Jakarta -
Mengendalikan emosi bukanlah hal mudah, apalagi untuk anak-anak. Mereka kerap mengekspresikan emosi mereka dengan main fisik, seperti memukul maupun menendang. Itu sebabnya, Bunda mesti tahu bagaimana bersikap saat anak dalam kondisi ini.
Menurut Richard Tremblay, Direktur Center of Excellence untuk Pengembangan Anak Usia Dini di Montreal dan Joa Durrant, psikolog dan profesor Ilmu Sosial Keluarga di Universitas Manitoba di Winnipeg memukul, menendang, dan menggigit adalah perilaku normal untuk anak-anak dalam kelompok usia 1-2 tahun.
"Kami mampu menyerang dan membela, tetapi selama masa kanak-kanak kita belajar untuk tidak menggunakan agresi fisik," kata Richard dilansir
today's parent.
Lebih lanjut Joa menegaskan bahwa perlu bantuan orang tua atau pengasuh agar mengajarkan anak-anak untuk menghambat dorongan alami seperti memukul, menendang,cmaupun menggigit ketika mereka kesal.
Dikutip
detikcom psikolog anak dan remaja Alzena Masykouri, mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah anak agar tidak memukul saat marah. Tetapi, bagi anak-anak hal ini tidak bisa terjadi secara alamiah, harus dibantu oleh orang tua dan juga orang-orang di sekitarnya. Untuk itu diperlukan latihan bagi anak-anak.
Alzena pun menuturkan bahwa ada hal-hal penting yang bisa diajarkan orang tua pada si kecil mengenai perasaannya. Seperti mampu mengendalikan emosi yang dirasakannya, mengidentifikasi perasaan dan alasannya, dan meluapkan emosinya dengan cara tepat dan benar.
Jika anak memukul saat marah, Bunda bisa bilang 'Kamu tidak sepatutnya memukul saat marah. Kamu boleh nangis, teriak, tapi tidak menyakiti orang lain'. Jika anak sedang sangat emosi, biarkan anak untuk teriak atau menangis, Bun. Tetapi setelah itu Bunda mesti beri penjelasan pada anak dia tidak boleh kesal lagi.
Lebih dalamnya Alzena menerangkan orang tua bisa memberikan beberapa solusi untuk anak jika ia sedang merasa sangat kesal atau sangat marah agar tidak memukul atau menyakiti orang lain. Seperti menyuruh anak menarik napas dalam sebanyak 10 kali. Setelah itu berbicara, membiarkannya menyendiri dulu untuk beberapa waktu sampai ia merasa lega, atau Bunda bisa memeluknya.
"Latihan ini tidak bisa instan karena anak-anak kadang suka lupa dan spontan, serta orang tua tidak boleh membalas dengan memukul atau memarahinya," kata Alzena.
Nah Bun, pahami emosi si kecil sejak dini. Ketika mereka marah lalu memukul, Bunda jangan terpancing emosi pula. Sebagai orang tua kita mesti sabar menghadapi tingkah laku anak. Selalu beri contoh positif pada mereka ya.
(nwy/nwy)