Jakarta -
Semua orang tua pasti bangga ketika si kecil tumbuh jadi individu yang cerdas. Bicara soal
anak cerdas sebetulnya bisa lho, Bun, kita lihat ciri-cirinya sejak dini. Apa aja ciri-cirinya?
Dikatakan psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre Ratih Zulhaqqi, ada tiga ciri anak cerdas yaitu mampu beradaptasi, bisa menyelesaikan situasi yang bermasalah, dan mereka bisa belajar dari kesalahan. Sehingga, anak nggak mengulang kesalahan yang pernah dia lakukan.
Soal mampu beradaptasi ini dipengaruhi oleh temperamen anak, Bun. Seperti kita tahu ada anak yang memiliki temperamen easy alias mudah beradaptasi, slow to warm up atau butuh waktu untuk beradaptasi dan difficult alias sulit beradaptasi.
"Temperamen ini bisa dibilang udah bawaan bayi dan bersifat genetik. Temperamen orang tua kayak apa biasanya menurun ke anaknya. Tapi, temperamen ini bisa diminimalkan. Buat anak yang termasuk diffcilut child kita kasih kesempatan dia sering ketemu lingkungan baru," kata Ratih waktu ngobrol sama HaiBunda usai Cerita Bunda bersama HaiBunda dan Morinaga Platinum di Kembang Kencur, Pejaten, Jakarta, baru-baru ini.
 Cerita Bunda bersama HaiBunda dan Morinaga Platinum yang membahas kecerdasan anak/ Foto: Karilla |
Saat anak dengan temperamen difficult bertemu lingkungan baru, sebagai orang tua kita nggak perlu mendorong-dorong anak atau dengan kata lain memaksa mereka, Bun. Tapi, ajak dia masuk ke lingkungan baru, didukung untuk bisa masuk ke lingkungannya dan diapresiasi ketika dia udah bisa melakukan adaptasi.
Kemudian bisa menyelesaikan situasi bermasalah artinya anak nggak sebentar-sebentar merengek minta tolong ketika mereka berada di situasi sulit. Di sini, orang tua perlu memahami dan memberi kesempatan anak untuk menyelesaikan masalahnya.
"Ketiga ciri ini nggak berbanding terbalik ya. Artinya anak nggak punya salah satu dari tiga ciri itu berarti nggak
cerdas. Artinya problem solvingnya sesuai dengan masalahnya, bisa adaptasinya juga sesuai tahapan berkembangan anak. Basic-nya tahap perkembangan anak dan tugas perkembangan anak," tutur Ratih yang juga praktik di Klinik Kancil Duren Tiga ini.
(rdn)