Jakarta -
Pekerjaan dan kesibukan yang lain terkadang membuat kita memiliki waktu yang nggak banyak bersama anak. Rutinitas membuat waktu seakan cepat berlalu, si kecil yang dulu masih digendong-gendong, sekarang sudah begitu besar.
Meski kita punya segudang aktivitas, yuk sempatkan waktu untuk bermain dan beraktivitas bareng anak, Bun. Dengan bermain dan beraktivitas bersama, kita akan banyak
berinteraksi dengan mereka. Nah, hal itu akan menjadi kenangan indah bagi mereka lho.
"Buatlah memori positif dengan anak yang akan mempengaruhi perkembangan anak nantinya," ujar psikolog anak, Feka Angge Pramita, di sela-sela diskusi bersama Frisian Flag, di Restoran alaRitus, Pasar Baroe, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2018).
Feka mengatakan, memori yang akan kita tinggalkan hanya sampai anak kita SD saja, Bun. Selebihnya anak akan banyak berinteraksi dengan sekolah dan teman-temannya.
Hmm, memang benar ya, Bun, saat anak-anak lebih besar maunya bermain bersama teman-temannya. Sehingga bagi mereka bermain bersama orang tua bukan lagi sesuatu yang paling menyenangkan.
Bicara
interaksi, anak-anak 'jaman now' lebih mementingkan banyak berinteraksi secara langsung. Bahkan pelajaran yang berorientasi teori akan susah diingat anak. Anak akan lebih mengingat pelajaran praktik.
"Contohnya apa yang kita ingat saat SMP dan SMA? Yang diingat biasanya pelajaran praktik seperti bermain bola. Sedangkan pelajaran teori diingat tapi nggak banyak," sambung Feka.
Selain bermain apa yang bisa kita lakukan saat berinteraksi bersama anak? Bisa dengan bermain tebak-tebakan atau menceritakan hal lucu bersama anak. Pokoknya anak tidak ditinggalkan bermain sendiri.
Dengan mendampingi anak menciptakan memori positif, anak akan tumbuh menjadi generasi yang berkualitas.
Psikolog Najelaa Shihab, penggagas yayasan Keluarga Kita, beberapa waktu yang lalu bilang kualitas hubungan tidak akan tercapai tanpa kuantitas yang cukup. Karena itu, kita sebagai orang tua memang harus benar-benar meluangkan waktu buat anak.
Soal banyak sedikitnya waktu memang relatif, tapi yang paling penting adalah saat bersama anak, kita hadir sepenuh hati dan sepenuh tubuh. "Mungkin sering ya, kita di ruangan yang sama dengan anak. Tapi kita nonton TV semua. Perhatian kita ke layar, nggak ada interaksi, nggak ada sentuhan fisik. Itu belum berkualitas, meskipun secara fisik, kita ada di dekat anak," papar perempuan yang akrab disapa Ela ini.
(nwy)