Jakarta -
Di momen Lebaran Idul Adha, setelah menyantap ketupat dan teman-temannya biasanya ada tradisi penyembelihan hewan
kurban. Kadang anak-anak pun tertarik dan penasaran melihat hewan kurban yang disembelih.
Jika orang tua hendak mengajak anak melihat penyembelihan hewan kurban, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan nih. Menurut psikolog klinis, Christina Tedja, pada dasarnya jika berkaitan dengan anak, itu semua adalah genetik dan hasil pembelajaran. Dalam hal ini, apa saja yang dilihat anak bisa menjadi contoh untuk dipelajari dan dilakukan kembali oleh anak.
"Karena itu, perlu banget adanya informasi penjelasan yang melatarbelakangi proses penyembelihan hewan kurban kalau-kalau mau ajak anak lihat hewan-hewan yang disembelih," kata psikolog yang akrab disapa Tina ini saat ngobrol dengan HaiBunda.
Tina menambahkan pada kasus tertentu seperti pada anak yang lebih sensitif atau fobia darah, bisa saja ketika melihat proses penyembelihan hewan kurban dia jadi takut dan menangis. Hal ini bukan nggak mungkin bakal jadi memori yang berkesan buruk bagi anak.
"Jadi kalau ditanya apakah boleh atau tidak melihat proses penyembelihan hewan kurban maka dikembalikan lagi ke orang tuanya. Apakah sudah membekali anak dengan latar belakang proses penyembelihan tersebut?" papar Tina.
Lihat fokus utamanya, apakah orang tua sudah tahu tipe anak seperti apa? Misalnya si kecil termasuk anak tang sensitif atas apa yang dilihat atau merasa baik-baik saja setelah melihat hewan kurban disembelih karena sudah dijelaskan tentang makna penyembelihan hewan
kurban saat Idul Adha. Karena itu, Tina menyarankan, lebih baik pada anak yang sensitif atau punya kondisi khusus lainnya tidak diajak melihat penyembelihan hewan tersebut.
"Namun, pada anak yang sensitif, meski sudah dijelaskan biasanya bisa jadi muncul rasa takut, khawatir, trauma, rasa kasihan yang tak berkesudahan, sedih atau lainnya," ungkap Tina.
(rdn)