
parenting
Cerita Ketabahan Nabi Ibrahim & Ismail tentang Qurban Jelang Hari Raya Idul Adha
HaiBunda
Jumat, 01 Jul 2022 22:45 WIB

Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu momen spesial bagi umat Muslim. Hari raya qurban ini mengingatkan kita pada keikhlasan dan ketabahan kisah Nabi Ibrahim AS dalam melaksanakan perintah Allah SWT.
Kisah Nabi Ibrahim ini menjadi contoh ketaatan seorang hamba Allah dalam melaksanakan perintah Sang Pencipta, di mana ia rela mengorbankan anak laki-lakinya untuk dikorbankan. Kisah Nabi Ibrahim AS yang melegenda ini pun sangat bagus diceritakan pada anak, Bunda.
Ya, ketaatan Nabi Ibrahim untuk melaksanakan perintah Allah tersebut sangat luar biasa. Bahkan, ia merelakan putra laki-laki yang sejak lama kehadirannya dinantikan.
Dengan mengetahui kisah Nabi Ibrahim saat hendak menyembelih Nabi Ismail, anak bisa tahu makna dibalik menyembelih hewan kurban di hari Idul Adha. Melansir dari buku Kisah Nabi Ibrahim AS oleh Ajen Dianawati, berikut ini cerita singkat Nabi Ibrahim dan putranya ketika diperintahkan Allah untuk berkurban.
Ismail ialah putra yang kehadirannya dinantikan sejak lama
Perkawinan Nabi Ibrahim AS dengan istrinya, Sarah sudah berjalan puluhan tahun. Namun, pernikahan mereka tak kunjung dikarunia seorang anak. Memikirkan hal ini, Nabi Ibrahim dan Sarah sangat sedih hatinya. Tak bosan-bosannya mereka terus berdoa kepada Allah.
Sampai satu ketika Sarah pun menyadari kalau dirinya sudah tua dan tak mungkin lagi memberikan keturunan bagi suaminya. Sarah akhirnya mendapatkan jalan, yaitu menikahkan suaminya dengan Hajar. Dengan lemah lembut Sarah menyampaikan hal itu. Ketika diminta menjadi istri bagi suaminya, Hajar justru terkejut.
“Bagaimana mungkin permintaan ini hamba terima? Hamba adalah pelayan hina sedangkan tuan Ibrahim adalah utusan Allah yang mulia,” kata Hajar merendah.
Sarah pun berusaha meyakinkan sampai akhirnya menikahlah Nabi Ibrahim dengan Hajar. Tak berselang lama, Hajar melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail.
Nabi Ibrahim AS diperintahkan menyembelih Ismail
Pada suatu hari, dalam tidurnya Nabi Ibrahim bermimpi bertemu dengan Allah. Dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Ismail. Diceritakanlah mimpi ini kepada anak dan istrinya, Hajar.
“Jika mimpi itu hanya sebagai bunga tidur semata janganlah engkau melakukannya. Tapi jika mimpi itu merupakan wahyu dari Allah hendaklah engkau patuhi. Dan saya berserah diri kepada Allah Yang Maha Pengasih terhadap hambanya,” kata Hajar.
Alih-alih menolaknya, Ismail dengan segera mengatakan bahwa ia rela mematuhinya jika memang itu perintah dari Allah.
Lalu, bagaimana Nabi Ibrahim AS semakin meyakini bahwa itu perintah Allah SWT? Simak kisah selengkapnya di halaman berikut!
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga cerita istri almarhum Syeh Jaber dalam video di bawah ini:
KISAH NABI IBRAHIM AS MENYEMBELIH ISMAIL, TERJADI PERISTIWA DI LUAR NALAR
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail jelang Idul Adha/ Foto: iStock
“Ayahku, jika memang itu adalah wahyu dari Allah yang harus dipatuhi maka saya pun rela untuk disembelih,” kata Ismail.
Keesokan harinya, Nabi Ibrahim AS membawa Ismail ke sebuah bukit untuk disembelih. Ternyata kabar ini diketahui oleh banyak orang. Mereka mengira bahwa Nabi Ibrahim telah menjadi gila. Jika itu benar, mereka berniat membunuh Nabi Ibrahim.
“Ayah, saya ikhlas disembelih tapi ketika ayah menyembelih saya sebaiknya mata ayah ditutup. Kemudian ayah harus mengira-ngira pada arah mana pedang itu dikenakan tepat di leher saya,” kata Ismail kepada ayahnya, sebelum disembelih.
Tersemburlah darah segar dari Ismail, menyaksikan hal itu Nabi Ibrahim gemetar sekujur tubuh. Nabi Ibrahim takut saat membayangkan tubuh anaknya itu sudah terpisah dari kepalanya.
Tapi alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim setelah penutup matanya dibuka. Ternyata tubuh Ismail sudah tergantikan dengan seekor biri-biri. Nabi Ibrahim kebingungan, sebab tidak ada satu ekor biri-biri pun di sana.
Dengan memuji kebesaran dan kekuasaan Allah, Nabi Ibrahim dan Ismail pun berpelukan. Kebahagiaan terasa dalam hati mereka karena telah berhasil melaksanakan perintah Allah seperti yang ada dalam mimpinya.
Dengan dipenuhi rasa syukur atas karunia Allah kepada keluarganya, mereka pun pulang ke rumah dengan perasaan suka cita. Di sepanjang perjalanan tak henti-hentinya memuji Allah.
Sementara itu, Hajar di rumah diliputi perasaan cemas dan bimbang. Sebagai seorang Bunda ia bersedih menghadapi cobaan tersebut. Hajar harus tetap merelakan putranya untuk dikorbankan karena itu perintah Allah.
Tatkala sedang merenung, terdengar sayup-sayup suara takbir dari kejauhan. Semakin lama suaranya semakin mendekat ke rumahnya. Alangkah terkejutnya ia menyaksikan Ismail kembali ke rumah dengan selamat seperti sedia kala. Hajar pun langsung bersujud syukur kepada Allah.
Melalui cerita Nabi Ibrahim AS dan Ismail inilah, Bunda bisa menularkan nilai-nilai kepatuhan pada Allah SWT ya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Kumpulan Kisah Nabi Ibrahim & Hikmah Cerita yang Patut Diteladani

Parenting
Kumpulan Khutbah Idul Adha Menarik: Sejarah, Kisah Nabi Ibrahim & Ismail, Ceritakan ke Anak

Parenting
Ceritakan Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail pada Anak, Asal Mula Kurban Idul Adha

Parenting
Kisah Mukjizat Nabi Ibrahim Tahan Dibakar Api untuk Diceritakan ke Buah Hati

Parenting
Ajari Anak Nilai Aqidah dari Kisah Nabi Ibrahim Yuk, Bunda


11 Foto
Parenting
Foto: Lucu! Ekspresi Anak Saat Foto Sama Hewan Kurban
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda