Jakarta -
Sewaktu anak-anak lahir, pertanyaan yang paling sering dilontarkan selain jenis kelamin adalah
berat badan bayi saat lahir. Itu salah satu pertanyaan paling umum, Bun. Sebagai ibu, meski saya juga bertanya berapa bobot ketiga anak saya saat lahir, saya juga sempat berpikir, kenapa orang bertanya berat badan bayi ketika lahir?
Menurut Dr. David Hill, penulis 'Dad to Dad: Parenting Like a Pro', semua orang yang ingin tahu berat lahir anak kita karena sebenarnya mereka ingin tahu apakah si kecil lahir dengan sehat.
"Secara umum, ini bisa menjadi indikator yang baik untuk kesehatan bayi," kata Dr David seperti dilansir Fatherly.
Berat badan lahir memang menjadi barometer kesehatan tapi ini bukan alat ukur sempurna, Bun. Ada lho bayi yang lahirnya mungil namun kondisi kesehatannya baik. Sementara itu, ada juga bayi yang berat badan lahirnya normal namun memiliki sejumlah masalah mesehatan.
dr Hari Nugroho SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan di Eropa dan Amerika, berat bayi normal yang di kandungan 37-42 minggu adalah 2,5-4 kg.
"Walaupun di Indonesia beberapa menggunakan kesepakatan berat bayi yang normal yaitu 2,5-3,5 kg. Berat badan bayi saat lahir juga dipengaruhi banyak faktor," kata dr Hari seperti dilansir detikHealth.
Faktor tersebut antara lain asupan nutrisi ibu saat hamil, penyakit yang menyertai saat hamil seperti keracunan kehamilan (preeklampsia atau darah tinggi karena kehamilan), penyakit jantung, dan infeksi. Penyakit yang menyertai kehamilan dan infeksi bisa menurunkan nutrisi bayi saat dalam rahim sehingga berat lahir bayi lebih rendah dari angka normal.
Nah, berikut ini beberapa hal tentang berat badan bayi lahir yang perlu Bunda ketahui:
1. Berat Bayi Lahir dan Usia KehamilanPertama,
berat bayi saat lahir sebagian besar tergantung pada usia kehamilan, Bun. Ini artinya berapa banyak waktu yang dihabiskan anak di dalam rahim. Kalau bayinya lahir cukup bulan, berat rata-rata adalah antara 2,7 hingga 4 kg. Tapi, bayi yang lahir di awal maupun di akhir masa kehamilan rata-rata memiliki perbedaan bobot yang cukup besar.
"Dalam banyak kasus, jika bayi lahir prematur, ia akan menjadi lebih kecil, sedangkan jika ia lahir terlambat, ia akan menjadi lebih besar," kata David.
Jadi, kata David, ketika menilai berat badan lahir, hal pertama yang dilakukan adalah menyesuaikannya dengan usia kehamilan. Pada bayi prematur umumnya mereka memiliki tubuh yang mungil. Ini karena bayi prematur tidak mendapatkan manfaat penuh untuk berkembang di rahim. Lalu mereka memiliki risiko komplikasi kesehatan yang lebih tinggi, seperti sakit kuning, anemia, gangguan pernapasan, atau masalah jantung sehingga umumnya butuh dirawat di NICU Tetapi sekali lagi, karena bayi prematur lebih kecil bukan berarti mereka secara otomatis kurang sehat.
Fakta-fakta Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Perlu Bunda Tahu ( Foto: Dhani Irawan/detikcom) |
2. Berat Lahir Bayi dan GenetikaAdapun bayi yang berat badan lahirnya di atas 2,7-4 kg bisa karena banyak alasan, Bun. Terkadang itu karena genetika. Misalnya kedua orang tuanya bertubuh mungil atau mungkin mereka bertubuh tinggi dan besar. Seringnya, berat badan bayi saat lahir juga jadi cerminan dari kesehatan ibu.
Ketika bayi yang baru lahir beratnya kurang dari 90 persen bayi pada usia kehamilan mereka dianggap lahir kecil untuk usia kehamilan tersebut (small for gestational age/ SGA)
Seringkali, SGA merupakan hasil dari janin yang tidak mendapatkan pasokan nutrisi secara penuh atau oksigen cukup yang dibutuhkan untuk perkembangan organ dan jaringan normal. Ini bisa dipengaruhi kondisi si ibu.
Davis mencontohkan hipertensi yang diinduksi kehamilan bisa mengurangi berat badan bayi. Begitu juga masalah jantung, pernapasan, atau ginjal. Merokok dan minum alkohol selama kehamilan juga dapat menyebabkan SGA.
"Mudah-mudahan, kebanyakan wanita sekarang jadi tahu itu," kata David.
Berbeda lagi kalau berat badan lahir bayi lebih dari 90 persen bayi baru lahir dari usia kehamilan yang sama. Mereka dianggap besar untuk usia kehamilan tersebut (large for gestational age/LGA). Kondisi ini bisa disebabkan ibu obesitas atau kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan. Paling sering, ini juga terkait diabetes gestasional.
Fakta-fakta Berat Badan Bayi Baru Lahir yang Perlu Bunda Tahu/ Foto: dok.HaiBunda |
3. Berat Lahir Bayi dan DiabetesDavid mengatakan ibu yang memiliki diabetes gestasional atau hanya intoleransi glukosa bisa menyebabkan meningkatnya gula darah bayi mereka. Kalau gula darah tinggi, bisa mendorong tubuh anak untuk mengeluarkan insulin yang berakibat
bayi baru lahir yang lebih besar dan lebih gemuk.
"Bayi-bayi ini bisa sangat besar sehingga menyebabkan masalah dengan persalinan atau bahkan membutuhkan operasi caesar. Tapi operasi caesar pada bayi yang lahir besar juga lebih berisiko. Pasti ada beberapa masalah kesehatan pada periode baru lahir yang terkait dengan SGA dan LGA," kata David.
Menurutnya, bayi yang kekurangan berat badan tidak memiliki cukup simpanan lemak untuk menghangatkan tubuhnya atau menurunkan gula darahnya. Apabila gula darah bayi turun terlalu rendah, itu bisa mengancam nyawa dan bayi harus diberi suplemen nutrisi atau dekstrosa melalui infus untuk menjaga gula darahnya hingga stabil dan mulai makan dengan normal.
"Demikian pula, ketika bayi LGA lahir dari seorang ibu diabetes atau penderita intoleransi glukosa, mereka akhirnya menghasilkan terlalu banyak insulin segera setelah lahir, menyebabkan gula darah mereka turun dan membutuhkan intervensi" kata David.
Dia menambahkan, berat badan bayi dengan LGA sering cepat turun setelah mereka lahir. Sedangkan kebanyakan bayi dengan berat badan normal akan kehilangan sekitar 10 persen berat badan lahir mereka sebelum naik kembali.
"Jika bayi dengan berat badan rata-rata kehilangan lebih dari 10 persen pada minggu pertama, kami khawatir dia tidak mendapatkan cukup nutrisi sehingga kami tetap mengawasi. Tapi jika ibu mengidap diabetes, bayi LGA yang kehilangan lebih dari 10 persen berat tubuhnya tidak begitu mengkhawatirkan," tutur David.
(rdn/rdn)