HaiBunda

PARENTING

Tegas pada Anak Perlu, Tapi Bukan Berarti Jadi Ibu Galak

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 27 Mar 2018 17:00 WIB
Tegas pada Anak Perlu, Tapi Bukan Berarti Jadi Ibu Galak/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Di rumah, saya dan suami punya aturan terkait makan dan bermain. Misalnya nih, saat sedang makan, tidak boleh ada benda selain makanan dan pirantinya. Jadi anak-anak nggak boleh bawa mainan, dan orang tua nggak boleh bawa handphone-nya.

"No, kita nggak bawa mainan ke meja makan ya," ujar saya suatu kali saat si kecil yang masih balita kelepasan ambil mobil-mobilannya.

Seorang kerabat yang melihat hal ini pun berkomentar, "Nggak usah galak-galak dan banyak aturan sama anak. Namanya juga anak-anak, dunianya kan dunia bermain,". Hmm, kayaknya suara saya datar deh dan nggak melengking tinggi saat mengingatkan anak untuk nggak bawa mainan ke meja makan.


Tapi saya sih diam aja, malas merespons, nanti malah berbuntut panjang. Menurut saya, saya sedang bersikap tegas untuk menetapkan batasan sehingga membantu anak memahami perilaku yang bisa diterima.

Kadang memang nggak gampang menetapkan batasan bagi anak. Tapi anak perlu tahu kenapa sih perlu ada batasan seperti itu. Misalnya ketika mereka dibatasi untuk nggak membawa mainan ke meja makan, maka anak perlu tahu alasannya. Misalnya ini penting agar mainan nggak kotor, agar kita bisa makan lebih baik.



Sebaliknya kalau kita nggak menetapkan batasan dan sering sekali sibuk mencoba bernegosiasi atau membujuk anak, maka kelak jadi kesusahan saat mengajak anak memulai atau berhenti melakukan sesuatu. Sering kali karena terbiasa tidak menetapkan batasan, di satu titik kita menuntut anak untuk melakukan sesuatu, nah ini akan membuat anak-anak merasa tidak aman secara emosional.

Baby Coach, Chris Garner, bilang kalau kita sebagai orang tua tidak menunjukkan sikap tegas saat anak bersikap buruk, maka itu bisa berbahaya Bun. Soalnya anak jadi menyangka tak masalah merusak atau menyakiti orang lain, misalnya.

"Jika tidak tegas, Anda akan mendapati Anda dengan cepat kehilangan kontrol selama situasi berisiko tinggi. Menetapkan batas-batas dan memiliki konsekuensi logis ketika batas-batas tidak diperhatikan akan membantu Anda untuk merasa lebih terkendali, dan anak-anak Anda mengerti apa yang bisa dan tidak bisa diterima," kata Chris dikutip dari Parentandbabycoach.

Nah, tegas dan galak itu berbeda ya Bun. Kata Psikolog psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, tegas itu dianjurkan dalam parenting, namun perlu dibarengi dengan sikap konsisten.



"Dengan tegas maka orang tua punya power. Tapi orang tua juga harus konsisten. Tapi tegas itu tidak sama dengan galak ya," ujar Ratih Zulhaqqi, dikutip dari detikHealth.

Sedangkan galak kepada anak berarti suka marah, mencaci maki, dan berbicara dengan intonasi tinggi. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK