HaiBunda

PARENTING

Pentingnya Menemani Bayi Tidur Sampai Usia 3 Tahun

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 24 Jan 2018 14:00 WIB
Pentingnya Menemani Bayi Tidur Sampai Usia 3 Tahun/ Foto: thinkstock
Jakarta - Menemani bayi tidur hingga kini masih diperdebatkan. Ada yang bilang perlu ada juga yang bilang nggak perlu dengan alasan supaya terbiasa mandiri sejak kecil.

Namun, penelitian dari Universitas Cape Town, Afrika Selatan yang dilakukan baru-baru ini sangat menyarankan agar ibu tetap menemani bayinya tidur setidaknya sampai usia tiga tahun.

Menurut dr Nils Bergman, bayi baru lahir yang sehat harus tidur di dada ibu mereka selama beberapa minggu pertama. Ia mempelajari 16 bayi yang tidur di dada ibu mereka dan yang tidur di tempat tidurnya.


"Hasil menunjukkan bahwa jantung bayi berdetak tiga kali lebih banyak pada saat tidur sendiri dan bayi yang tidur di dada ibu memiliki kualitas tidur yang jauh lebih baik," tutur dr Nils dikutip dari Daily Mail.

Itu adalah beberapa bukti yang cukup meyakinkan bahwa bayi yang baru lahir membutuhkan kedekatan dengan ibu. Belum lagi fakta bahwa kebanyakan bayi yang baru lahir menolak tidur di tempat lain, Bun.

Ajakan untuk menemani bayi saat tidur memang telah lama dilakukan karena disebutkan ada manfaat penting untuk bayi, seperti peningkatan bonding dengan orang tuanya. Selain itu, waktu makan jadi lebih mudah diketahui dan membuat bayi nggak begadang.



Dan ibu-ibu di budaya non-Barat secara tradisional memang sudah tidur bersama dengan anak-anak mereka. Sementara orang tua di budaya Barat sering diberitahu tentang pentingnya seorang anak belajar tidur di tempat tidur mereka sendiri.

"Manfaatnya tidak hanya untuk bayi, tapi juga untuk balita, untuk tidur bersama sampai usia 3 atau 4 tahun. Kami percaya bahwa tidur sendiri akan membuat lebih sulit bagi ibu dan anak untuk terikat. Kami percaya bahwa hal itu dapat merusak otak anak yang sedang berkembang, yang menyebabkan perilaku buruk saat anak tumbuh," tutur dr Nils dikutip dari Babble.

Terlepas dari itu, ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa berbagi tempat tidur berisiko. Tapi, dr Nils bilang hal itu nggak sepenuhnya benar.

"Saat bayi tertekan tubuh ibu dan meninggal karena tidur bersama, itu bukan karena ibu mereka hadir. Itu karena hal-hal lain seperti asap beracun, rokok, alkohol, bantal besar, dan mainan berbahaya," jelasnya.

Ya meskipun pada akhirnya, orang tua tahu betul apa yang terbaik bagi anak mereka, apakah itu tidur bersama bayi, atau meletakkan bayi di tempat tidur terpisah atau bahkan kamar. Yang jelas, bonding antara ibu dan anak jangan sampai kendor ya, Bun.

(aci/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Sudut Rumah Rossa yang Dipenuhi Tanaman Hias

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Kanker Payudara dan Rangkaian Pengobatan yang Bisa Dijalani

Menyusui Dr. dr. Diani Kartini, Sp. B, Subsp. Onk.

Memahami Hepatitis B dan C yang Dapat Ditularkan Bumil ke Bayi Melalui Kontak Darah

Kehamilan Melly Febrida

Anyang-anyangan pada Anak: Gejala, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Parenting Kinan

Benarkah Pekerja Gen Z Paling Rentan Burnout dan Stres saat Bekerja?

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Anyang-anyangan pada Anak: Gejala, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Kanker Payudara dan Rangkaian Pengobatan yang Bisa Dijalani

Memahami Hepatitis B dan C yang Dapat Ditularkan Bumil ke Bayi Melalui Kontak Darah

Potret Sudut Rumah Rossa yang Dipenuhi Tanaman Hias

Benarkah Pekerja Gen Z Paling Rentan Burnout dan Stres saat Bekerja?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK