HaiBunda

PARENTING

Mendisiplinkan Anak Orang Lain, Yay or Nay?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 25 Jun 2018 08:11 WIB
Mendisiplinkan Anak Orang Lain, Yay or Nay?/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Ketika menemani anak-anak bermain, saya pernah melihat anak orang lain mendorong atau merebut mainan yang ada di tangan anak saya. Saya saat itu bingung, Bun, mau menegur anak orang nanti salah, tapi kalau diam saja anak itu nggak tahu salahnya di mana.

Pada saat itu, orang tua anak itu hanya diam saja, seolah nggak mau ikut campur. Masa saya yang menegur anaknya, he-he...

Dilema ya, Bun. Kita sudah mengajarkan nilai-nilai dan perilaku yang baik ke anak kita, tapi anak lain yang sikapnya kurang baik tidak mendapat konsekuensi atas perbuatannya. Orang tuanya pun menganggap wajar atas apa yang dilakukan anaknya. Hmm, geregetan.


Kata ahli parenting, kita seharusnya campur tangan mendisiplinkan anak orang lain jika melihat mereka 'nakal'. Kenapa? Kata pakar parenting terkemuka Honorary Fellow di Centre for Positive Psychology, Graduate School of Education at the University of Melbourne, Dr Justin Coulson, orang tua itu memiliki kewajiban 'mengajar, membimbing, dan memberi petunjuk'.



Tetapi apakah secara sosial bisa diterima jika kita mendisiplinkan anak orang lain? Justin mendiskusikan apa itu disiplin. Menurutnya masyarakat pada umumnya melihat disiplin sebagai tindakan yang keras dan menghukum.

"Banyak orang berpikir disiplin berarti hukuman, yang berarti kita akan pergi dan melukai seseorang, kan?" kata Justin dikutip dari Daily Mail.

Padahal, menurut Justin, kalau melihat arti disiplin sebenarnya, asalnya dari kata disciple. Itu artinya mengajar, atau membimbing, atau memberi petunjuk. Tapi, apa ada yang mau anaknya 'disakiti' degan konsekuensi yang diberikan orang lain?

"Saya tidak berpikir ada di antara kita yang ingin orang lain menyakiti anak kita," sambungnya.

Justin menuturkan disiplin adalah cara untuk memandu perilaku secara positif. Karena itulah orang tua memiliki kewajiban untuk memperbaiki semua perilaku anak-anak dengan cara yang positif dan konstruktif.

"Setiap orang memiliki persyaratan sosial untuk campur tangan untuk mengajar, untuk membimbing, dan untuk memberi petunjuk. Entah itu anak-anak kita, atau orang lain. Kita punya kewajiban sosial untuk melakukan itu," lanjut Justin.



Kalau kita ingin menerapkan disiplin ke anak, jangan tunggu anak sampai besar. Soalnya nilai-nilai kedisiplinan sebenarnya sudah bisa kita terapkan sejak kecil, bahkan sejak anak-anak bayi.

Psikolog dari TigaGenerasi, Annelia Sari, MPsi, juga setuju bahwa disiplin bisa diterapkan sejak dini dengan menggunakan hal-hal yang sederhana.

"Disiplin itu tidak 'ujuk-ujuk' anak mengerti, tapi harus diajarkan sejak lahir. Jam berapa anak tidur, mandi dan makan. Ketika orang tua membiasakan anak dengan kedisiplinan, maka saat besar anak akan tertanam tetap seperti itu. Jadi bisa lebih terkontrol," tutur Annelia. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Terpopuler: Potret Shanju Eks JKT 48 Rayakan Ultah Jonatan Christie

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Potret Maudy Koesnaedi Bersama Sang Putra Eddy Meijer, Ungkap Suka Duka Punya Anak Beranjak Dewasa

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Irish Bella Habiskan Waktu Bareng Anak Sambung yang Libur Koas, Intip Potretnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Bacaan Doa Qunut Subuh Pendek dan Mudah Dihafal beserta Artinya

Mom's Life Amira Salsabila

5 Tanaman untuk Ide Bisnis dengan Modal Sedikit tapi Bisa Untung, Coba di Rumah!

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

15 Idol K-Pop Termuda yang Aktif saat Ini, Ada Chiquita BABYMONSTER

Terpopuler: Potret Shanju Eks JKT 48 Rayakan Ultah Jonatan Christie

Potret Maudy Koesnaedi Bersama Sang Putra Eddy Meijer, Ungkap Suka Duka Punya Anak Beranjak Dewasa

Bacaan Doa Qunut Subuh Pendek dan Mudah Dihafal beserta Artinya

20 Contoh Aturan di Sekolah dan Tujuan Diberlakukannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK