Guangzhou, China -
Bocah ini nggak sengaja memakai uang yang ada di rekening bundanya untuk main
game online. Terlebih, uang itu untuk biaya bocah bernama Tao Tao ini untuk berobat, Bun.
Ya, di bulan Mei tahun 2017, Tao Tao didiagnosis leukemia. Sampai saat ini, orang tuanya yang bekerja sebagai petani sudah mengumpulkan biaya kurang lebih Rp 1 miliar untu pengobatan Tao di salah satu RS di Beijing. Biaya tersebut berasal dari sumbangan kerabat, masyarakat, juga lembaga amal. Nah, ketidaksengajaan Tao pakai biaya berobatnya untuk transaksi game online bermula saat ibunya hendak membayar biaya RS.
Saat itu, ibu Tao kaget bukan main ketika tahu uang di rekeningnya tinggal Rp 19 juta. Ibu Tao langsung lapor polisi dan setelah diinvestigasi, selama bulan Januari ada penarikan uang sekitar Rp 16 juta sebanyak enam kali. Nggak merasa memakai uangnya, ibu Tao bingung dong, Bun. Selidik punya selidik, ternyata uang itu ditransfer ke akun WeChat dengan nama King of Glory yang merupakan nama salah satu game online populer di China. Nah, nama King of Glory ini dipakai sama Tao Tao, Bun.
"Saya pernah melihat ibu pakai akun WeChat-nya untuk melakukan transaksi tapi saya nggak tahu kalau transaksi online itu pakai uang sungguhan. Saya pernah lihat ibu melakukan transaksi di akunnya, jadi saya tahu cara mentransfer uang dari akun ibu ke akun telepon genggam saya untuk top up game online," kata Tao seperti dilaporkan Beijing Evening News dan dikutip dari The Strait Times.
Bahkan, Tao mengaku nggak ngeh kalau dia menekan tanda konfirm itu berarti uang di akun telepon genggamnya sudah terkirim. Untungnya, beberapa pihak maklum dengan ketidaksengajaan Tao, Bun. Dilaporkan The New Paper, Tencent, perusahaan yang mendirikan software WeChat bilang ke ibu Tao kalau pihaknya akan mengembalikan uang Rp RP 105 juta yang sudah ditransfer Tao.
"Saya berterima kasih sekali pada pihak yang bersedia mengembalikan uang yang sudah ditransfer anak saya untuk
game online-nya. Saya benar-benar terharu. Ya, ini semua kesalahan saya. Saya harap masyarakat bisa maklum dengan ketidaksengajaan anak saya," kata ibu Tao yang mengaku bertanggung jawab karena kurang mengedukasi sang anak tentang game online.
Kata ibu Tao, total putranya uang yang sudah ditransfer putranya untuk meng-top up game online sekitar Rp 317 juta. Memang ya, Bun, game online saat ini udah familiar banget nih buat 'kids jaman now'. Nah, sebagai bentuk pengawasan saat anak main game, mau nggak mau kita para orang tua mesti ikut 'nyebur' atau minimal tahu game apa sih yang lagi senang banget dimainin anak. Demikian disampaikan psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi.
"Kita harus tegas ke anak. Apalagi kalau anak udah dikasih gadget sendiri. Kita tetap harus tegas kapan anak boleh mainin gadgetnya, kita juga harus tahu password gadget anak supaya bisa kita pantau terus apa yang dilakukan anak dengan gadgetnya," kata Ratih dalam wawancara dengan detikHealth.
Apalagi, game kan banyak banget ya, Bun, macamnya. Jadi orang tua juga mesti tahu game apa yang dimainin anak karena bukan nggak mungkin anak nggak sengaja menemukan game termasuk
game online yang mengandung konten kekerasan atau bahkan konten yang nggak seharusnya, misalnya mengandung pornografi.
(rdn)