Los Angeles, California -
Tak setiap orang kuat dan bisa bangkit setelah terjatuh berkali-kali. Terlebih yang membuat jatuh adalah orang-orang di lingkungan sekitarnya. Namun, hal itu menjadi motivasi dan inspirasi sendiri bagi Kheris Rogers. Anak perempuan berusia 12 tahun yang menjadi
korban bullying itu kini menjadi pengusaha sukses.
Kheris diejek tanpa henti di sekolah karena warna kulitnya yang gelap. Ia menjadi korban bullying sejak awal masuk kelas satu sekolah dasar.
"Saya pergi ke sekolah yang tidak banyak orang dengan warna kulit yang bermacam-macam. Anak-anak memanggil saya dengan sebutan jahat, mereka tak ingin bermain dengan saya dan saya tak pernah diundang ke pesta ulang tahun," kata Kheris Rogers kepada
Babble.
Bahkan setelah ibunya memindahkannya ke sekolah yang lebih beragam, bullying terus berlanjut.
"Kami pikir akan lebih cocok di sekolah baru. Tetapi sebaliknya, saya sekarang juga diejek oleh orang lain karena kulit saya gelap. Untungnya saya memiliki keluarga yang mendukung, termasuk seorang nenek yang tidak pernah membiarkan saya merasa terpuruk," kata Kheris.
Perkataan neneknya selalu Kheris tanamkan di dalam benaknya. Neneknya selalu mengingatkan Kheris untuk mencintai diri sendiri. Tak cuma sang nenek, kakak perempuannya, Taylor mendukung dan memposting foto Kheris di Twitter.
"Adik saya hanya berusia 10 tahun, tapi ia tampil percaya diri dengan warna kulitnya #FlexinInHerComplexion," tulis Taylor.
Berkat tweet Taylor itu, Kheris menjadi viral diperbincang netizen. Ternyata banyak dari netizen memiliki pengalaman yang sama dengan Kheris. Akhirnya, Kheris dan keluarga memutuskan untuk membuat kaos yang bertuliskan 'Flexin' in My Complexion' artinya 'Nyaman dengan Warna Kulitku'. Dalam sekejap bisnisnya untung dan menghasilkan omzet kurang lebih Rp 1,4 miliar pada pembukaan di tahun pertama.
Bisnis pakaian Kheris mendapat perhatian dari beberapa selebriti, termasuk LeBron James, Snoop Dogg, dan Alicia Keys. Bahkan aktris Lupita Nyong'o memakai kaos hitam dengan huruf kuning terang di foto Instagram untuk mempromosikannya.
Kesuksesan Kheris membuat dia bepergian ke berbagai negara. Kheris memberi dukungan serta inspirasi pada
korban bullying.
"Orang-orang yang menindas orang lain hanya merasa tidak aman dan tidak bahagia dengan diri mereka sendiri, jadi mereka berusaha membawa kita jatuh bersama mereka. Jangan takut untuk membela apa yang kita yakini dan selalu katakan pada seseorang saat kita mengalami kesulitan," tutur Kheris.
Kheris Rogers adalah salah korban bullying yang menginspirasi. Sayangnya nggak semua anak bisa setegar Kheris. Dijelaskan psikolog anak dan remaja Anna Surti Ariani, ketika dibandingkan antara dampak bullying yang dialami atau dilakukan orang dewasa, anak akan merasakan dampak yang lebih kuat.
"Anak itu bisa dibilang saringannya kayak belum benar-benar jadi. Jadi dia konsep dirinya cenderung menjadi lebih buruk dan dampaknya bakal lebih kentara ketika bullying dialami di masa kanak-kanak," terangnya kepada
detikcom.
Meski demikian, bila bullying dilakukan atau dialami anak-anak, proses 'pemulihan' atau terapinya bisa berjalan lebih efektif dan lebih cepat dicapai, utamanya jika durasinya sama.
"Efeknya bisa jadi lebih parah, tapi ketika betul-betul ditangani dengan benar, justru perbaikannya lebih cepat dibandingkan ketika itu dilakukan pada orang dewasa," papar psikolog yang berpraktik di Klinik Terpadu Universitas Indonesia itu.
(aci/nwy)