Jakarta -
Namanya orang tua, wajar kalau nggak mau melihat
anaknya sedih. Sama halnya ketika salah satu orang tua kena penyakit serius seperti kanker, kadang bisa timbul kebimbangan apakah si kecil alias anak perlu tahu hal ini?
Menanggapi hal ini, psikolog anak dari Tiga Generasi Melissa Marcelina yang akrab disapa Lina bilang sebenarnya
anak tahu lho, Bun, kalau di sekitarnya ada yang aneh dan disembunyikan. Makanya, bersikap jujur dan terbuka tentang kondisi kita, kata Lina, itu yang paling baik. Walaupun, untuk ngasih penjelasan ke mereka memang harus disesuaikan dengan usia dan karakternya ya.
"Kedua,
anak juga bisa membayangkan kemungkinan yang lebih buruk dari keadaan yang sebenarnya. Apalagi penyakit serius kayak kanker ini kan banyak implikasinya baik terhadap kehidupan pasien dan keluarganya. Dampaknya juga bisa terasa dalam jangka pendek dan panjang, secara langsung dan nggak langsung," tutur Lina waktu ngobrol sama HaiBunda.
Misalnya dampak langsung ketika orang tua kena sakit serius, dulu pas si kecil ngerjain PR terus kesusahan, bundanya bisa bantuin. Tapi saat kondisi lagi drop, bunda nggak memungkinkan membantu si kecil. Secara nggak langsung, dampaknya bisa terasa secara finansial. Dulu anak bisa mudah minta dibelikan mainan tapi sekarang nggak semudah itu. Nah, Lina bilang anak bisa merasakan perubahan itu, Bun.
Apakah Anak Perlu Tahu Kalau Orang Tuanya Kena Penyakit Serius? /Foto: Thinkstock |
Untuk itu, kata Lina ini pentingnya memberi tahu anak ketika salah satu orang tuanya mengalami penyakit serius:
1. Mencegah Anak Berpikir yang Tidak-tidak"Anak kan punya perasaan, kayak orang dewasa. Kalau kondisi kita nggak kita kasih tahu ke dia, dia bisa bayangin yang nggak-nggak. Bisa aja di film dia lihat orang yang sakit begitu sampai ngerang-ngerang, padahal di stage itu orang tuanya belum separah yang dia lihat, dia ketahui, atau bahkan dia imajinasikan," kata Lina.
Apalagi info yang diterima anak juga belum banyak. Jadi bahaya banget nih, Bun, kalau anak terlalu imajinatif sedangkan info yang didapat belum banyak. Nantinya, anak bisa membayangkan hal yang lebih buruk dari keadaan sebenarnya.
2. Cegah Anak Merasa CemasLina mengungkapkan, anak akan merasa cemas saat nggak dikasih tahu apa yang terjadi di sekitar mereka. Anak tahu kok ada yang aneh dengan kondisi di sekitarnya tapi situasinya nggak ada yang ngasih tahu dia nih, Bun. Alhasil, dalam keadaan dia harusnya nggak cemas, anak justru bisa merasa cemas.
3. Anak Tetap Percaya dengan Lingkungannya"Ketika anak nggak kita kasih tahu dan justru dia tahu hal itu dari orang lain atau pada anak yang lebih besar dia tahu dari hasil diagnosis, kepercayaan anak pada kita juga bisa rusak. Akibatnya, nantinya anak jadi nggak terlalu terbuka sama orang tua, lebih tertutup. Jadi dengan memberi tahu anak kondisi kita, kita mencegah kepercayaan anak rusak," kata Lina.
Saat anak nggak dikasih tahu yang sebenarnya terjadi, saat dewasa kelak anak bisa merasa marah dan kesal karena dia merasa 'dibohongi' dan nggak diberi tahu soal apa yang terjadi di sekitarnya.
Apakah Anak Perlu Tahu Kalau Orang Tuanya Kena Penyakit Serius? Foto: ilustrasi/thinkstock |
4. Anak Punya Role ModelDikatakan Lina, apa yang diperbuat orang tua akan diikuti anak. Nah, cara orang tua menyelesaikan masalah dan merespons konflik ketika terkena penyakit serius bisa jadi role model untuk anak. Misalnya ketika salah satu orang tua kena kanker, ini adalah sesuatu yang besar dan serius. Nah, anak juga akan belajar gimana cara orang tuanya berkomunikasi dan menyelesaikan masalah ketika ada masalah besar.
"Kalau kita rahasiakan atau tertutup bukan nggak mungkin pola ini akan digunakan anak untuk menyelesaikan masalah. Bahkan nanti mereka cenderung menutup kekhawatirannya sendiri, nggak disalurin, nggak dikasih tahu ke orang lain padahal harusnya semua komunikasi jadi lebih lancar," kata Lina.
5. Persiapan Kemungkinan TerburukMemang, kita mesti optimistis dalam menghadapi suatu hal. Walau begitu, nggak ada salahnya ada persiapan kemungkinan terburuk misalnya sampai anak harus kehilangan salah satu orang tuanya. Grieving atau berduka pasti dialami. Tapi, kalau sebelumnya anak sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada orang tuanya, dia bisa lebih siap dan nggak terlalu lama melewati proses grieving-nya, Bun.
"Ada beberapa stage grieving yaitu denial, bargaining, anger, depression, terus acceptance. Bukan nggak mungkin saat kita udah siapkan anak menghadapi worst case scenario, itu akan membuat anak menghadapi proses grieving lebih mudah," kata Lina.
(rdn)