dalam hidup.

5. Toleransi

"Toleransi nggak cuma soal toleransi kita ke orang lain. Toleransi juga termasuk ketika orang tua mau memberi toleransi pada pilihan anak. Artinya, kita memberi kesempatan anak memilih jalan hidupnya asalkan tetap kita bantu dan dampingi," ujar Prof Paulus.

6. Saling Percaya

Inginnya sih kita bisa saling percaya sama anggota keluarga lain. Tapi karena satu dua alasan, kadang kala bohong pun dilakukan untuk menghindari konflik. Padahal, ini justru bisa mengikis rasa saling percaya itu kan, Bun? Makanya, Dessy menekankan pentingnya menghargai dan mengedepankan kejujuran ketika anggota keluarga bicara satu sama lain daripada hasil akhir yang negatif.

7. Sopan Santun

Kata Prof Paulus, standar kesopanan bisa berbeda. Namun, penting bagi orang tua untuk tetap dengan tegas memberi tahu anak mana perilakunya yang sopan dan tidak sopan sehingga sopan santun bisa selalu dijunjung oleh anak.

8. Keharmonisan

"Kalau ketujuh nilai tadi terganggu oleh nilai aktual, maka keharmonisan susah terjalin," kata Prof Paulus.

Untuk itu, Prof Paulus menekankan pentingnya peran orang tua dalam menjaga nilai kearifan yang ada di keluarganya Sehingga, nilai kearifan itu bisa diturunkan ke generasi selanjutnya.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda