Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Dalam Mengasuh Anak Nggak Perlu Ada Kompetisi, Setuju, Bun?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 21 Jan 2018 15:02 WIB

Mengasuh anak bukan sebuah perlombaan. Jadi, kita nggak perlu berkompetisi dengan orang tua lain, Bun.
Dalam Mengasuh Anak, Kita Nggak Perlu Berkompetisi dengan Orang Tua Lain / Foto: Thinkstock
Jakarta - Menjadi kompetitif dalam perlombaan atau olimpiade memang wajar terjadi, tapi kalau dalam mengasuh anak, sejatinya ini nggak perlu terjadi.

Meskipun kenyataannya dari dulu hingga kini, masih ada lho orang tua yang 'berkompetisi' dengan orang tua lain. 'Eh nilai anak kamu berapa? Rapornya gimana? Bagus semua nggak nilainya?' atau seperti ini, 'Duh, nilai anakku ada yang merah nih, gimana sih caranya biar anakku pinter kayak anak kamu?'
Menurut Jean Shashi, psikoterapis dan Direktur Relationship Matters di Singapura, bersaing menjadi 'orang tua terbaik' atau membesarkan anak menjadi 'nomor satu' akan lebih banyak ruginya daripada mengasuh tapi untuk kebaikan buat anak kita sendiri.

"Contoh kebiasaan mengasuh yang tidak sehat yakni menuntut agar anak kita menjadi ketua kelas atau anak paling berprestasi di sekolah. Atau jadi pemain kunci dalam tim olahraga. Atau bisa juga mengadakan pesta ulang tahun yang mewah dan 'mengalahkan' orang tua lainnya," tutur Jean dikutip dari Today Online.

Kata Jean, kompetisi 'sehat' adalah saat seorang anak didorong untuk memperbaiki dirinya sendiri namun sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuannya. Dengan kata lain kita nggak menekan atau menuntut anak.



Dr John Lim, direktur Singapore Counseling Center, menambahkan bahwa orang tua harus menghindari menuntut anak-anak mereka berkegiatan hanya untuk mengalahkan orang lain dan hanya berorientasi pada nilai. Soalnya dengan begitu anak justru nggak menyadari potensinya, Bun.

"Anak-anak harus menikmati proses belajar dan mengembangkan keingintahuannya dengan sehat karena hal ini memungkinkan mereka berprestasi secara akademis tanpa tekanan negatif dan tekanan teman sebaya," terang John.

John bilang bahwa orang tua harus lebih memperhatikan kesabaran dan ketahanan anak-anak mereka dalam menghadapi tantangan dan kesulitan karena jika orang tua lebih perhatian maka anak lebih mampu mewujudkan potensinya. Adalah hal yang wajar bagi orang tua untuk menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka, tapi ada baiknya orang tua nggak perlu bersikap kompetitif.

"Orang tua yang kompeten tidak akan memberikan tekanan yang tidak semestinya pada anak-anak. Hal ini karena dapat menghambat kreativitas dan pembelajaran anak. Anak-anak melakukan yang terbaik saat mereka menikmati apa yang mereka lakukan," ujar John.

Kata John, orang tua harus yakin akan kemampuan mengasuh anak mereka sendiri sehingga orang tua bisa lebih fokus pada perkembangan anak daripada hasilnya. Ia juga menyarankan orang tua agar tidak terpengaruh pola asuh orang tua lainnya yang kompetitif.

"Orang tua harus fokus pada kesehatan emosional anak dan mendorong anak untuk menikmati proses belajar," pungkas John.

Nah, soal pola asuh yang kompetitif ini menurut Dr Elisabeth Duursma dari University of Wollonggong, Australia, sosok ibu lah yang paling berperan penting dalam hal ini.

Menurut studi yang dilakukannya baru-baru ini, ibu lebih menekankan diri mereka sebagai orang tua yang cenderung melihat apa yang mereka lakukan sebagai pekerjaan. Ibu juga cenderung bersaing lebih banyak dengan wanita lain melalui anak-anak mereka, demikian dikutip dari The Stand.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda