Jakarta -
Gadget memang kelihatan memudahkan kita sebagai orang tua, terutama ibu. Banyak kerjaan di rumah yang belum kelar tapi anak rewel dan nggak bisa anteng, kasih aja
gadget. Beres. Hingga nggak disadari anak terlalu lekat sama gadgetnya. Hiks. Maafkan Bunda ya, Nak.
Nah, ketika anak terlalu lekat sama gadget-nya, memang sebaiknya kita berusaha menyapih mereka ya, Bun, dari gadget. Butuh effort sih, tapi ketika sukses melakukannya Bunda justru bisa merasa lebih happy lho. Ya, kayak cerita seorang bunda, sebut aja namanya Anna.
Anna cerita selama dua bulan dia berusaha melepaskan iPad dari anak-anaknya. Semua bermula ketika keluarganya pindahan rumah. Ya, namanya juga orang pindahan ya, Bun. Beberapa bulan sebelumnya udah banyak persiapan yang butuh banyak waktu. Demi bisa menyelesaikan semuanya dan bisa istirahat tanpa diganggu anak-anak, Anna pun memberi anaknya iPad.
Maklum, beres-beres barang yang akan dibawa pindah pastinya bikin badan pegal dong. Tapi, lama-lama perilaku anaknya kok berubah, batin Anna. Soalnya, kalau nggak diganggu, kedua anaknya bisa anteng main iPad dari matahari terbit sampai terbenam. Nggak cuma itu, si kecil juga sering berantem. Mulai saat itulah Anna memutuskan untuk menyapih anaknya dari iPad.
Pertama dimulai dari sehari tanpa iPad kemudian durasinya bertambah jadi dua hari dan seminggu. Kata Anna, sekarang anaknya sudah bebas dari iPad hampir tiga bulan.
"Saya merasa bersyukur, dulunya pikiran anak-anak yang terkubur jauh ke dalam teknologi telah berganti jadi kreativitas. Anak-anak bermain di luar ruangan dan berlari-lari di halaman belakang, saling mengejar. Lebih banyak permainan teka-teki, lego, ruang tamu berubah jadi speedboat dari selimut dan bantal. Dan semua merasa lebih bahagia," kata Anna dikutip dari Popsugar.
Saat anak-anaknya berhasil lepas dari
gadget, ada manfaat yang dirasakan Anna untuk anak-anaknya, yaitu"
1. Si Kecil Lebih Banyak Membaca BukuMelihat anak sibuk membaca buku untuk usianya bisa jadi hal yang membahagiakan kan Bun? Apalagi kalau anak-anak saling membacakan satu sama lain. Bayangin kalau mereka sibuk main gadget? Momen kayak gitu sepertinya nggak bakal ada deh. Seperti kita tahu, kalau gadget udah di tangan, anak pasti lebih senang main game daripada berinteraksi sama orang di sekitarnya.
2. Punya Lebih Banyak Kosakata dan ImajinasiMengajak anak bermain, bercerita, atau membacakannya buku bisa mengembangkan kosakata anak. Apalagi, kita bisa melibatkan anak-anak untuk lebih banyak mendengar. Nah, ketika anak nggak main gadget tapi membaca buku bahkan membacakan cerita untuk saudaranya, secara nggak disadari mereka seakan main adegan. Belum lagi kalau anak sibuk sama mainan yang real kayak robot-robotan atau figur karakter, wah mereka bisa bebas berimajinasi nih, Bun.
3. Anak Jadi Banyak Bertanya dan TertawaMengasuh anak secara langsung tanpa melibatkan gadget akan membuat anak menaruh minat dengan dunia di sekitarnya. Alhasil, anak-anak akan mengajukan banyak pertanyaan karena dia ingin terlibat dalam dialog dan belajar tentang segala hal. Misalnya nih, Bun, selama perjalanan 30 menit di mobil tanpa gadget, anak-anak bisa banyak bertanya soal segala hal yang dia jumpai di jalan. Secara nggak langsung, seluruh anggota keluarga di mobil juga terlibat dalam diskusi itu kan?
Dengan berinteraksi, berbagai hal konyol dan lucu juga bisa terjadi. Sehingga, bakal lebih banyak tawa anak yang kita dengar. Hmm, adem banget ya, Bun kayaknya mendengar si kecil bisa tertawa lepas bareng kakak atau adiknya, bahkan bersama kita.
4. Anak Lebih Jarang TantrumKecanduan gadget bisa bikin anak rebutan gadget sama saudaranya. Kalau kayak gitu, risiko mereka tantrum lebih besar. Tanpa gadget, anak juga makin sering berkomunikasi sama orang di sekitar terutama kita, orang tuanya. Nah, jangan lupa kita juga perlu membatasi pemakaian gadget saat bersama anak ya, Bun. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik sama anak, mereka juga lebih terlatih mengungkapkan apa yang dimau dengan berbicara, bukan ngambek apalagi tantrum.
Dampak Gadget untuk AnakSaat pegang gadget, anak bisa aja mengakses video di Youtube. Nah, muncullah risiko mereka terpapar konten kekerasan. Ya, walaupun itu diperankan sama tokoh kartun, tapi Krystine Batcho PhD, profesor dari Le Moyne College, New York khawatir karena beberapa anak tidak bisa membedakan antara fantasi kekerasan dan apa yang nyata. Apalagi, Youtube jadi situs yang akrab sama anak untuk dijadikan sumber mencari video tutorial.
Nggak cuma itu Bun, memberikan gadget kepada anak akan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya. Riset yang dilakukan oleh Birkbeck dari University of London menemukan anak-anak yang menggunakan gadget rata-rata kurang tidur di malam hari dan lebih sering mengantuk di siang hari. Bahkan kalau dihitung-hitung, secara keseluruhan tiap anak kehilangan 15 menit durasi tidurnya untuk tiap satu jam bermain gadget.
Peneliti mewawancarai 715 orang tua dari anak berusia di bawah tiga tahun. Mereka ditanya tentang berapa lama anak mereka diperbolehkan bermain ponsel atau tablet serta gimana pola tidur mereka. Hasilnya 75 persen anak responden menggunakan gadget dengan layar sentuh hampir setiap hari. Terus, 51 persen di antaranya berusia 6-11 bulan dan 92 persen berusia 25-36 bulan.
"Memang bila dibandingkan dengan total durasi tidur dalam sehari yang mencapai 10-12 jam, ini tidak seberapa. Tapi tiap menit untuk tidur berharga bagi tumbuh kembang anak," kata salah satu tim peneliti, Dr Tim Smith seperti dilaporkan BBC.
Walau memang ada temuan lain yaitu anak yang terbiasa pakai gadget layar sentuh (bukan hanya menonton tetapi juga aktif menggunakan jari-jari tangannya) mengalami percepatan kemampuan motorik dibanding yang jarang memegang gadget semacam ini. Kata Smith, cukup sulit mengatakan bahwa gadget selalu berdampak buruk. Tapi, setidaknya lebih aman kalau kita mengikuti rekomendasi yang ada ya, Bun.
Ilustrasi anak main gadget/ Foto: Thinkstock |
Usia Anak Diberi Gadget SendiriPsikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre Ratih Zulhaqqi pernah mengatakan, anak baru dibolehkan punya gadget sendiri saat umur 13 tahun. Kenapa? Kata Ratih kalau dilihat dari perkembangan kognitifnya, anak umur 13 tahun sudah bisa mengerti mengapa sesuatu nggak boleh dilakukan.
Jadi, kalau kita larang dia melakukan suatu hal, anak bisa paham alasannya sehingga itu akan lebih mudah mereka lakukan. Tapi masalahnya, gimana kalau kita udah terlanjur ngasih gadget ke anak? Ratih bilang, bunda harus mendampinginya. Jangan dilepas begitu aja.
Begitu juga dengan pendapat psikolog Mellissa Grace, M.Psi. Menurut Melissa, rasanya nggak mungkin banget kalau harus mengisiolasi anak dari kemajuan teknologi dan internet yang begitu pesat, termasuk soal
gadget. Makanya, kata Melissa itulah kenapa pengawasan dan pendampingan orang tua pada segala aktivitas anak penting banget, terutama untuk anak usia di bawah 12 tahun.
(rdn)