parenting
Peran Orang Tua dan Guru Sama-sama Penting dalam Pendidikan Anak
Sabtu, 06 Oct 2018 06:54 WIB
Jakarta -
Siapa sih yang nggak bangga ketika anak berprestasi. Eits, tapi jangan salah. Prestasi yang dicapai anak nggak lepas dari peran penting guru dan orang tua serta kerja sama antara keduanya dalam mendidik si kecil.
Najelaa Shihab, pendidik, psikolog sekaligus inisiator Kampus Guru Cikal mengatakan, guru dan orang tua memang seharusnya bermitra dengan baik. Sayang, faktanya seringkali kita dengar hubungan kedua peran penting ini jadi rumit bahkan berujung konflik.
"Orang tua anak yang udah dekat sama gurunya aja suka ada konflik. Itu makanya ada kasus guru mukulin murid, orang tua mukulin guru anaknya dan sebagainya, karena di mereka nggak ada yang namanya memanusiakan hubungan," ungkap wanita yang akrab disapa Ela pada acara Temu Pendidik Nusantara (TPN) 2018, 'Memanusiakan Hubungan, Mendorong Perubahan Pendidikan Berkelanjutan' di Sekolah Cikal, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018).
Menurut Ela, kita semua seringkali lupa bahwa pendidikan itu tentang manusia, bukan hanya soal prasarana dan fasilitas. Itu mengapa dibutuhkan komunikasi yang erat antara guru dan orang tua dalam mendidik anak.
"Untuk mencapai tujuan pendidikan apapun nggak bisa hanya pihak sekolah atau orang tua saja. Tapi harus melibatkan pihak lain sebanyak mungkin, kita mau anak-anak menjadi teladan dengan melihat sikap guru-gurunya karena itu para guru juga perlu kemerdekaan dalam belajar dan mengajar," tutur Ela.
Banyaknya kasus kekerasan, perundungan, dan intoleran di sekolah dinilai Ela sebagai kegawatdaruratan yang terlambat ditangani. Padahal masalah dasarnya yakni nggak ada relasi dan interaksi yang terjadi antara pemangku kepentingan, guru dan orang tua.
Seperti halnya penganiayaan guru oleh orang tua siswa yang terjadi. Sebagai solusi, pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto meminta guru, orang tua dan siswa duduk bersama membahas aturan dan sanksi. Kekerasan di dunia pendidikan harus dihentikan.
"Pertama di lingkungan sekolah, guru harus sadar pada dasarnya semua anak itu baik, sehingga tidak harus mengajar dengan kekerasan dan agar tidak terjadi kembali kekerasan baik guru ke siswa, siswa ke guru atau bahkan orang tua kepada guru," kata Seto seperti dilansir detikcom.
Seto melanjutkan, kalau dibicarakan bersama dengan siswa, orang tua siswa, guru dan sekolah duduk bersama membuat aturan serta komitmen bersama lsinya tentang bagaimana cara memberikan sanksi, itu akan membuat lingkungan sekolah menjadi demokratis dan tidak otoriter.
Dalam kesempatan yang sama, Mardi Wu selaku Direktur Utama Nutrifood menambahkan, harta yang besar dalam suatu perusahaan adalah kompetensi dari orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Mardi percaya bahwa membangun masyarakat yang lebih jauh ke depannya harus dimulai sedini mungkin terutama dalam belajar kepemimpinan, dan korporasi adalah pihak lain dalam pembentukan karakter anak.
"Sekarang perusahaan nggak cuma nyumbang dana, beasiswa dan sebagainya untuk pendidikan tapi ikut bantu membina anak-anak sedari kecil. Kita bisa memulai dari awal memanusiakan manusia dari calon pemimpin, maka sudah tugas korporasi dalam memulai hal tersebut," imbuh Mardi.
(aml/rdn)
Najelaa Shihab, pendidik, psikolog sekaligus inisiator Kampus Guru Cikal mengatakan, guru dan orang tua memang seharusnya bermitra dengan baik. Sayang, faktanya seringkali kita dengar hubungan kedua peran penting ini jadi rumit bahkan berujung konflik.
"Orang tua anak yang udah dekat sama gurunya aja suka ada konflik. Itu makanya ada kasus guru mukulin murid, orang tua mukulin guru anaknya dan sebagainya, karena di mereka nggak ada yang namanya memanusiakan hubungan," ungkap wanita yang akrab disapa Ela pada acara Temu Pendidik Nusantara (TPN) 2018, 'Memanusiakan Hubungan, Mendorong Perubahan Pendidikan Berkelanjutan' di Sekolah Cikal, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018).
Menurut Ela, kita semua seringkali lupa bahwa pendidikan itu tentang manusia, bukan hanya soal prasarana dan fasilitas. Itu mengapa dibutuhkan komunikasi yang erat antara guru dan orang tua dalam mendidik anak.
![]() |
Banyaknya kasus kekerasan, perundungan, dan intoleran di sekolah dinilai Ela sebagai kegawatdaruratan yang terlambat ditangani. Padahal masalah dasarnya yakni nggak ada relasi dan interaksi yang terjadi antara pemangku kepentingan, guru dan orang tua.
Seperti halnya penganiayaan guru oleh orang tua siswa yang terjadi. Sebagai solusi, pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto meminta guru, orang tua dan siswa duduk bersama membahas aturan dan sanksi. Kekerasan di dunia pendidikan harus dihentikan.
"Pertama di lingkungan sekolah, guru harus sadar pada dasarnya semua anak itu baik, sehingga tidak harus mengajar dengan kekerasan dan agar tidak terjadi kembali kekerasan baik guru ke siswa, siswa ke guru atau bahkan orang tua kepada guru," kata Seto seperti dilansir detikcom.
![]() |
Dalam kesempatan yang sama, Mardi Wu selaku Direktur Utama Nutrifood menambahkan, harta yang besar dalam suatu perusahaan adalah kompetensi dari orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Mardi percaya bahwa membangun masyarakat yang lebih jauh ke depannya harus dimulai sedini mungkin terutama dalam belajar kepemimpinan, dan korporasi adalah pihak lain dalam pembentukan karakter anak.
"Sekarang perusahaan nggak cuma nyumbang dana, beasiswa dan sebagainya untuk pendidikan tapi ikut bantu membina anak-anak sedari kecil. Kita bisa memulai dari awal memanusiakan manusia dari calon pemimpin, maka sudah tugas korporasi dalam memulai hal tersebut," imbuh Mardi.