Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Dampak Positif Kalau Anak Sering Kumpul Bareng Kakek dan Neneknya

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Sabtu, 27 Jan 2018 13:12 WIB

Ada dampak positif yang bisa didapat anak ketika mereka sering kumpul bareng kakek dan neneknya lho, Bun.
Ilustrasi kakek, nenek, dan cucu (Foto: Instagram/@ivetteivens)
Jakarta - Si kecil sering menghabiskan waktu bareng kakek dan neneknya nggak, Bun? Kalau iya, ada nih manfaat yang bisa didapat si kecil. Ini terkait dengan pandangan mereka terhadap masa tua.

Dengan menghabiskan banyak waktu bersama kakek dan neneknya, anak-anak bisa membangun pandangan positif soal penuaan dan lansia. Para peneliti dari University of Liege mempelajari 1.151 anak-anak di Belgia usia 7-16 tahun untuk mengetahui berapa banyak waktu yang dihabiskan bersama kakek dan neneknya plus gimana tanggapan mereka soal kesehatan kakek dan neneknya.

Kata salah satu peneliti, Stephane Adam hubungan anak dengan kakek neneknya termasuk seberapa sering mereka menghabiskan waktu bersama dan apa yang dilakukan saat bersama. Nah, anak yang menghabiskan waktu secara rutin bersama kakek neneknya dengan melakukan hal yang berkualitas juga melihat si kakek dan nenek sebagai sosok yang sehat, punya pandangan positif terhadap orang tua, Bun.

"Sementara itu, kalau anak jarang kontak dengan kakek neneknya dan melihat si kakek dan nenek dalam keadaan yang menyedihkan, anak punya pandangan yang sedikit negatif terhadap orang lanjut usia," tutur Stephane dalam laporannya dikutip dari Essential Kids.



Untuk anak umur 10-12 tahun yang menghabiskan waktu bareng kakek dan neneknya minimal 1 jam per minggu, mereka punya pandangan positif terhadap lansia yang lebih besar juga lho, Bun. Ini nggak mengherankan karena menurut Stephane, kakek dan nenek adalah salah satu orang dewasa yang paling sering bertemu dan kontak dengan anak-anak setelah orang tua mereka.

Lewat studi ini, Stephane bilang kakek dan nenek juga punya peran dalam membentuk perspektif anak-anak terhadap lansia dan pada kehidupan mereka ke depannya. Soal hubungan anak dengan kakek nenek, kadang ini menimbulkan masalah juga nih, Bun. Dalam artian, sering terjadi beda pendapat soal pengasuhan anak antara kita orang tua dengan orang tua kita yang nggak lain kakek dan nenek si kecil.

Contoh simpelnya, saat berkunjung ke rumah kakek dan nenek, anak dibolehkan makan es krim. Padahal, saat di rumah kita nggak membolehkan anak makan es krim. Nah, perbedaan kayak gitu bisa menimbulkan beda pendapat antara kita dan kakek dan nenek nih, Bun. Menurut psikolog keluarga dari Tiga Generasi Anna Surti Ariania yang akrab disapa Nina, dalam menyikapi beda pola asuh, kita bisa kok menyampaikan ke anak kalau aturan di rumah sendiri dan di rumah kakek nenek berbeda.

"Sejak usia dua tahun anak udah ngerti aturan. Misalkan pas anak di rumah neneknya dibolehin makan permen padahal di rumah kita udah ngelarang banget mereka, ya terima aja karena kadang itulah konsekuensinya. Atau, kita bisa sampaikan ke orang tua kita bahwa anak kita nggak boleh dulu nih makan permen. Tapi apapun itu, percayalah bahwa kakek dan nenek nggak akan ingin sesuatu yang buruk terjadi pada cucunya kok," kata Nina.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda