Jakarta -
Sedih banget ya bagi
ibu yang harus tinggal terpisah dari anaknya. Seperti teman saya, Bun, terpaksa menitipkan anaknya ke orang tuanya yang tinggal di daerah lain karena nggak ada yang jaga.
"Nggak ingin tinggal jauh-jauhan sih. Tapi ini sejak anak ketiga lahir, anak kedua terpaksa dititipin ke orang tuaku di kampung. Soalnya anak kedua dan ketiga kan jaraknya dekat banget," ujar serang sahabat HaiBunda, sebut saja namanya Anda.
"Sedih banget kalau ingat anak kedua saya harus jauh-jauhan. Kadang saya merasa gagal jadi
ibu. Tapi gimana lagi, menurut saya dan suami, ini pilihan terbaik yang bisa kami pilih saat ini," imbuhnya sambil menahan tangis.
Menanggapi hal itu, psikolog anak Vera Itabiliana, mengatakan ibu-ibu yang terpaksa berjauhan dengan anaknya nggak perlu berkecil hati. Nggak perlu menilai diri sendiri sebagai ibu yang payah.
"Sekarang kan sudah ada teknologi, jadi bisa banget terhubung dengan anak. Bisa telepon, bisa video call," ujar Vera dalam konferensi pers di Lotte Choco Pie Bagikan Inspirasi dalam Menyambut Hari Ibu beberapa waktu lalu.
Vera menambahkan sebaiknya mengusahakan bisa mengontak anak sesering mungkin. Perlu kita ingat nih, Bun, kadang anak suka malas ngomong sama orang tuanya di telepon. Alhasil pas ditanya jawabnya singkat-singkat deh.
"Jadi harus dari kita untuk lebi kreatif, janjian video call pas sebelum tidur. Jadi pas video call atau telepon, ibunya mendongeng atau cerita, jadinya si anak menunggu-nunggu," tambah Vera.
Kadang juga nih, Bun, kita sering nggak punya waktu banyak bareng sama anak. Misalnya karena pagi harus berangkat pagi-pagi, lalu pulang ke rumah sudah larut. Nah, ibu juga bukan berarti kita jadi jauh sama anak.
"Siang-siang kita bisa telepon dari kantor. BIsa tanya aktivitas anak, lalu ngasih tebak-tebakan, menyampaikan cerita lucu. Anak jadinya merasa senang, anak jadi kangen, merindukan kontak ibunya," imbuh Vera.
(Nurvita Indarini)