parenting
Off-grid Parenting, Pola Asuh yang Benar-benar Membebaskan Anak
Minggu, 11 Mar 2018 07:06 WIB
Jakarta -
Saat bicara gaya pengasuhan atau parenting style pada anak, ada berbagai macam ya, Bun. Misalnya ada helicopter parenting, permisif, juga otoriter. Nah, sekarang dikenal juga nih gaya pengasuhan yang benar-benar membebaskan anak. Namanya free-range, freestyle atau off-grid parenting.
Off-grid parenting memberi anak kebebasan penuh. Jadi gaya pengasuhan ini menyingkirkan konsep tradisional seperti waktu tidur, pengobatan modern, toilet training, hingga sekolah. Ya, bahkan dalam soal pendidikan saja anak tak mengikuti sistem sekolah.
Untuk pendidikan, orang tua yang menerapkan pola pengasuhan off-grid ini nggak hanya menerapkan homeschooling, tapi juga unschooling yakni istilah agak baru ketika anak belajar hal-hal yang ingin mereka pelajari dan sesuai keinginan mereka sendiri.
Orang tua yang menerapkan off-grid parenting mengajarkan anak-anaknya tentang apa saja yang mereka yakini penting, dengan memilih keluar dari praktik kurikulum tradisional dalam sistem sekolah dan homeschooling. Dengan metode ini, anak-anak tak berhubungan dengan anak lain di kelas. Pendidikan gaya bebas ini membuat anak-anak memilih mata pelajaran sendiri, bahkan jika itu melukis atau bermain di luar.
Metode pengasuhan ini memungkinkan anak membuat keputusan sendiri, tanpa peraturan atau regulasi, bahkan masukan atau bimbingan dari orang tua mereka.
Ibu dari tiga anak Vickie, dari Hull, Inggris mempraktikkan 'unschooling' kepada anak-anaknya. Dia mengajarkan anak-anaknya keluar dari sistem sekolah dan membiarkan anak-anak yang memutuskan apa yang harus dipelajari sesuai jadwal mereka sendiri. Bahkan, anak-anak yang memutuskan apa dan kapan mereka harus makan, dan kapan harus tidur.
Gaya pengasuhan di off-grid mungkin masih jarang terdengar, berbeda dengan pola asuh otoriter yang mendorong anak untuk mandiri tapi tetap membatasi tindakan anak-anak. Selain itu, orang tua juga menetapkan standar perilaku anak-anak, seperti dilansir Amotherworld.
Parenting otoriter menuntut tanpa arahan, penjelasan atau umpan balik mengenai perilaku anak. Hukuman fisik, seperti pukulan keras dan teriakan adalah bentuk disiplin yang sering disukai orang tua yang otoriter. Tujuan dari pola asuh ini adalah mengajarkan anak untuk berperilaku, dan akhirnya bersiap untuk bertahan dan berkembang di dunia nyata.
Berbeda lagi dengan orangtua yang disebut permisif, tidak direktif, lunak, atau liberal. Ini adalah gaya mengasuh anak ketika orang tua sangat terlibat dengan anak-anak mereka tetapi hanya sedikit menuntut atau mengendalikannya.
Orang tua mengasuh dan menerima, dan responsif terhadap kebutuhan dan keinginan anak, bertindak lebih sebagai "teman" daripada seorang pendisiplin. Harapan kepada anak sangat rendah, dan sedikit disiplin. Orang tua yang permisif juga mengizinkan anak membuat keputusan sendiri, memberi saran layaknya sebagai teman. Jenis pengasuhan anak ini sangat longgar, dengan sedikit hukuman atau peraturan.
Terkait bergagai gaya pengasuhan, menurut psikolog Dr. Rose Mini, M.Psi, sebenarnya orang tua penting untuk mengetahui berbagai macam pola asuh anak. Sebab, mengasuh anak nggak cuma merawat anak. Tapi juga memberi kasih sayang, mengasah bakat, dan juga mengajarkan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
"Mengetahui pola asuh memudahkan orang tua mengenali pola asuh yang tepat untuk anak sehingga bisa membantu memberi stimulasi pada multiple inteligent anak," kata perempuan yang akrab disapa Bunda Romi seperti ditulis detikHealth beberapa waktu yang lalu.
Nah, Bunda termasuk yang menggunakan pola pengasuhan seperti apa? (Nurvita Indarini)
Off-grid parenting memberi anak kebebasan penuh. Jadi gaya pengasuhan ini menyingkirkan konsep tradisional seperti waktu tidur, pengobatan modern, toilet training, hingga sekolah. Ya, bahkan dalam soal pendidikan saja anak tak mengikuti sistem sekolah.
Untuk pendidikan, orang tua yang menerapkan pola pengasuhan off-grid ini nggak hanya menerapkan homeschooling, tapi juga unschooling yakni istilah agak baru ketika anak belajar hal-hal yang ingin mereka pelajari dan sesuai keinginan mereka sendiri.
Orang tua yang menerapkan off-grid parenting mengajarkan anak-anaknya tentang apa saja yang mereka yakini penting, dengan memilih keluar dari praktik kurikulum tradisional dalam sistem sekolah dan homeschooling. Dengan metode ini, anak-anak tak berhubungan dengan anak lain di kelas. Pendidikan gaya bebas ini membuat anak-anak memilih mata pelajaran sendiri, bahkan jika itu melukis atau bermain di luar.
Metode pengasuhan ini memungkinkan anak membuat keputusan sendiri, tanpa peraturan atau regulasi, bahkan masukan atau bimbingan dari orang tua mereka.
Ibu dari tiga anak Vickie, dari Hull, Inggris mempraktikkan 'unschooling' kepada anak-anaknya. Dia mengajarkan anak-anaknya keluar dari sistem sekolah dan membiarkan anak-anak yang memutuskan apa yang harus dipelajari sesuai jadwal mereka sendiri. Bahkan, anak-anak yang memutuskan apa dan kapan mereka harus makan, dan kapan harus tidur.
Gaya pengasuhan di off-grid mungkin masih jarang terdengar, berbeda dengan pola asuh otoriter yang mendorong anak untuk mandiri tapi tetap membatasi tindakan anak-anak. Selain itu, orang tua juga menetapkan standar perilaku anak-anak, seperti dilansir Amotherworld.
Parenting otoriter menuntut tanpa arahan, penjelasan atau umpan balik mengenai perilaku anak. Hukuman fisik, seperti pukulan keras dan teriakan adalah bentuk disiplin yang sering disukai orang tua yang otoriter. Tujuan dari pola asuh ini adalah mengajarkan anak untuk berperilaku, dan akhirnya bersiap untuk bertahan dan berkembang di dunia nyata.
Berbeda lagi dengan orangtua yang disebut permisif, tidak direktif, lunak, atau liberal. Ini adalah gaya mengasuh anak ketika orang tua sangat terlibat dengan anak-anak mereka tetapi hanya sedikit menuntut atau mengendalikannya.
Orang tua mengasuh dan menerima, dan responsif terhadap kebutuhan dan keinginan anak, bertindak lebih sebagai "teman" daripada seorang pendisiplin. Harapan kepada anak sangat rendah, dan sedikit disiplin. Orang tua yang permisif juga mengizinkan anak membuat keputusan sendiri, memberi saran layaknya sebagai teman. Jenis pengasuhan anak ini sangat longgar, dengan sedikit hukuman atau peraturan.
Terkait bergagai gaya pengasuhan, menurut psikolog Dr. Rose Mini, M.Psi, sebenarnya orang tua penting untuk mengetahui berbagai macam pola asuh anak. Sebab, mengasuh anak nggak cuma merawat anak. Tapi juga memberi kasih sayang, mengasah bakat, dan juga mengajarkan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
"Mengetahui pola asuh memudahkan orang tua mengenali pola asuh yang tepat untuk anak sehingga bisa membantu memberi stimulasi pada multiple inteligent anak," kata perempuan yang akrab disapa Bunda Romi seperti ditulis detikHealth beberapa waktu yang lalu.
Nah, Bunda termasuk yang menggunakan pola pengasuhan seperti apa? (Nurvita Indarini)