London, Inggris -
Kita tahu
mendisiplinkan anak menggunakan kekerasan rasanya kurang tepat. Terlebih jika dengan cara memukul di daerah yang privat seperti pantat. Lantas, bagaimana perasaan Bunda jika anak perempuannya diperlakukan seperti itu oleh seorang pria?
Hal ini dialami ibu asal London, Inggris. Ibu ini kaget setelah seorang pria memukul pantat putrinya. Si ibu yang nggak disebutkan namanya mengatakan dalam forum bahwa dia nggak pernah memukul anak-anaknya sendiri untuk mengajarkan disiplin. Berbicara secara anonim di situs Mamamia, ibu ini menjelaskan apa yang terjadi dan mengapa dia tidak setuju dengan hal itu.
"Putriku memiliki ADHD. Perilakunya terkadang lewat batas tapi dia bekerja keras untuk mengatasi itu. Dia juga sangat mencintai dan setia serta jujur dan luar biasa dalam banyak hal," tulisnya dalam forum dikutip dari The Sun.
Ibu itu sangat terkejut ketika dia mejemput ke sekolah dan mendengar putrinya dipukul. Putrinya mendatanginya dan berteriak, 'Dia memukul saya! Dia menampar saya di pantat!'. Ibu-ibu lain yang melihat kejadian itu dengan cepat mengonfirmasi bahwa gadis kecil itu mengatakan yang sebenarnya.
"Jelas kekhawatiran pertama saya adalah untuk anak perempuan saya. Dia mengatakan kepada saya bahwa tamparan itu telah meninggalkan tanda merah, tetapi pada saat saya melihat tandanya sudah hilang. Dia bilang itu tidak sakit lagi," kata si ibu.
Ternyata yang memukul anaknya adalah ketua komite orang tua untuk kegiatan ekstrakurikuler. Sang ibu menjelaskan ke ketua komite itu kalau dia sendiri nggak pernah memukul anak-anaknya dan nggak percaya kalau ketua komite tersebut memukul anak perempuannya dengan alasan
kedisiplinan. Si ketua komite yang merupakan seorang pria hanya menunduk.
"Sudah jelas dia tahu apa yang dia lakukan benar-benar keluar dari batasan. Alhasil, orang tersebut diminta untuk mundur jadi ketua komite. Ketika seorang perwakilan resmi dari kelompok itu menelepon untuk meminta maaf dan menanyakan apakah saya perlu bantuan, saya jawab tidak. Saya tidak ingin membuat putri saya trauma dengan pengalaman itu," lanjutnya.
Sang ibu mengaku belum pernah dia merasa semarah itu. Di matanya, si ketua komite sudah melakukan hal yang salah dan semua pihak mengetahuinya. Berusaha berpikir positif, si ibu menduga mungkin ketua komite itu hanya orang tua yang mendidik anaknya secara berbeda.
"Saya tidak ingin mengajukan tuntutan terhadapnya dan mungkin dia berakhir dengan catatan kriminal. Saya tidak akan pernah memukul anak-anak saya. Saya tidak ingin mereka takut kepada saya, dan saya tidak ingin mereka merasa bahwa kekerasan, dalam bentuk apa pun, dapat diterima," tutup si ibu.
Bicara soal
memukul pantat anak, ketika kita cuma memukul pantatnya sebagai tanda gemas, itu pun nggak dianjurkan lho. Kata psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre Ratih Zulhaqqi, ketika anak terbiasa pantatnya dipukul, saat besar nanti ketika ada orang lain yang nggak dikenal menyentuh termasuk memukul pantatnya, anak merasa itu hal lumrah.
Padahal seperti kita tahu pantat termasuk salah satu area pribadi yang nggak boleh dipegang orang lain kecuali orang tua dan dokter dengan dampingan orang tua. Mengajarkan area pribadi ke anak penting dilakukan sebagai salah satu upaya agar anak terhindari dari pelecehan seksual.
"Makanya kalau gemas sama anak hindari menepuk atau memukul pantatnya. Kalau gemas, kita bisa bilang ke anak 'Bunda gemas banget sama kamu nih. Cubit dikit ya tangan atau pipinya,'" kata Ratih.
(rdn)